Oleh : E. Rachma
Aksi pawang hujan di sebuah acara terulang kembali. Sebuah video yang diunggah pada Minggu, 12 Juni, memperlihatkan aksi Rara si pawang hujan melakukan ritual pawang hujan di konser musik, Now Playing Festival 2022, di Lapangan Manunggal Brigif 15/Kujang 11, Cimahi, Bandung. Sebelumnya Rara juga pernah melakukan aksinya menjadi pawang hujan pada bulan Maret lalu di gelaran MotoGP Mandalika.
Aksi menggunakan pawang di Indonesia, sekarang ini makin banyak terjadi. Pawang hujan merupakan sebutan bagi seseorang dalam masyarakat Indonesia yang dipercaya memiliki ilmu gaib dan dapat mengendalikan hujan atau cuaca. Umumnya, pawang hujan mengendalikan cuaca dengan memindahkan awan. Jasa pawang hujan biasanya dipakai untuk acara-acara besar seperti perkawinan, konser musik dan banyak lagi.
Melihat tujuan beberapa kegiatan menggunakan pawang hujan, bahkan di acara bertaraf nasional, sungguh jelas bahwa yang mengundang pawang tersebut, 'percaya' kepada si pawang hujan untuk mengendalikan hujan.
Bila kita mencermati, negeri ini sudah banyak diliputi oleh hal-hal yang menyekutukan Allah swt. Kategori mempercayai dan meminta pertolongan kepada selain Allah swt. merupakan perkara dosa besar. Terutama hal ini dilakukan di acara even nasional. Belum lagi perbuatan yang sudah menjadi 'lumrah' atau 'dibiarkan' di negeri ini seperti praktik riba, membuka aurat, pacaran, dan yang lebih parah adalah perilaku LGBT, dan masih banyak lagi perbuatan yang melanggar perintah Allah swt.
Keberkahan, kerahmatan, dan kemakmuran sebuah negeri tentu tidak hanya tergantung pada pengelolaan negara oleh pemimpin negara, namun juga hal-hal tersebut dapat diraih ketika negeri ini seluruh rakyatnya berbuat yang benar (melaksanakan perintah Allah swt. dan menjauhi segala larangan-Nya).
Jangankan sebuah negeri, sebuah keluargapun juga akan mendapat keselamatan dunia akhirat dan mendapat perlindungan serta keberkahan dari Allah swt. ketika mentaati-Nya. Semoga negeri ini dan juga negeri-negeri yang lain dapat segera sadar dan kembali pada aturan Allah swt. baik dalam individu, keluarga, masyarakat, maupun tata kelola negara. video yang diunggah pada Minggu, 12 Juni, memperlihatkan aksi Rara si pawang hujan melakukan ritual pawang hujan di konser musik, Now Playing Festival 2022, di Lapangan Manunggal Brigif 15/Kujang 11, Cimahi, Bandung. Sebelumnya Rara juga pernah melakukan aksinya menjadi pawang hujan pada bulan Maret lalu di gelaran MotoGP Mandalika.
Aksi menggunakan pawang di Indonesia, sekarang ini makin banyak terjadi. Pawang hujan merupakan sebutan bagi seseorang dalam masyarakat Indonesia yang dipercaya memiliki ilmu gaib dan dapat mengendalikan hujan atau cuaca. Umumnya, pawang hujan mengendalikan cuaca dengan memindahkan awan. Jasa pawang hujan biasanya dipakai untuk acara-acara besar seperti perkawinan, konser musik dan banyak lagi.
Melihat tujuan beberapa kegiatan menggunakan pawang hujan, bahkan di acara bertaraf nasional, sungguh jelas bahwa yang mengundang pawang tersebut, 'percaya' kepada si pawang hujan untuk mengendalikan hujan.
Bila kita mencermati, negeri ini sudah banyak diliputi oleh hal-hal yang menyekutukan Allah swt. Kategori mempercayai dan meminta pertolongan kepada selain Allah swt. merupakan perkara dosa besar. Terutama hal ini dilakukan di acara even nasional.
Belum lagi perbuatan yang sudah menjadi 'lumrah' atau 'dibiarkan' di negeri ini seperti praktik riba, membuka aurat, pacaran, dan yang lebih parah adalah perilaku LGBT, dan masih banyak lagi perbuatan yang melanggar perintah Allah swt.
Keberkahan, kerahmatan, dan kemakmuran sebuah negeri tentu tidak hanya tergantung pada pengelolaan negara oleh pemimpin negara, namun juga hal-hal tersebut dapat diraih ketika negeri ini seluruh rakyatnya berbuat yang benar (melaksanakan perintah Allah swt. dan menjauhi segala larangan-Nya).
Jangankan sebuah negeri, sebuah keluargapun juga akan mendapat keselamatan dunia akhirat dan mendapat perlindungan serta keberkahan dari Allah swt. ketika mentaati-Nya. Semoga negeri ini dan juga negeri-negeri yang lain dapat segera sadar dan kembali pada aturan Allah swt. baik dalam individu, keluarga, masyarakat, maupun tata kelola negara.