Oleh : Anis Nofitasari
Hampir 3 tahun wabah covid-19 ternyata belum benar-benar berakhir. Meski lambat laun kemajuan akan kasus yang ada telah berkurang, bahkan aktifitas publik di beberapa daerah sudah hampir menunjukkan rutinitasnya seperti sedia kala, hal itu bukan menjadi indikator masyarakat terbebas dari pandemi.
Senyum merekah karena akan kembali pada aktifitas sedia kala harus ditahan lagi dengan adanya wabah lain yang juga memiliki tingkat bahaya bagi keberlangsungan hidup manusia. Ledakan kasus covid di Shanghai dan munculnya Hepatitis misterius yang mengancam jiwa anak menunjukkan bahwa wabah penyakit belum usai.
Dilansir dari TribunGorontalo.com, pembatasan aktifitas masyarakat masih tampak dengan intensitas yang telah dikurangi. Beberapa dari 25 juta warga Shanghai telah mendapat manfaat dari pelonggaran sementara tindakan pencegahan sejak Minggu, dengan biasanya hanya satu anggota rumah tangga yang diizinkan untuk berjalan-jalan sebentar, menghirup udara segar, dan sedikit berbelanja di supermarket. Dengan adanya ledakan kasus covid tersebut tentu menjadi pengingat bagi seluruh negara di dunia untuk terus waspada dan siaga agar tak lagi menyerang warga negara yang hidup di dalamnya.
Sedangkan di Indonesia sendiri, masyarakat dihadapkan ancaman baru. Pemerintah mengimbau warga Indonesia waspada terhadap penyakit Hepatitis serius yang menyerang anak-anak. Dilansir dari CNBC Indonesia, imbauan pemerintah tersebut diumumkan setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta meninggal dunia dalam waktu yang berbeda dengan rentang dua pekan terakhir hingga 30 April 2022. Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan Kementerian Kesehatan saat ini telah berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian Hepatitis akut. Utamanya melalui pemeriksaan secara lengkap.
"Selama masa investigasi, Kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan,menghindari kontak dengan orang sakit, serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," kata dr. Siti berdasarkan keterangan tertulis, dikutip Minggu (8/5/2022).
Pasalnya, sejak secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO, jumlah laporan kasus Hepatitis terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara. WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui Etimologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium di luar negeri telah dilakukan dengan virus Hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa penyakit tersebut harus benar-benar diwaspadai dan harus segera dicarikan solusi agar tak merambah dan bertambah hingga pelosok negeri, baik d dalam negeri maupun di luar negeri.
Sudah saatnya negara memikirkan masalah ini secara serius agar tidak meluber seperti halnya kasus covid seperti kemarin. Negara harus berupaya menghentikannya secara cepat. Membatasi gerak mobilisasi masyarakat untuk menekan kasus yang ada. Menerapkan lockdown dengan tanpa mengesampingkan kebutuhan rakyatnya. Sudah saatnya negara memutar balik haluan, menuju sistem Islam yang mensejahterakan.
Seperti halnya pada pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Di zaman pemerintahan beliau yang pada saat itu juga diuji oleh Allah melalui wabah penyakit, beliau segera mengambil keputusan untuk melakukan lockdown. Warga dalam negeri tidak boleh keluar dari daerah masing-masing atau bahkan dari negaranya sendiri dan warga negara asing tidak boleh masuk ke dalam negeri. Ummat dihimbau untuk berikhtiar dan menambah kedekatan kepada Rabb Semesta Alam. Rakyat diminta untuk tetap taat dan takwa dikala kegentingan wabah. Kebutuhan rakyat dicukupi oleh negara. Dengan begitu masyarakat akan tenang dan tidak khawatir meski pembatasan mobilitas tetap dilaksanakan.
Wallahu a'lam bissowab.
Tags
Opini