Raih Takwa Sesungguhnya



Oleh: Hamnah B. Lin

Masih teringat setiap moment istimewa di dalam bulan ramadan yang telah berlalu. Ramadan bulan diturunkannya Al-quran menjadi magnet bagi kaum muslim untuk memperbanyak membaca Alquran, ada semangat berlomba-lomba mengkhatamkan Alquran. Semua Lillah menginginkan rida dan cinta dari Allah SWT.

Gerakan Indonesia mengaji salah satu moment positif, ternyata tak luput dari reaksi-reaksi kotor para penyandang sekulerisme akut. Tak ada pertikaian, tak ada kekerasan dalam acara Indonesia mengaji, namun mereka yang tak suka kaum muslim melakukan ketaatan, nyiyir. Gerakan Indonesia mengaji mereka katakan radikal, kadrun, tidak toleransi bahkan ada kalimat "Ngaji kok di trotoar!".

Hal ini terjadi ketika berawal dari acara Jogja Mengaji pada awal Ramadan lalu, acara ini diikuti ribuan orang yang mengaji di Malioboro secara flashmob di sepanjang jalur pedestrian Malioboro Jogja. Tidak pelak, aktivitas ini pun menuai pro dan kontra. Namun, alih-alih mati dan berhenti, spirit Jogja Mengaji justru menjalar ke kota-kota lain. Sebut saja agenda-agenda serupa, Riau Mengaji, Jakarta Mengaji, Bandung Mengaji, Serang Mengaji, dan Bogor Mengaji. Pun kota-kota yang sebelumnya tidak disangka, seperti di Tasikmalaya, Temanggung, dan Kediri.

Sungguh ungkapan para penyandang sekulerisme ini buah dari semakin menguatnya sekulerisasi di dunia Islam. Hal ini semakin menguat karena dukungan sistem dan para perangkat penguasanya.Terlebih setelah sekularisasi itu menyelimuti negeri Arab, padahal itu adalah negerinya Rasulullah saw. Namun di tangan penguasa sekuler, identitas Islam di negeri tersebut kian terkikis.

Sebagaimana kita ketahui, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) banyak melakukan gebrakan baru usai menjadi Putra Mahkota Arab Saudi pada 2017. Kebijakan itu semakin membuat Saudi dalam 10 tahun terakhir semakin terbuka. Beragam aturan ia buat, mulai pelonggaran kekangan terhadap perempuan hingga festival di ruang terbuka, meski tetap masih ada batasan tertentu. MbS juga merevisi aturan-aturan keagamaan yang dianggap konservatif. Ini dalam rangka visi 2030 Saudi yang menuntut Kerajaan melakukan modernisasi guna menumbuhkan ekonomi dari sektor non-minyak. Selain itu, sektor hiburan dan pariwisata juga menjadi alternatif baru bagi pendapatan negara. (CNN Indonesia, 16/4/2022).

November 2021 lalu, publik gempar dengan pemberitaan salah satu wilayah di Arab Saudi yang disebut melonggarkan aturan bebas memakai bikini di salah satu resor pantai tertentu. Kebijakan MbS lainnya yakni pelonggaran aturan terhadap perempuan di antaranya perempuan boleh hidup sendiri tanpa wali, perempuan boleh mengganti nama tanpa izin wali, perempuan boleh menyetir mobil, dan perempuan boleh masuk militer. MbS juga mengizinkan penjualan miras, bioskop beroperasi, dan gelaran konser atau festival di negara itu.

Masalahnya, MbS adalah salah satu pemimpin negara di dunia yang cukup populer di RI. Ini terbukti dengan hasil survei yang dirilis badan think tank asal Australia, Lowy Institute, awal April lalu. Lowy Institute, menggelar jajak pendapat yang diikuti oleh 3.000 koresponden RI yang berusia 17 hingga 65 tahun. MbS mengantongi 57% kepercayaan masyarakat Indonesia. Angka ini bahkan melebihi persentase Presiden RI, Joko Widodo. Dari angka 57% tersebut MbS menempati posisi pertama sebagai pemimpin dunia paling dipercaya responden Indonesia. Tidak heran, sedikit banyak kebijakan-kebijakan sekular MbS pun mewarnai cara pandang sebagian kalangan warga muslim Indonesia.

Kini hari kemenangan telah tiba, sebulan menunaikan kewajiban berpuasa agar menjadi orang bertakwa adalah cita-cita besar setiap muslim. Harapannya seluruh aktivitas baik dalam bulan ramadan tetap bisa dijalankan diluar bulan ramadan. Menjadi kebiasaan/ habits kebaikan, yakni semisal mengaji Alquran tadi.

Alquran adalah petunjuk dari Allah SWT, Sang Khalik dan Sang Pengatur kehidupan. Alquran adalah pedoman bagi kaum muslim bahkan bagi seluruh manusia. Aktivitas untuk mendapatkan petunjuk dalam Alquran ada empat perkara, yakni:
Pertama: Membaca Alquran
Kedua    : Memahami Alquran
Ketiga    : Menerapkan Alquran
Keempat : Mendakwahkan Alquran

Ketakwaan muslim akan tetap terjaga jika tiga pilar turut memperkuatnya, yakni ketakwaan individu, ketakwaan masyarakat dan ketakwaan negara. Negara yang menerapkan Alquran adalah sumber utama terwujudnya ketakwaan sesungguhnya. Syariat Islam yang diterapkan secara sempurna akan membawa rahmat bagi seluruh alam. Alquran juga menerangkan jika penduduk negeri beriman dan bertakwa, maka Allah akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi. Dalam tafsir Surah Al-A'raf Ayat 96 dijelaskan bahwa jika penduduk negeri beriman kepada agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, maka Allah akan melimpahkan kepada mereka kebaikan yang banyak.

Dalam hal ini, seandainya penduduk negeri menerapkan syariat Islam yang tujuannya untuk kebaikan bersama di dunia dan akhirat. Maka kebaikan akan menyertai mereka, sebab mereka tidak berbuat kerusakan dalam hal apapun dan mereka hidup damai sesuai ajaran Islam.

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan" (QS Al-A'raf: 96).
Wallahu a'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak