Oleh: Tri S, S.Si
Akhir-akhir ini umat kembali dihebohkan dengan berita Konvoi rombongan sepeda motor beratribut Khilafatul Muslimin yang muncul di Cawang, Jakarta, Brebes, Jawa Tengah, dan Lampung sejak hari Minggu (30/05) hingga Kamis (02/06). Peristiwa itu terekam dalam sebuah video dan beredar di media sosial. Dalam video itu terlihat salah satu tulisan yang dibawa oleh rombongan adalah ‘Sambut Kebangkitan Khilafah Islamiyah’. Belakangan diketahui pihak yang menginisiasi konvoi itu berasal dari kelompok Khilafah Muslimin (CnnIndonesia.com, 2 Juni 2022).
Sontak, aksi konvoi itu langsung diselidiki pihak aparat. Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan menyebut konvoi itu tidak dibenarkan di Indonesia karena tidak sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Zulpan mengungkap pihaknya akan memburu serta melakukan pemeriksaan kepada para pelaku konvoi (suaraislam.com, 6/6/2022).
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Iqbal Alqudusy misalnya, lantas menindak pelaku. Menurutnya hal itu termasuk pelanggaran, yakni menyelenggarakan konvoi kendaraan roda dua dan melakukan penyebaran pamflet selebaran berupa maklumat serta nasihat dan imbauan yang diduga memuat berita bohong atau belum pasti di masyarakat serta berpotensi makar. Pasal yang diterapkan yaitu Pasal 14 ayat 1 dan atau 15 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan atau 107 jo 53 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Sementara Forum Kerukunan Umat Beragama dari ormas Islam dan Majelis Ulama Kabupaten Brebes, Jawa Tengah pun sepakat menolak seluruh kegiatan Khilafatul Muslimin di Kabupaten Brebes. Termasuk Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, ia menegaskan, khilafah jelas di larang di Indonesia.
Jadi semakin jelas kebengisan sistem ini, Konvoi Khilafatul Muslimin menjadi alasan pemerintah membuat aturan lebih keras terhadap ajaran Islam (khilafah) atas nama perang melawan radikalisme dan di saat yang sama membiarkan promosi massif terhadap ajaran sekuler yang merusak (Lgbt, liberalisme) maupun praktik korup rezim yang kian subur dan tidak ada sanksi yang jelas dan tegas. Sebagian Muslim banyak yang fobia dengan istilah-istilah yang berasal dari ajaran agamanya sendiri, seperti syariah dan Khilafah. Mereka terpesona dengan gagasan Barat, yakni HAM dan demokrasi lalu menganggapnya sebagai bentuk tunggal pemerintahan ideal tanpa melakukan kajian mendalam alias closed-minded terhadap gagasan selainnya. Kemajuan fisik serta kemegahan yang telah dicapai oleh negara-negara maju banyak menyilaukan sebagian ummat Islam, bahkan dengan tergesa-gesa mengkriminalisasi ajaran Islam yakni Khilafah. Sebuah upaya gegabah hanya melihat peristiwa-peristiwa minor yang berangkat dari mental inferior bangsa pengekor.
Para Penguasa negeri-negeri Muslim seolah mengalami krisis identitas. Sesungguhnya, inilah yang dikehendaki oleh Kafir Barat yang memusuhi Islam dan mereka sangat berkepentingan mempromosikan islamofobia. Tujuannya agar ummat Islam melihat agamanya sendiri dengan raut muka malu dan minder. Tak hanya itu, ummat Islam digiring menjauhi atribut dan simbol-simbol keislaman, lalu beralih kepada style sekuler dan liberal. Itulah kerusakan sistem Demokrasi Kapitalis Sekuler yang merusak bangsa umat muslim keseluruhan. Hal ini juga menjadi momentum mereka untuk menghalangi pemuda muslim untuk mengenal utuh ajaran agamanya sendiri, karena monsterisasi terhadap khilafah dilakukan seiring penderasan arus kapitalisasi potensi pemuda.
Padahal sudah jelas khilafah merupakan sistem pemerintahan Islam warisan Rasulullah Muhammad SAW kepada kita sepeninggal beliau dan merupakan ajaran Islam yang mulia yang akan menyelesaikan seluruh permasalahan di dunia dengan sumber hukum yang jelas dan pasti kebenarannya karena turun langsung dari wahyu Allah SWT. Apabila hukum Islam di terapkan secara kaffah di berbagai lini maka permasalahan ummat muslim dan non muslim dapat terselesaikan. Khilafah adalah solusi tuntas untuk menyelesaikan permasalahan ummat baik muslim maupun non muslim yang pernah merasakan kesejahteraan hidup di bawah kepemimpinan seorang kholifah. Dan Kholifah lah yang akan menentukan setiap kebijakan yang akan diambil, dan keputusan bukan atas intervensi siapapun, seperti hal nya sekarang sistem pemerintahan yang berasal dari akal manusia yang sudah jelas lemah terbatas dan serba kurang.
Jadi sungguh aneh dan miris jika ada dari kalangan ummat Islam yang menempatkan diri pada koordinat yang sama dengan Kafir Barat. Patut kiranya kita renungkan firman Allah SWT. berikut: “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka, janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah.” (QS. An-Nisa: 89).
Setelah Allah mengabarkan tentang kesesatan mereka, kemudian Allah menggambarkan angan-angan yang ada dalam hati mereka, Dia berfirman: "Mereka tidak puas dengan kesesatan yang telah mereka perbuat, namun mereka juga menginginkan agar kalian menjadi seperti mereka dan menempuh jalan yang mereka tempuh sehingga Islam dapat dihancurkan. Kalian mengharapkan agar mereka mendapatkan hidayah, namun mereka mengharapkan kalian menjadi kafir dan tersesat".
Kemudian Allah memerintahkan untuk berlepas diri dari mereka dengan berfirman: "Janganlah kalian jadikan mereka sebagai orang-orang yang menolong kalian dalam melawan orang-orang musyrik sampai mereka mau beriman dan berhijrah dan mengikuti kalian dalam segala urusan". Jika mereka enggan untuk berhijrah di jalan Allah dan tetap di tempat mereka di luar kota Madinah, maka tangkaplah mereka jika kalian mampu dan bunuhlah mereka dimanapun kalian temui, baik itu di dalam tanah haram maupun di luarnya. Dan janganlah kalian jadikan mereka orang yang mengurusi urusan-urusan penting kalian dan janganlah kalian jadikan mereka orang-orang yang menolong kalian dalam melawan musuh. Oleh sebab itu tidak ada yang salah dari konvoi khilafah, karena umat sudah mulai sadar bahwa sistem ini rusak dari akarnya yang berasal dari akal manusia yang terbatas serba kurang dan butuh pada yang lain yaitu Allah Swt tempat kembali manusia. Umat butuh sistem yang dapat menaungi yaitu Khilafah yang kelak akan di pimpin oleh seorang Khalifah.
Umat semestinya paham, bahwa ajaran Islam kaffah dan Khilafah hanya sedang menjadi kambing hitam, bahkan monster menakutkan. Umat justru harus meyakini bahwa berpegang teguh pada aturan-aturan Allah merupakan kunci kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat, karena Dia adalah Rabb sekalian alam, Yang Maha Tahuahu, Maha Adil dan Maha Sempurna. Penegakannya oleh institusi Khilafah, justru merupakan obat yang dibutuhkan bagi seluruh problem kehidupan akibat sistem rusak yang penerapannya dipaksakan atas mereka. Sehingga menolaknya, hanya akan menjerumuskan manusia pada kesempitan hidup, tak hanya di akhirat, tetapi juga di dunia. Allah Swt. berfirman:
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha: 124)
Namun, tidak hanya itu. Umat juga harus memastikan bahwa diri mereka selalu berada di barisan pengemban dakwah yang mukhlis, yang siang malam berjuang mewujudkan Khilafah, dengan mencontoh metode dakwah Rasulullah saw. yakni melalui dakwah pemikiran tanpa kekerasan. Dengan cara ini, mereka berarti telah mengambil posisi terbaik sebagai pemegang estafet risalah Islam yang layak mendapat kemuliaan kelak di sisi Allah Swt.