Ta'aruf vs Pacaran




Oleh : Manda
Aktivis Sosial Serdang Bedagai

Mencintai dan dicintai merupakan fitrah setiap manusia. Baik muda maupun tua, miskin maupun kaya. Semua pasti membutuhkan cinta.

Bicara tentang cinta pasti tidak akan ada habisnya. Setiap orang memiliki persepsi masing-masing tentang cinta. Namun yang menjadi persoalan bukanlah persepsi cinta itu sendiri. Tetapi sudah tepatkah kita menempatkan cinta sesuai dengan proporsinya masing-masing?

Mayoritas diantara kita melakukan kesalahan dalam menempatkan cinta. Khususnya dikalangan remaja. Sebagian dari mereka menempatkan cinta kepada manusia dan memaknai cinta dalam bentuk ketertarikan terhadap lawan jenis, kemudian mengekspresikannya dalam bentuk pacaran berkedok ta'aruf. Bahkan salah satu berita dimedia sosial yang cukup menyita perhatian publik adalah tentang jawaban habib Ja'far yang  menyamakan ta'aruf dengan pacaran.

Dikutip dari YouTube Rans Entertainment (23/04/2022) " jadi gini, hukumnya tergantung, dalam Islam itu ada namanya ta'aruf dan ta'aruf itu bisa disebut juga pacaran. Artinya keduanya itu saling mengenal dan saling berkomitmen untuk menikah."

Pernyataan habib Ja'far yang menyamakan ta'aruf dengan pacaran sontak menuai pro kontra dikalangan warganet. Ada yang memuji dakwah yang dinilai adem menentramkan hati remaja yang sedang dimabuk cinta. Namun tidak sedikit pula yang mengkritik keras pernyataan habib Ja'far yang disinyalir mengarah kepada penormalisasian kemaksiatan kalangan remaja. Lalu benarkah ta'aruf itu sama dengan pacaran?

Melihat dari fakta di lapangan, tentu jawabannya jelas tidak sama. Karena kedua aktivitas tersebut memiliki definisi dan tujuan yang berbeda.

Secara bahasa ta'aruf berasal dari kata ta'aarafa yata'arafu yang artinya saling mengenal. Adapun dari segi istilah ta'aruf adalah cara mengenal seorang laki- laki dan seorang perempuan yang bertujuan untuk saling mengenal kepribadian orang tersebut.

Allah SWT berfirman dalam QS Al-Hujurat ayat 13
" Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu.sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal. "

Dalam Islam , ta'aruf bertujuan untuk saling mengenal satu sama lain  menuju ikatan suci dalam pernikahan. Pengenalan secara mendalam dilakukan sesuai syariat Islam.

Lain halnya dengan pacaran. Pacaran merupakan aktivitas yang jauh dari tuntunan syariat islam. Dalam pacaran, perkenalan bertujuan hanya untuk bersenang- senang tanpa ada ikatan. Bahkan dalam pacaran terjadi aktivitas berkhalwat, pegangan tangan dengan lawan jenis, berpelukan, berciuman, bahkan sampai pada having sex before married.
Padahal mendekati zina  saja dilarang dalam Islam.

Allah SWT berfirman dalam QS Al-Isra ayat 32
" Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk."

Jika mendekati saja dilarang apalagi sampai melakukannya. Pacaran bukanlah solusi terbaik dalam mengekspresikan cinta. Salah dalam mengekspresikan cinta dapat mengotori kesucian cinta yang merupakan anugerah dari Allah SWT. Pacaran dengan berdalih ta'arufan juga tidak disyariatkan dalam Islam. Bahkan mengajak orang pacaran sama halnya dengan mengajak orang kepada kemaksiatan dan kesesatan.

Rasulullah Saw bersabda
" Siapa yang mengajak kepada kesesatan dia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tidak dikurangi sedikitpun" (HR Muslim).

Inilah buah dari liberalisasi hari ini. Menjadikan perkara hak dan bathil menjadi satu wadah. Nilai-nilai liberalisasi telah merusak tatanan kehidupan manusia. Bahkan tata pergaulan antara laki-laki dan perempuan tidak diatur dengan syariat Islam. Sistem sekuler liberal hanya memprovokasi pergaulan bebas. Sehingga ta'aruf pun disamakan dengan pacaran.

Alhasil tanpa syariat Islam masa depan remaja pun diambang kehancuran. Harapan cemerlang pun kandas tertebas oleh pergaulan bebas. Oleh karena itu kita membutuhkan peradaban Islam tegak untuk menjadi solusi problematika hidup manusia. Hanya aturan Allah SWT yang mampu mengatasinya.

Wallahu a'lam bi ash-shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak