Oleh: Zaesa Salsabila
Aktivis Remaja Serdang Bedagai
Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang diberikan derajat tinggi dengan dikaruniakan akal padanya. Namun mengapa di Era yang semakin maju justru pola pikir manusia semakin banyak yang jauh mundur kebelakang. Bahkan manusia banyak yang kini prilakunya mirip dengan hewan.
Manusia dan hewan sama-sama memiliki potensi hidup yakni bisa tumbuh dan berkembang. Allah telah memberikan pada manusia dua bagian yakni mempunyai kebutuhan jasmani dan juga diberikan naluri. Allah ketika menciptakan sesuatu turut pula bersamaan diberikan aturan untuk menjaga agar manusia tidak salah dalam melangkah. Allah menetapkan bahwa kebutuhan hidup itu adalah sesuatu yang wajib dipenuhi sebab itu adalah jalan untuk manusia dan hewan bisa bertahan hidup yang disebut kebutuhan jasmani.
Kebutuhn ini menjadi wajib dipenuhi sebab bila tidak dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh (sakit) bahkan bisa menyebabkan kematian terjadi. Adapun kebutuhan jasmani ini muncul dari dalam tubuh manusi dengan sendiri tanpa adanya rangsangan dari luar. Dan ketika memenuhi kebutuhan jasmani tersebut Allah memerintahkan agar manusia memenuhinya dengan jalan yang sudah diajarrkan oleh rasulullah dan aturan yang ada dalam al-Quran dan hadist.
Allah juga memberikan manusia berupa kebutuhaan naluri yang diantaranya ada naluri mempertahankan diri (baqo’), naluri mensucikan penciptanya ( tadayun), dan naluri melangsungkan keturunan (nau’). Naluri ini tidak sama dengan kebutuhan jasmani yang wajib dipenuhi dan muncul tanpa ransangan. Pada naluri kita tidak wajib memenuhinya karena tidak akan menimbukan kerusakan apalagi kematiaan, yang terjadi apabila tidak terpenuhi kebutuhan naluri hanyalah kegelisahan. Dan naruli ini muncul karena adanya ransangan dari luar. Maka wajar bila seorang lelaki atau perempuan timbul rasa suka pada lawan jenisnya. Ini merupakan fitrah dari naluri nau’ tersebut. Namun yang perlu kita sadari disini adalah bahwa Allah juga menetapkan agar ketika manusia hendak memenuhi nalurinya haruslah melakukan dengan jalan yang benar dan diridhoi Alllah.
Karena naluri adalah sesuatu yang tidak wajib untuk kita penuhi, artinya kita tidak harus memaksakan diri untuk melampiaskan nau’ tersebut disaat ia muncul. Seperti rasa suka pada lawan jenis, ini memang tidaklah salah juga tidak berdosa. Namun allah telah menganugerahkan akal pada manusia untuk membedakan mana yang baik dan mana yang salah. Allah sudah menurunkan al-Quran sebagai petunjuk agar kita mengetahui mana perbuatan yang halal dan mana perbuatan yang haram.
Karena kebutuhan jasmani dan naluri sudah ditetapkan ketika memenuhinya haruslah dengan jalan yang benar. Namun benar disini bukan berdasarkan kaca mata manusia melaikan menurut Allah. Hal ini dimaksudkan agar setiap perbuatan kita di dunia bukan sekedar perbuatan yang bernilai materi saja, namun karena dunia adalah tempat peristirahatan semantara, maka kita harus mempersiapkan banyak bekal untuk kehidupan akhirat.
Dan ketika kita hendak memenuhi kebutuhan jasmani dan naluri dengan mengikuti apa yang diajarkan rasul dan yang ada dalam al-quran maka perbuatan kita ini akan bernilai ibadah dan akan dihadiahkan pahala.
Sayangnya banyak manusia yang tiidak mau menggunakan akalanya dalam melakukan suatu tindakan. Tanpa berfikir apakah perbuatan tersebut benar atau salah. Yang ada manusia zaman sekarang hanyalah mementingkan hawa nafsu dan trend yang ada.
Pacaran misalnya, ini adalah salah satu contoh dalam memenuhi naluri melangsungkan keturunan. Namun dalam islam Allah telah menetapkan bahwa haram bagi manusia untuk mendekati zina. Allah berfirman:
Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32)
Untuk mendekati zina saja Allah melarang apalagi bila ada yang sampai berzina untuk memenuhi naluri nau’ tersebut.
Karena memenuhi naluri nau’ ini tidaklah wajib jadi jangan sampai kita justru melakukan perbuatan yang tercela. Jika memang kita tidak bisa untuk membendung dorongan naluri nau’ tersebut maka boleh saja kita untuk memenuhinya, asal dengan catatan haruslah dengan menggunakan jalan yang benar, yakni sesuai ajaran rasulullah saw. Jadi ketika rasa suka lawan jenis ini muncul dan kita hendak memenuhinya dengan jalan yang benar. Maka yang seharusnya kita tempuh adalah dengan jalan pernikahan. Sebab Allah memuliakan pernikahan dan menghinakan zina walaupun sekedar mendekatinya (pacaran). Inilah cara yang sesuai ajaran rasul dan perbuatan tersebut bisa bernilai ibadah.
Wallahu a’lam bishawab