Islamofobia Jangkiti Intelektual



Oleh: Dini Koswarini
(Muslimah dakwah)

Realitas agama Islam di mata para intelektual Muslim sangatlah beragam interprestasinya. Tak ayal islamophobia pun lahir dikalangan intelektual yang umumnya memiliki kecerdasan dan prestasi yang jauh dibanding masyarakat biasa.

Sebenarnya islamphobia ini sudah tidak asing terdengar, namun seharusny seorang intelektual sejatinya adalah seorang pemikir yang tentu harusnya bisa meletakkan dengan benar yang mana sebuah kebenaran, dan yang mana kebathilan.

Keangkuhan intelektual mendominasi karena menilai prestasi unggul dari prestasi akademik bahkan seolah menganggap semestinya manusia cerdas adalah para penolak ketaatan pada agama.

Sebagaimana kasus yang terjadi baru-baru ini yang dilakukan Prof Budi Santoso. Pada tulisannya tanggal 27 April 2022, ia mewawancarai beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri. “Mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar-benar openmind” katanya. (Tribunnews, 7/5/2022)

Hal ini sungguh sangat disayangkan, sebab sejatinya kaum intelektual diisi oleh orang cerdas yang baik akhlak serta budi pekertinya. Sebab mereka harusnya menjadi sosok yang memberikan contoh kepada masyarakat sehingga sikap ataupun ucapannya tidak melukai perasaan sebagian orang atau golongan.

Islamofobia ini tidak seharusnya lahir dikalangan intelektual, justru untuk menghadapi Islamofobia maka dunia Islam butuh solusi intelektual. Namun, kebebasan berpendapat di sistem demokrasi ini menjadikan para intelektual angkuh dan justru seolah menolak ketaatan pada agama.

Dalam sistem demokrasi sekuleris, yang memisahkan agama dari kehidupan dapat dikatakan wajar jika orang-orang cerdas justru menjadi perusak ketentraman umat. Sebab yang menjadi patokan mereka bukanlah aturan dari Rabbnya, namun logika terbatas kaum intelektual semata.

Berbeda dengan sistem islam yang melahirkan intelektual sebagai orang-orang yang paling besar ketundukan dan takut pada murka Rabb nya. Sebab dalam sistem Islam, Agama menjadi landasan ketika bependapat, bukan logika terbatas manusia semata.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak