Oleh : Rosmawati
(Pemerhati Masyarakat)
Belumlah lagi Pemerintah umumkan berakhirnya pandemi covid-19, saat ini terjadi kembali ledakan kasus covid yang melanda ibu kota China-Beijing. Pada faktanya wabah ini kembali menyusahkan pemerintah setempat, hingga terpaksa harus menutup kembali puluhan stasiun metro dan rute bus. Sama halnya dengan kota Shanghai yang telah lebih dulu melakukan lockdown pada awal April lalu. (TribunGorontalo.com, 05/05/2022)
Adapun ancaman kesehatan saat ini, tidak hanya datang dari pandemi covid-19 saja. Baru-baru ini WHO menyampaikan bahwa ada temuan penyakit hepatitis misterius yang mengancam jiwa anak-anak. Yang mana kasus temuan hepatitis misterius ini terus bertambah, tercacat lebih dari 170 kasus yang dilaporkan lebih dari 12 negara. Awalnya kasus ini ditemukan di Inggris raya pada 5 april 2022. Sebanyak 10 kasus, terjadi pada anak-anak usia 11 bulan - 5 tahun.
Unsur penyebabnya sama sekali belum diketahui, sedangkan kasus tersebut terus bertambah hingga hari ini. Dan WHO pun langsung mengeluarkan pernyataan secara resmi bahwa kasus hepatitis ini merupakan kasus Kejadian Luar Biasa (KLB).
Semua pihak wajib meningkatkan lagi kewaspadaan atas penyakit baru ini, begitupun juga dengan masyarakat indonesia. Pasalnya beberapa waktu lalu, tercatat ada tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Pasien tersebut meninggal dunia dalam waktu yang berbeda, dengan jarak dua minggu terakhir dibulan April 2022. Serta dilaporkan ada peningkatan kasus menjadi 6 orang anak yang meninggal. Penambahan kasus terus meningkat hingga 21 kasus yang masih dalam penanganan. (CNBC Indonesia, 08/05/2022)
Para ibu wajib tau gejala-gejala seperti apa yang timbul dari penyakit ini. Gejala klinis yang ditemukan pada pasien anak-anak diantaranya mual, muntah, diare berat, demam, mata kuning, kejang, serta penurunan kesadaran. Hingga terindentifikasi penyakit hepatitis akut. Namun untuk penyebabnya sendiri, belum bisa dipastikan. Karena dari pemeriksaan laboraturium yang dilakukan pada virus hepatitis tipe A,B,C,D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.
Dengan munculnya penyakit jenis baru hepatitis misterius ini secara global, sebetulnya semakin menunjukan cacatnya sistem kapitalis. Cacat atas ketidakmampuannya menangani kasus kesehatan semacam ini. Seperti yang diketahui pada penanganan kasus covid-19, sistem ini terbukti kewalahan hingga menyebabkan kekacauan di hampir seluruh negara.
Sama halnya dengan kasus hepatitis kali ini, apabila masih bersikeras untuk ditangani dengan sistem kapitalis, bisa jadi penyakit yang tadinya berstatus KLB akan menjadi semakin buruk kondisinya dengan persebaran yang sulit ditangani. Sungguh masyarakat tidak butuh hanya himbauan semata saja, mereka butuh peran dari pemerintah dalam langkah penanganan kasus penyakit ini. Butuh langkah nyata yang dilakukan oleh negara. Diantara langkah-langkah tersebut adalah dengan menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai, terjangkau bahkan gratis, terutama obat-obatan. Serta tindakan preventif yang dilakukan pada kalangan keluarga, masyakat, dan negara.
Untuk masyarakat yang memiliki anak-anak bisa melakukan pencegahan, seperti mencuci tangan, menjalankan protokol kesehatan, memastikan makanan benar-benar matang dan bersih, tidak kontak dengan orang yang sakit, hingga masyarakat dipastikan sudah teredukasi dengan jelas.
Adapun terkait edukasi dan penyediaan fasilitas kebersihan dan kesehatan di tempat-tempat umum, maka itu adalah tugas negara. Selain itu negara pun wajib untuk menjamin keberlangsungan aktivitas ekonomi ataupun pendidikan rakyat melalui identifikasi dini atas masyarakat. Apakah mereka telah terpapar ataukah tidak. Setelah diketahui secara jelas apakah mereka terpapar ataukah tidak, maka atas mereka yang terpapar akan langsung diberlakukan isolasi dan tindak pengobatan.
Tentunya semua hal itu tidak akan terwujud dalam sistem kapitalis, yang mengedepankan asas manfaat ketimbang nyawa rakyatnya. Dimana orientasi materi yang menjadi tolak ukurnya. Semua hal diatas hanya akan terwujud dalam sistem Islam dalam naungan khilafah. Dalam khilafah, kesehatan merupakan kebutuhan dasar rakyat yang wajib dipenuhi negara. Oleh karena itu fasilitas kesehatan dijadikan sebagai tolak ukur untuk menjaga nyawa setiap manusia. Serta tidak dijadikan sebagai lahan komersil.
Kalaupun sudah ada yang terinfeksi dengan penyakit ini, maka khilafah akan mengupayakan untuk memberikan pelayanan medis dengan kualitas terbaik hingga pasien sembuh. Khilafah akan membiayai secara penuh, mulai dari biaya rumah sakit, dokter, obat-obatan dan semua alat kesehatan penunjang lainnya. Dan itu semua diberikan secara gratis. Seperti itulah hakikat sistem Islam, penerapannya membawa rahmat untuk seluruh alam. Semua kebutuhan dasar masyarakat (dalam hal ini kesehatan), akan dijamin sepenuhnya oleh negara melalui berbagai regulasi yang keluar berdasarkan syariat Islam.
Wallahu A'lam bis Shawwab
Tags
Opini