Oleh : Nurfillah Rahayu
(Komunitas Pejuang Pena Dakwah)
Maraknya kabar yang beredar tentang kaum muslimin yang murtad atau berpindah agama kian santer terdengar.
Sejumlah warga di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), dikabarkan keluar dari agama Islam (murtad). Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut mengungkap ada faktor eksternal dan internal yang diduga menyebabkan mereka memilih keluar.
"Ada dua hal, faktor eksternal dan internal,"
kata Ketua Bidang Dakwah MUI Sumatera Utara, M. Hatta, kepada detikSumut, Minggu (15/5/2022).
Dari faktor eksternal, kata Hatta, adanya kelompok yang secara masif mengajak warga untuk keluar dari agama Islam. Kelompok itu mulanya menawarkan pekerjaan dan tawaran keuangan.
"Eksternal ini adanya upaya-upaya sistemik yang dilakukan kelompok-kelompok tertentu sehingga ya terjadinya goncangan dalam diri seseorang. Misalkan tawaran pekerjaan, tawaran keuangan, ini lah eksternal," ucap Hatta.
Pemurtadan sistematis dan massif diakui MUI Sumut terjadi di kab Langkat, karena faktor internal dan eksternal.
Internal karena kelemahan iman korban dan faktor eksternal karena adanya kelompok yang secara sengaja melakukan pemurtadan dengan imbalan pekerjaan atau perkawinan.
Sementara itu, Hatta menjelaskan dari faktor internal yaitu soal keimanan seorang Muslim. Hatta mengatakan seorang Muslim yang keluar dari agama Islam karena imannya yang lemah sehingga mudah tergoyahkan, jelasnya. (detik.com/15 Mei 2022)
Krisis akidah banyak terjadi ketika Ekonomi masyarakat berada di bawah.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Na’im:
“Kemiskinan itu dekat kepada kekufuran.”
Ada banyak orang miskin yang karena ketidakberdayaannya secara ekonomi tidak pernah mengenal Tuhan. Mereka tidak pernah pergi ke masjid untuk shalat sebagaimana mereka tidak pernah berpuasa. Banyak orang seperti ini akhirnya berpindah ke agama lain karena adanya bantuan-bantuan ekonomi yang mampu menyejahterakan hidupnya.
Namun, bagi orang-orang miskin yang memang bisa sabar dan syukur, mereka boleh memilih hidup miskin atau sederhana dengan tetap melaksanakan kewajiban-kewajibannya, seperti mencukupi kebutuhan dasar keluarga yang terdiri dari kebutuhan akan pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan. Mereka harus tetap bisa hidup mandiri tanpa menggantungkan atau menjadi beban bagi orang lain. Mereka tidak boleh menggantungkan hidupnya kepada orang lain dengan meminta-minta apalagi sampai keluar dari agama Islam.
Sistem Kapitalisme yang sekarang terjadi menyebabkan yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin semakin miskin.
Negara yang seharusnya dapat melindungi umat muslim dari berbagai masalah kini tidak dapat lagi menjadi pelindung.
Menghentikan pemurtadan sistematis membutuhkan negara yang memberlakukan syariat kaffah dan memiliki tanggung jawab muhafadzah ala ad diin.
Seorang Muslim yang murtad sangat membuat Allah murka. Segala amal ibadah yang telah ia lakukan selama beragama Islam tidak akan dihitung lagi dan menjadi sia-sia. Kelak di akhirat, siapapun yang murtad pasti akan kekal di neraka.
Allah berfirman dalam Alquran surat An Nahl ayat 106, bahwa seorang Muslim yang murtad akan mendapatkan azab yang besar.
Artinya: "Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar."
Wallahua'lam Bishowab
Tags
Opini