Oleh : Anshararullah
Kenaikan harga pangan semakin menyusahkan rakyat mulai dari harga minyak goreng, tahu, tempe, daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah sampai-sampai harga gula pun ikutan naik.
Belum lagi harga energi dari BBM sampai LPG non subsidi naik menjadi Rp.15.500 per kg sejak Februari lalu
Bukan hanya itu pajak pertambahan nilai atau PPN juga sudah naik dari 10% menjadi 11% sejak 1 April lalu, bahkan kenaikan harga ini sampai menyentuh harga kerupuk kaleng. Ikatan pengusaha kerupuk DKI Jakarta mengatakan harga kerupuk kaleng eceran di ibu kota akan naik dari Rp1.000 menjadi Rp 2.000 per buah mulai 6 Mei 2022
Kenaikan ini dikarenakan mahalnya harga minyak goreng.
Direktur centre of economic studies atau (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai bahwa pemerintah mesti menahan kenaikan harga energi karena masyarakat tak punya alternatif lain dan mau tak mau harus mengeluarkan buget lebih banyak, ujung-ujungnya konsumsi barang lain yang akan dikorbankan penjelasnya kondisi ini tentu berpotensi menimbulkan lonjakan inflasi.
Ekonom Indef Eko Listianto mengatakan inflasi kian terasa di tengah romadhon jelang lebaran, pada masa ini siklus tahunan harga barang naik selalu terjadi tapi bedanya tahun ini diperparah oleh isu geopolitik dan pemulihan ekonomi dari pandemi virus Covid-19.
Menurut Bank Indonesia inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang artinya jika terjadi inflasi itu juga dapat menggambarkan terjadinya penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.
Pada dasarnya solusi sederhana yang ditawarkan adalah dengan mendesak penguasa untuk turun tangan dengan mematok harga, kalau dipikir-pikir sepintas solusi ini benar namun solusi ini justru penyebab inflasi semakin berkelanjutan karena dengan penguasa mematok harga, harga-harga memang akan stabil pada waktu tertentu.
Namun perlahan tetapi pasti harga ini mengurangi daya beli mata uang apa lagi sistem mata uang yang diterapkan saat ini begitu tidak adil dan tidak stabil. Seperti yang diketahui bersama sistem mata uang yang berlaku adalah sistem mata uang kertas tanpa kontrol dan tanpa back up.
Sejak pembatalan perjanjian Bretton Wood oleh presiden Amerika serikat Nixon pada tahun 1971 mata uang kertas dicetak tanpa back emas. Sejak saat itu juga tidak ada satupun negara di dunia ini yang mem back up mata uangnya dengan emas.
Akibatnya mata uang yang berlaku bersifat dekrit dan ini disebut dengan istilah manajemen standar, Sistem menyebabkan adanya fluktuasi pada penggunaan mata uang kertas karena nilai intrinsik dan nominal nya berbeda sehingga mudah dikendalikan dan dimonopoli oleh negara tertentu
Sampai akhirnya diperparah dengan adanya sistem bungadan semakin diperparah dengan adanya sistem bunga, bukan hanya itu sistem pasar bebas yang dianut dalam sistem ekonomi kapitalis yang menunjukkan peran negara membuat para kartel oligarki diberi ruang untuk bermain meraup keuntungan pribadi
Mereka adalah sosok tangan tidak terlihat yang mengendalikan produksi konsumsi dan distribusi melalui mekanisme harga. Inilah salah satu kelebihan dari sistem kapitalisme yang menyesatkan rakyat
Sistem ini gagal menyejahterakan rakyat rakyat begitu kesulitan dan menderita hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan pangan mereka, Sangat berbeda dengan sistem Islam yang dibangun berdasarkan aqidah Islam.
Khilafah ditetapkan sebagai institusi periyah atau pengurus kebutuhan rakyat oleh karena itu dalam sistem ekonominya jaminan kesejahteraan rakyat mampu memenuhi kebutuhan mereka secara Ahsan dan layak menjadi visi ekonomi khilafah. Maka, untuk mengatasi masalah ini ada beberapa langkah yang akan dilakukan khilafah di antaranya :
1. Menjaga penawaran dan permintaan di pasar agar tetap seimbang yaitu dengan tidak mematok harga barang dan jasa selain bukan solusi yang tepat
Nabi Sallallahu'alaihi wasallam juga melarangnya sebagaimana hadits beliau
"Allah-lah yang dzat Maha Mencipta, Menggenggam, Melapangkan Rizki, Memberi rezeki dan mematok harga"
(HR. Ahmad dari Anas)
Harga barang dalam Islam justru akan dibiarkan mengikuti mekanisme penawaran dan permintaan di pasar
2. Negara memiliki peran untuk menyeimbangkan ketersediaan barang dan jasa ketika penawaran dan permintaan barang tidak stabil, negara bisa memasok barang dan jasa di wilayah tersebut dari wilayah lain
3. Namun jika berkurangnya pasokan disebabkan penimbunan para kartel oligarki bagi para pelakunya akan dikenai sanksi ta'zir dan sekaligus wajib melepaskan barang kembali ke pasar
4. Jika kenaikan harga dikarenakan penipuan negara bisa menjatuhi sanksi ta'zir dan hak khiyar untuk membatalkan atau melanjutkan Akad
5. Jika kenaikan barang disebabkan faktor inflasi negara wajib menjaga mata uangnya dengan standar emas dan perak termasuk tidak menambah jumlahnya sehingga menyebabkan jatuhnya nilai nominal mata uang yang ada.
Sistem keuangan dalam khilafah berbasis Dinar dan dirham, Sistem keuangan ini sangat stabil tidak seperti sistem kapitalis. Begitulah langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh negara khilafah dalam mengendalikan harga barang dan jasa langkah ini pun sebagai jaminan bahwa khilafah akan memastikan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka secara layak.
Wallahu'alam bishawab