Statemen Beli Baju Lebaran Vs Antri Minyak Goreng




Oleh : Mauli Azzura

Sudah menjadi tradisi budaya di negri ketika menjelang hari raya idul fitri, masyarakat berbondong-bondong membeli baju baru sekedar untuk menyambut hari raya umat Islam. Namun tradisi yang sudah lama membudaya tersebut kali ini diusik oleh ibu yang notabene nya mengatas namakan pembela wong cilik.

Perlu kita telaah bahwa negara kita memang tidak baik-baik saja. Terlebih untuk akhir-akhir bulan ini yang begitu banyak kejadian-kejadian yang makin meresahkan masyarakat seperti kelangkaan minyak goreng, demo mahasiswa dan lain-lain.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku heran melihat banyak ibu-ibu sudah meramaikan pasar untuk membeli baju baru menjelang lebaran. Sementara, sebelumnya banyak ibu-ibu yang berebut antrean minyak goreng.

"Saya lihat di pasar-pasar sekarang akibat sudah dilepaskannya PPKM, ibu-ibu berbondong-bondong beli baju baru dan sebagainya. Padahal di lain sisi bingung, mereka antre minyak goreng," ujar Megawati dalam acara BRIN yang dilihat dari YouTube BRIN Indonesia, Rabu 20 April 2022. (Liputan6.com 21/04/2022)

Narasi yang disampaikan sungguh diluar pemikiran masyarakat. Orang yang berpendidikan memunculkan statmend yang sama sekali tidak memberi solusi terhadap masalah yang sebenarnya terjadi.

Perlu kita ketahui bahwa memang kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng menjadi salah satu masalah besar, yang belum bisa diatasi oleh pemerintah. Namun bila muncul narasi yang mengaitkan ibu-ibu beli baju baru menjelang ramadhan dengan antrian minyak goreng, maka sungguh narasi yang sangat tidak berkualitas.

Sekelas ketua umum parpol yang benar-benar memikirkan nasib rakyat, seharusnya memberikan narasi yang sistematis untuk mengatasi permasalahan yang ada, bukan malah memunculkan opini yang seolah beralih menyalahkan rakyat terutama ibu-ibu.

Baju baru yang dibeli ibu-ibu menjelang hari raya hanya untuk menyenangkan anak-anak atau dirinya sendiri, yang mana baju itu bisa bertahan dan bisa dipakai selama sebulan, setahun, dua tahun bahkan lebih, namun tidak untuk minyak goreng yang sudah langka, mahal, dan pastinya tidak akan bertahan selama kurang lebih dari satu sampai dua bulan.

Inilah gambaran kepemimpinan yang narasinya jauh dari memberikan solusi atau kemudahan bagi rakyat. Pemimpin yang seharusnya meriayah rakyat, memberikan kemudahan dan membantu kesulitan rakyat, malah berbalik menyalahkan rakyat itu sendiri. Bukankah sudah beredar berita yang menyampaikan bahwa kelangkaan minyak goreng disebabkan oleh orang dalam pemerintahan sendiri. Alangkan lebih bagus bila mungkin narasi itu keluar dengan statmend usut tuntas mafia minyak goreng, atau tindak tegas pelaku mafia yang menyulitkan masyarakat, dan sebagainya.

Maka heran jika masyarakat masih saja tetap mempertahankan dan percaya pada kepemimpinan kapitalis, yang mana pemerintah belum bisa memberikan solusi terhadap akar masalah dan kembali melimpahkan balik kesalahan kepada masyarakat.

Kepemimpinan yang jauh dari Islam dan memakai hukum buatan manusia, menjadikan negri ini  tidak bisa memberikan solusi sistematis dan tidak bisa menindaklanjuti kejahatan yang dilakukan oleh orang didalam pemerintahan sendiri. Maka kini saatnya umat melek, bahwa tiada kepemimpinan yang amanah selain dengan menegakkan hukum dan aturan yang bersumber dari Islam.

Wallahu a'lam bishowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak