Saat Kekerasan Dijadikan Solusi Permasalahan



Oleh : Ummu Fairuz

Belum lama ini,  fenomena klitih muncul kembali setelah sekian waktu berlalu. Aktifitas yang dilakukan para remaja akhir-akhir ini makin masif. Klitih sebelumnya dimaknai sebagai kegiatan jalan-jalan tanpa tujuan yang jelas untuk mengisi waktu luang. Namun, belakangan ini makna klitih berubah menjadi aksi kekerasan jalanan dengan menyasar pengendara motor.
 
Adanya pergeseran aksi tersebut, ternyata memberikan pengaruh yang luar biasa bagi para pelakunya. Aksi ini sangat meresahkan dan menyesakkan, dengan mudahnya membantai tanpa belas kasihan. Apalagi para pelaku umumnya remaja generasi penerus masa depan, jika perilakunya merugikan, lantas apa yang mau dibanggakan?

Apa yang dilakulan pun sudah terkategori tindak kriminal, serta kerap kali menelan korban. Di Situbondo, aksi klitih ini dipicu karena saling ejek, dua kelompok pemuda di Taman Kota Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Ahad (17/4/2022) terjadi perang sarung yang ujungnya diikat batu. Bahkan, diketahui ada yang diikat dengan senjata tajam (sajam). Sehingga perang sarung yang berakhir saling bacok, mengakibatkan seorang korban Amar Farik Alvero (19) asal Desa Trigonco, Kecamatan Asembagus ini mengalami luka bacok di punggungnya, (FaktualNews.co).

Beberapa hari yang lalu tindak klitih ini juga terjadi di Yogyakarta, menimpa Dafa Adzin Albasith remaja asal Kebumen yang tewas diduga karena sebatan gir anggota klitih, (Kompas.com).

Di Bekasi, Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi telah menetapkan dua tersangka kasus tawuran sarung berujung maut di Jalan Raya Tambun Utara, Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara, yang mengakibatkan satu korban DS (14) meninggal dunia. Dari empat orang yang diperiksa, dua orang ditetapkan sebagai tersangka. Satu berumur dewasa, satu lagi berusia 17 tahun, (Suara.com).

Muhammad Diaz (20) tewas setelah jadi korban tawuran di Jalan Sanip, Kelurahan Jati Pulo, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Remaja kelahiran tahun 2002 itu meregang nyawa di lokasi tawuran setelah mendapat luka sabetan senjata tajam di dada sebelah kiri. Selain Diaz, ada dua rekannya yang ikut terluka akibat sabetan celurit dibagian punggung belakang, (Aceh.tribunnews.com).

Setiap daerah saat ini seakan tak luput dari tindakan klitih, peristiwa ini amat menyayat hati. Apalagi, jika sampai menelan banyak korban. Tidak sedikit remaja juga menjadikan senjata tajam sebagai barang bawaan wajib yang sering kali disalahgunakan. 

Semakin maraknya aksi klitih dikarenakan saat ini tata kehidupan yang ada bersandar pada akal manusia semata dan mengesampingkan agama didalamnya (sekuler), sertav bersandar pada paham yang menganut kebebasan (liberal). Maka,  akibatnya para pelakunya tidak lagi berpikir panjang dan dosa. Melakukan tawuran dan tindak kejahatan seakan menjadi tren dan hal yang biasa. 

Klitih memang akan makin menjamur jika solusinya menggunakan aturan manusia. Sebab,  sering aturannya dilandaskan pada perasaan, kebutuhan juga pesanan. 

Maka solusi tuntas sangatlah diperlukan. Sebagaimana aturan Islam. Sebuah aturan terbaik dari Sang Maha Pencipta  sebagai solusi dari setiap persoalan yang ada, khususnya masalah klitih ini.

Keluarga dalam aturan Islam harus menjamin hak anak, baik hak atas materi, kasih sayang maupun pemahaman Islam agar perilakunya mulia dan tidak terjerumus dalam tindakan hina dan aniaya. Begitu pula dengan masyarakatnya juga harus saling menasihati dan mengontrol tindakan remaja agar tidak berbuat kriminal (beramar ma'ruf nahi mungkar).

Sementara itu, negara sebagai pemegang kekuasaan dan pengendali tertinggi, seharusnya mampu memberikan porsi pelajaran agama yang sesuai (tidak sedikit dan terbatas) dalam kurikulum pendidikan, agar kepribadian dan akidah generasi muda menguat. Selain itu, negara juga wajib mengontrol media sosial dan tontonan. Juga wajib memberikan sanksi yang sesuai tanpa tawar-menawar bagi pelakunya, sebagaimana aturan dalam Islam yang mampu memberikan sanksi tegas, adil dan memberi efek jera seperti qisas.

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) qisas berkenaan dengan orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, perempuan dengan perempuan. Tetapi barang siapa memperoleh maaf dari saudaranya, hendaklah dia mengikutinya dengan baik, dan membayar diat (tebusan) kepadanya dengan baik (pula). Yang demikian itu adalah keringanan dan rahmat dari Tuhanmu. Barang siapa melampaui batas setelah itu, maka ia akan mendapat azab yang sangat pedih."
(QS. Al-Baqarah 2:178)

Hanya Islam sebagai satu-satunya agama yang menyeluruh, lengkap dengan segenap aturannya. Dengan diterapkannya aturan Islam pasti akan didapat generasi gemilang dengan kepribadian yang mulia.

Sudah saatnya kita campakkan sistem kapitalis-sekuleris, kemudian menggantinya dengan sistem kehidupan yang telah terbukti bisa mengantarkan manusia menuju keberkahan, yaitu Islam. 

Wallahu a'lam bish showab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak