Oleh : Ummu Hanif, Pemerhati Sosial Dan Keluarga
Ibadah puasa pada Ramadan akan segera berakhir. Umat Islam akan merayakan Hari Kemenangan. Kemenangan bukan ditandai dengan perlengkapan hidup yang serba baru, namun takwa yang menjadi baru (meningkat). Oleh karenanya, seharusnya terlahir jutaan umat Islam yang semakin meningkat ketakwaannya kepada Allah Swt.
Hanya saja, saat ini kita menyaksikan masih banyak perintah Allah SWT yang belum diamalkan dan berbagai larangan Allah yang masih dilanggar, terutama syariah Islam yang berkaitan dengan pengaturan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, baik dalam bidang pemerintahan, ekonomi, sosial, hukum pidana, pendidikan, politik luar negeri dan lain sebagainya.
Belum diamalkannya syariah Islam secara kaffah dalam kehidupan kita inilah yang menyebabkan kehidupan kaum muslimin saat ini terpuruk, terjajah, hancur dan tertindas. Saudara-saudara kita di Palestina, Suriah, Irak, Afghanistan, Xinjiang, Chechnya, Rohingya, Thailand Selatan, Filipina Selatan, dsb, mereka dijajah, disiksa, dan banyak yang diusir dari negerinya, tanpa ada yang melindungi dan membelanya.
Di Indonesia, rakyat semakin miskin, harga-harga kebutuhan pokok yang terus membumbung tinggi, pajak yang makin memberatkan, kekayaan alam kita dikeruk oleh korporasi-korporasi asing, layanan kesehatan dan Pendidikan yang berkualitas makin mahal, pergaulan pemuda dan pemudinya semakin rusak, korupsi kian merajalela, kerusakan lingkungan yang semakin parah, dan sebagainya.
Pangkal keterpurukan ini adalah karena umat Islam telah banyak menyimpang dari aturan Allah SWT. Keadaan itu telah diterangkan oleh Allah Swt.,
“Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkan dia pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan buta…” (QS Thaha: 124)
Tentu adalah hal yang wajar, jika kaum muslimin mempunyai agenda untuk lepas dati kondisi buruknya serta berupaya mengembalikan kemenangan dan kejayaannya seperti masa – masa terdahulu. Mengembalikan kemenangan umat Islam artinya membawa umat pada posisi terbaik, sebagai kekuatan di dunia yang diperhitungkan dalam percaturan politik global.
Perjuangan mengembalikan kekuatan umat ini memang tidak mudah dan tidak ringan. Maka, momentum akan berakhirnya puasa Ramadan ini, yang insya Allah telah melahirkan kembali jutaan umat Islam yang telah memiliki kadar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT yang tinggi, besar, dan kuat, menjadi modal bagi terbitnya fajar kemenangan Islam di muka bumi ini, yaitu tegaknya kembali Khilafah Islamiah.
Inilah janji Allah Swt.,
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih di antara kalian, bahwa Dia benar-benar akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; Dia benar-benar akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai untuk mereka; dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka —sesudah mereka berada dalam ketakutan— menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah Aku tanpa mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun. Siapa saja yang kafir sesudah janji itu, mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS An-Nur: 55).
Wallahua’lam bi ash showab.