Resume kajian On-Air ajang Keluarga Sakinah DSK103,2 FM
Ketika bersikap kepada anak, orang tua harus bisa membedakan antara bersikap kepada anak yang masih usia balita, anak usia mumayiz, usia pra balig, balig dan dewasa. Sehingga orang tua dapat menjalinan komunikasi yang baik dengan anak untuk menghindari terjadinya konflik.
Orang tua diberikan tanggung jawab oleh Allah SWT untuk mengasuh, mendidik dan juga mengarahkan anak, akan seperti apa anak nantinya. Ini yang dikabarkan oleh Rasulullah Saw. melalui sabdanya:
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanya lah yang membuat dia itu menjadi seorang Yahudi, Nasrani maupun Majusi."
Orangtua harus bisa memposisikan diri sebagai pendamping yang baik bagi anak dengan cara memperhatikan tumbuh kembang anak, karena dibutuhkan bimbingan dan juga pendampingan orangtua pada setiap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ustadzah Umi Hamzah, pengisi tetap ajang Keluarga Sakinah DSK 103,2 FM menyampaikan bahwa dibutuhkan sandaran yang kuat ketika membimbing anak, sandaran yang kuat yaitu berasal dari Allah dan Rasul-Nya.
Karena seiring perkembangan anak baik secara fisik maupun mental maka pengajaran, pendidikan, pelatihan betul-betul harus ketat apalagi ketika anak menginjak usia remaja atau masa pubertas agar anak bisa melewati masa tersebut dengan baik, tidak sampai terjerumus kedalam hal yang membahayakan dirinya, keluarga dan agamanya.
Didalam Al-Qur'an akan kita dapati bagaimana Allah memberikan tuntunan kepada kita cara berkomunikasi dengan anak yang sudah dewasa.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَا لَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَا مِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَا نْظُرْ مَا ذَا تَرٰى ۗ قَا لَ يٰۤاَ بَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.""
(QS. As-Saffat 37: Ayat 102)
Didalam surah As-Saffat: 102, dapat kita tarik ibrah atau pelajaran didalamnya dari Nabi Ibrahim as. dimana beliau mengajak berdialog putranya pada saat melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya Nabi Ismail as.. ketika anaknya sudah berusia matang. Nabi Ibrahim tidak memberikan perintah kepada Nabi Ismail as. tetapi dengan berbentuk pertanyaan. Jadi, tidak dalam bentuk perintah tetapi meminta pendapat dari anak.
Begitu juga dari aktivitas Rasulullah Saw. bisa kita dapati contoh terbaik dalam mendidik anak-anak usia remaja. Beliau saw. memiliki metode yang juga harus kita ikuti dalam mendidik anak usia puber ini.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. didatangi oleh seorang pemuda yang meminta untuk diizinkan berzina. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: "Apa engkau menyukai orang lain berzina dengan ibumu?" Pemuda itu berkata: "Tidak wahai Rasulullah." maka kata Rasulullah: "Orang-orang juga tidak akan menyukai jika engkau berzina dengan ibu-ibu mereka." Rasulullah bersabda kembali "Apa engkau menyukai orang lain berzina dengan putrimu?" pemuda itu menjawab "Tidak. Demi Allah Wahai Rasulullah, semoga Allah menjadikanku menjadi penebus tuan." lalu Rasulullah meletakkan tangan beliau kepada pemuda itu dan berdoa "Ya Allah ampunilah dosa-dosanya, bersihkan hatinya, jagalah kemaluannya." setelah itu pemuda itu tidak melirik apapun.
Dari kisah diatas kita dapati bagaimana mendidik anak diusia puber ini. Pertama, ajak anak untuk diskusi, orangtua dapat memposisikan diri sebagai teman dari anak diusia remaja ini sehingga anak tidak sungkan untuk bercerita mengenai masalah apapun yang tengah dihdapinya. Selain itu didalam berdiskusi orang tua dapat memberikan banyak pertanyaan tanpa kesan menginterogasi. Orang tua bisa memulai dengan obrolan santai. Dan orangtua juga harus menguasai psikologi anak, ketika orang tua memberikan solusi atas permasalahan anak, orang tua dapat menggunakan kata yang bisa dipahami anak tanpa menyinggung perasaan anak.
Tantangan orang tua saat ini dalam mengajari, mendidik, membimbing dan juga melatih anak adalah adanya gadget. Anak lebih banyak berkomunikasi dengan gadget daripada dengan orang tua, anak lebih banyak mencari solusi permasalahannya dari gadget daripada orang tuanya.Tapi InSyaa Allah dengan niat yang kuat dan mencontoh metode Rasulullah saw. dalam mengarahkan dan mendidik anak, akan hadir ditengah-tengah kita generasi yang kita harapkan yaitu generasi yang tangguh dan berkualitas, memiliki pemahaman Islam sehingga mereka mampu untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk, dan siap menjadi pembela Islam. wallahu 'alam.
Oleh: Tia Febriani
Jumat, 10 Juni 2022
Narasumber : Ustadzah Umi Hamzah
Tags
Opini