Oleh: Endang Setyowati
Pada medium Maret 2022 lalu masyarakat Muslim seluruh dunia merayakan Hari Internasional untuk Memerangi Islamophobia, tepatnya pada 15 Maret. Perayaan ini dilakukan untuk mengecam meningkatnya intoleransi dan diskriminasi terhadap Muslim dan minoritas lain di Barat, India dan bagian lain dunia.
Melansir warta republika.co.id (16/3), Penghargaan untuk mengumumkan 15 Maret sebagai hari untuk memerangi Islamofobia di seluruh dunia ditujukan kepada kepemimpinan Pakistan. Hal ini terjadi ketika negara tersebut mempresentasikan resolusi pada sesi ke-47 Dewan Menteri Luar Negeri OKI di Niamey, Niger, pada November 2020 dalam hal ini.
“Bertemu dengan Anggota Kelompok Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Diberi pengarahan tentang proposal OKI untuk mempresentasikan rancangan resolusi yang menetapkan 15 Maret sebagai Hari Internasional untuk Memerangi #Islamofobia di bawah agenda Budaya Damai,” tulis Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Abdulla Shahid dalam akun Twitter resminya, dikutip di Pakistan Observer, Rabu, 16 Maret 2022. (kabardamai.id, 9/4/2022).
Islamofobia adalah istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka, diskriminasi, ketakutan dan kebencian terhadap Islam dan Muslim. Istilah ini sudah ada sejak tahun 1980-an, tetapi menjadi lebih populer setelah peristiwa Serangan 11 September 2001 (wikipedia).
Islamophobia tidak bisa dihentikan hanya dengan penetapan PBB hari anti Islamophobia, namun butuh difahami akar masalahnya.
Adanya fenomena Islamophobia ini tidak bisa dilepaskan dari agenda politik besar yang dilakukan oleh negara-negara yang khawatir kekuasaannya digeser oleh Islam.
Makin maraknya Islamophobia dikarenakan saat ini berada pada era pertarungan pemikiran serta benturan peradaban. Sedangkan umat Islam saat ini tidak memiliki pelindung yang bisa menjadi perisai atas berbagai serangan yang menimpanya. Sehingga berbagai pihak memanfaatkan untuk melampiaskan kebencian, memenangkan kepentingan politik dan ekonomi serta mengekalkan kebusukan peradaban batil kapitalisme.
Islamophobia telah terjadi secara sistematis di seluruh dunia. Maka dari itu, Islamophobia harus segera dihentikan. Solusinya tidak sekadar hanya kecaman oleh para pemimpin Muslim dunia saat kasus Islamophobia bermunculan. Akan tetapi para pemimpin Muslim harus bertindak secara nyata bukan hanya lip servis saja.
Sementara itu, bagi umat tidak cukup hanya dengan memberikan penjelasan tentang bagaimana sebenarnya ajaran Islam yang benar, umat harusnya disadarkan bahwasanya dibalik istilah Islamophobia ini, ada rencana jahat yang tersembunyi. Sehingga dapat menjegal laju perjuangan Islam yang idiologis, sepak terjang para musuh Islam ini, bertujuan untuk menimpakan kemudharatan kepada orang-orang yang beriman.
Yang mana telah dinyatakan oleh Allah SWT dalam firmannya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti."
(TQS. Ali 'Imran 3:118).
Musuh-musuh Islam akan terus berupaya mengganggu, sehingga membuat umat Islam jadi takut terhadap agamanya sendiri, yang berakhir mengambil jalan pintas yaitu dengan beralasan toleransi untuk kebaikan seluruh umat beragama.
Sudah seharusnya umat membongkar skenario jahat musuh-musuh Islam ini, sehingga umat akan sadar bahwa untuk menyelesaikan Islamophobia secara tuntas tidak lain dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah. Bukan lagi seperti prasmanan, mana yang disuka akan diambil, namun jika tidak suka maka akan dicampakkan.
Bukankah telah ada bukti bagaimana Islam berjaya selama kurang lebih 14 abad dimuka bumi, dan selama itu pula umat Islam begitu bangga dengan agamanya. Sehingga kala itu, Islam berkembang dan menjadi mercusuar bagi peradaban manusia.
Maka sudah saatnya, kita bersama-sama mewujudkan kepemimpinan Islam agar umat memiliki kembali pemimpin yang terbukti menjadi perisai Islam dan kaum Muslim.
Wallahu a'lam bi showab.