Oleh: Amallia Fitriani
Berbicara soal ibu, tentu tidak akan ada habis-habisnya jika kita bahas. Bagaimanapun kita ketahui, betapa besar pengorbanan dan kasih sayang seorang ibu. Mulai dari mengandung, melahirkan, merawat, mendidik dan menjaga anak-anaknya. Maka fitrahnya seorang ibu akan memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya tanpa syarat, tanpa pamrih dan tanpa batas. Karena sejatinya seorang ibu sangat mencintai anak-anaknya.
Namun fakta berbicara lain sosok yang seharus nya penuh kasih sayang itu ternyata melakukan perbuatan yang di luar nalar, ia tega menghilangkan nyawa buah hatinya tanpa ragu. Seperti yang terjadi di Brebes, Jawa Tengah. Peristiwa memilukan ini terjadi pada Minggu (20/03/2022) pagi selepas salat Subuh.
Korban yang merupakan anak kandungnya sendiri berjumlah tiga orang itu dikabarkan satu meninggal dunia dan dua lainnya dalam kondisi yang kritis (Tribunnews.com, 21/03/2022).
Dari video yang beredar di medsos, ibu tersebut menjelaskan alasannya tega menghabisi ketiga anaknya. Dia menerangkan ingin menyelamatkan anak-anaknya agar tidak hidup susah. Dia juga menjelaskan bahwa dia ingin disayang oleh suaminya dan khawatir akan masa depan anaknya karena suaminya bekerja tidak menentu. Jadi, agar anaknya tidak merasakan sedih dan sakit maka anaknya harus mati.
Fenomena ibu depresi seperti ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Beberapa kasus yang serupa pernah terjadi sebelumnya. Di dalam sistem kapitalisme saat ini, hal seperti ini adalah peristiwa yang makin lumrah terjadi di tengah masyarakat. Rata-rata pemicu depresi ibu rumah tangga adalah sulitnya kehidupan ekonomi mereka.
Di sistem kapitalisme, saat segala sesuatu didasarkan atas kepentingan materi semata, untung dan rugi menjadi landasan berpikir masyarakat. Alhasil, terbentuklah pola pikir masyarakat yang menggambarkan bahwa kehidupan yang bahagia itu adalah yang terpenuhi segala kebutuhan materinya. Sehingga, timbulah keinginan untuk hidup yang serba enak dan berkecukupan tanpa memperhatikan halal dan haram.
Sistem kapitalis ini membuat rakyat menderita karena berbagai kebijakan yang dibuat pemerintah cenderung tidak memihak rakyat, bahkan cenderung membebani, seperti biaya pendidikan yang makin mahal, harga minyak goreng yang melonjak dan kenaikan PPN yang berimbas pada kenaikan harga bahan pokok lainnya, tarif dasar listrik yang dinaikkan, biaya kesehatan yang makin tak terjangkau dan banyak lagi kebijakan lainnya yang tidak berpihak ke rakyat, semakin menambah tingkat depresi di tengah masyarakat.
Rasa frustrasi dan depresi yang dialami oleh individu ini bisa mendorong seseorang untuk melakukan pelampiasannya dengan emosi dan jalan kekerasan. Ditambah lagi pola pikir sekuler yang menjauhkan nilai-nilai agama dari kehidupan semakin melemahkan akidah mereka. Dan pelampiasan paling gampang dari seorang istri adalah keluarganya sendiri, terutama anak yang peluang besar kemungkinannya menerima efek pelampiasan dari depresinya seorang istri.
Sudah amat jelas sistem kapitalis sekuler merupakan akar dari semua permasalahan yang terjadi saat ini, dan permasalahan ini semakin menunjukan kebobrokannya. Hal-hal yang mustahil terjadi dan aneh di sistem kapitalisme bisa terjadi bahkan bukan satu kasus tapi banyak kasus. Setiap harinya kita disuguhi dengan berita-berita yang mengerikan di telinga yang seharusnya tidak terjadi ketika hukum-hukum Allah ditegakkan di muka bumi ini.
Hanya sistem Islamlah satu-satunya sistem yang mampu menjamin kesejahteraan masyarakat. Sistem ini melaksanakan hukum-hukum syariat Islam secara praktis sehingga seluruh rakyat bisa merasakan kesejahteraan, keberkahan dan kebaikan yang telah dijamin oleh sistem ini.
Karena aturan dalam sistem Islam berasal dari sang pencipta yang pasti terbaik untuk makhluknya. Islam akan memudahkan biaya hidup, kepala keluarga hanya berfokus pada pemenuhan sandang dan pangan saja karena biaya hidup yang lain seperti pendidikan , kesehatan ditanggung oleh negara dalam sistem Islam yang merupakan kewajibannya sebagai pelindung dan pelayan umat. Serta akan memberikan kemudahan dengan membuka lapangan-lapangan kerja pada setiap daerah.
Dengan demikian masyarakat di dalam sistem Islam akan hidup tenang ditambah adanya penanaman nilai-nilai Islam yang diberikan negara bagi setiap warganya, sehingga setiap individu akan memiliki keimanan yang kuat dan memegang teguh ketakwaan terhadap Allah Swt, sehingga tidak akan mudah stress dan depresi. Kemudian Negara pun menerapkan sistem Islam yang memudahkan dalam masalah ekonomi hingga tidak membebankan kepada rakyat. Secara ekonomi masyarakat sejahtera karena sistem pengelolaan yang benar oleh Negara, sehingga kemudahan hidup di dapat dan ridho Allah pun didapat.
Wallahua’alam bi shawab
Tags
Opini