Oleh: Yuke Octavianty
(Komunitas Pejuang Pena Dakwah)
Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2022, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pesan bahwa tidak boleh ada satu pun masyarakat Indonesia yang tertinggal dan tersisihkan (beritasatu.com, 20/5/2022). Jokowi berharap masyarakat beserta seluruh pemangku kepentingan tetap bangkit dan maju bersama untuk melakukan pembangunan yang merata ke seluruh wilayah Indonesia.
Senada dengan Presiden Jokowi, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengharapkan agar momentum Kebangkitan Nasional sebagai moment untuk bangkit bersama setelah badai pandemi menyapa (merdeka.com, 20/5/2022). Ganjar pun mengungkapkan agar masyarakat bangkit dan mandiri dalam bidang ekonomi dengan kekuatan lokalnya.
Harapan untuk bangkit adalah harapan positif yang luar biasa. Untuk mewujudkan kehidupan jauh lebih baik. Namun, kini, dalam sistem yang darurat dalam segala bidang, apakah kebangkitan akan dapat diwujudkan di tengah kehidupan?
Segala kekacauan yang tampak di hadapan mata, seolah berkata, jika sejahtera sangat mustahil tercapai. Ya, jika sistem yang bathil masih tetap akan dipertahankan. Sistem bathil inilah ujung tombak segala permasalahan.
Inilah potret sistem sekulerisme kapitalis liberal yang menjauhkan kehidupan dari segala aturan agama. Membuat kita jauh juga dari "wujud" sejahtera. Karena secara logika, sejahteranya kehidupan hanya dapat diperoleh jika sistem yang diterapkan adalah sistem yang diperintahkan oleh Sang Pencipta Kehidupan, Allah SWT.
Namun kini, segala aturan itu dicampakkan. Wajar saja, jika segala keburukan pun Allah SWT. tampakkan.
Keburukan pengelolaan sumberdaya alam negeri berujung pada sengsaranya rakyat. Kezaliman penguasa yang berbuah celaka. Mana mungkin bisa mandiri secara ekonomi jika pengelolaan sumberdaya yang ada, adalah pengelolaan yang zalim, yang hanya menguntungkan para oligarki.
Hilangnya fungsi negara sebagai pengayom dan penjaga rakyatnya. Potret dari akibat buruknya sistem sekulerisme kapital. Akibatnya, rakyat bagai anak ayam kehilangan induk. Tak tahu harus kemana mengadu.
Lantas, akankah kita bangkit jika kondisinya demikian?
Mustahil untuk bangkit dalam sistem yang bathil. Sejatinya, Islam-lah sumber kebangkitan hakiki. Bangkit dalam pemikiran, bangkit pemahaman hingga berbuah pada perbuatan yang membangkitkan motivasi dan semangat umat dalam tuntunan syariat Islam yang menyeluruh.
Mengikuti metode Rasulullah yang membangkitkan "nyawa" umat saat di Makkah dan Madinah. Mengembalikan ruh masyarakat melalui pembinaan dalam kelompok-kelompok dakwah yang intensif. Hingga terbentuklah pemikiran dan pemahaman yang bulat tentang kebangkitan. Bangkit dari segala bentuk kebodohan dan kezaliman.
Wallahu a'lam bisshowwab.
Tags
Opini