Solusi Tuntas Krisis Pengangguran dalam Islam



Oleh : Afrin Azizah

Badan Pusat Statistik ( BPS ) melaporkan bahwa persentase pengangguran di Indonesia menurun menjadi 8,4 juta pada Februari tahun ini.

Dilansir dari (https://ekonomi.bisnis.com 09/05/2022 ).
Dari laporan yang disampaikan oleh BPS, penurunan yang terjadi terkait pengangguran tidak bisa dikategorikan berita baik melainkan semakin jelasnya PR bagi pemerintah untuk bergerak bagaimana cara agar pengangguran menurun sampai di angka 0. Karena jika menurut angka yang dilaporkan jelas bukan lah angka sedikit dari total penduduk di Indonesia. Dan pemerintah tidak bisa menjadikan penurunan angka pengangguran ini sebagai sebuah keberhasilan melainkan seharusnya sebagai tamparan, kenapa masih banyak pengangguran ? dan bagaimana cara agar pengangguran selesai dengan tuntas?

Beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemeritah, seperti fasilitas Kartu Prakerja pun tidak memberikan dampak yang signifikan atas turunnya angka pengangguran. Jika ada pun , rakyat tetap saja harus berpuas diri menjadi buruh korporasi. 

Adapun beberapa penyebah masih adanya pengangguran tidak lepas dari kurang nya lapangan kerja yang ada dibandingkan SDM yang melimpah ruah setiap tahunnya. Dan hal ini juga menjadi kewajiban bagi Negara untuk memberikan kebijakan yang tepat sasaran bukan lagi setengah-setengah apalagi melepaskan tanggung jawab kepada rakyat setiap individunya. 

Negara dengan segala kekuasaannya seharusnya bisa bahkan berperan penting kepada rakyat untuk bisa membentuk SDM yang siap menempuh dunia kerja, dengan keahlian yang dikuasai serta fasilitas yang diberikan dari Negara sehingga diharapkan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Sayang seribu sayang negara yang masih menerapkan system kapitalis saat ini dengan balutan atas nama demokrasi, sangat mustahil jika mengharapkan solusi tuntas dari setiap permasalahan yang ada. Karena landasan dari system kapitalis sendiri ialah berasaskan materi yang setiap kebijakan yang dibentuk hanyalah menguntungkan bagi para pemilik kuasa bukan lagi kembali kepada rakyat. Jika begitu harus kemana lagi rakyat mengadu nasib jika bukan ke Negara?

Berbeda jika sebuah Negara berlandaskan dengan syariat Islam yakni Syariat Allah ﷻ Sang Pencipta yang Maha Mengetahui segala apa yang terjadi kepada mahluk-Nya.


Rasulullah ﷺ bersabda :
“Setiap orang adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya." (HR. Shohih Bukhori)

Dalam negara yang menerapkan syariat Islam sebagai hukum setiap aktifitas yang dilakukan, maka setiap individu memahami bagaimana seharusnya bertindak sebagai seorang pemimpin. Yang bisa berbuat adil kepada rakyat nya.

Allah ﷻ berfirman :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Mahamendengar lagi Mahamelihat.” (QS an-Nisa [4]: 58).

Dalam negara Islam, rakyat akan diberikan fasilitas dengan harga terjangkau bahkan gratis. Baik itu pendidikan ataupun kesehatan semua akan ditanggung oleh Negara.

Dengan kemudahan itulah maka rakyat tidak akan lagi bersusah payah untuk mencari biaya, melainkan dengan semangatnya menempuh pendidikan setinggi mungkin sesuai dengan keahliannya masing-masing.

Dan dalam Islam juga tidak menjadikan perempuan wajib untuk bekerja dan hanya laki-laki yang hukum nya wajib, sehingga tidak akan ada persaingan bahkan perbandingan antara pekerja laki-laki dan perempun dalam menjalankan pekerjaannya. Kecuali ada beberapa bidang yang mengharuskan perempuan untuk mengerjakannya.  Karena dalam Islam sejatinya perempuan adalah ummu wa rabatul bait, yakni seorang ibu untuk anak-anaknya (ummu) dan pengurus rumah tangga (rabbatuil bait).

Rasulullah SAW bersabda: “Seorang wanita adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepengurusannya.” (HR Muslim)

Selanjutnya Negara tidak akan ketinggalan dalam mengembangkan industri alat-alat ( penghasil mesin ) sehingga bisa melahirkan industri-industri baru baik dibidang yang sama ataupun di bidang yang lain.

Sungguhlah semua itu akan bisa dirasakan jika diterapkannya syariat Islam dalam sebuah Negara. Dengan berbagai fakta saat ini, terbukti bahwa system yang diterapkan yakni kapitalisme gagal total dalam mengayomi masyarakat, berbuat adil kepada masyarakat hingga mensejahterakan rakyat pun tidak akan pernah bisa dalam system kapitalisme.

Maka waktunya kembali dengan syariat Allah lah solusi tepat yang sudah terbukti mampu mengayomi masyarakat sebaik-baiknya selama beraba-abad lamanya.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak