Puasa Sehat dan Menyenangkan Bagi Ananda

Oleh : Epi Lisnawati


Alhamdulillah tak terasa Bulan Ramadan yang penuh rahmat dan ampunan-Nya sudah memasuki sepuluh hari ketiga.  Di bulan mulia ini, Allah Swt. menjamu kaum muslimin dengan sempurna, sajian pahala berlipat ganda bagi orang-orang yang beramal shalih. Maka terbuka banyak kesempatan untuk mengisi pundi-pundi pahala bagi setiap hamba. 

Bulan Ramadan saat yang paling tepat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, termasuk bagi anak-anak kita. Saat yang tepat  pula untuk mendidik dan melatih anak-anak kita taat kepada syariat Allah Swt,  salah satunya dengan berpuasa.

Mengapa mengajari anak berpuasa itu penting?  Karena dari ibadah puasa anak belajar keikhlasan hakiki dan selalu merasa diawasi oleh Allah.  Saat berpuasa anak belajar bersabar dan menahan keinginannya untuk makanan dan minuman walaupun lapar dan haus. 

Puasa bagi anak yang belum baligh menurut mayoritas ulama hukumnya tidak wajib,  sebagian ulama salaf menganggapnya sunnah (Ibnu Sirin dan Az Zuhri) .  Demikian juga dikatakan oleh Imam Syafi'i bahwa mereka diperintahkan untuk  mengerjakannya jika mampu,  batasan usianya adalah tujuh tahun. Namun sejak usia TK anak-anak bisa diajarkan mengenal puasa dan berlatih secara bertahap sesuai dengan kemampuan anak. 

Bagaimana agar anak-anak kita, yang masih dalam taraf berlatih puasa, bisa sehat dan senang melaksanakan ibadah puasanya? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua. 

Pertama, memberikan pemahaman kepada anak  tentang keutamaan berpuasa.  Orang tua menyampaikan kepada anak-anak bahwa Allah rida dan sayang kepada hamba-Nya yang berpuasa. Pemahaman ini disampaikan dengan cara yang menyenangkan misalnya lewat cerita atau lagu. Pemberian pemahaman tentang puasa jauh-jauh hari sebelum Ramadan tiba, sehingga saat tiba bulan Ramadan anak-anak sudah siap untuk berpuasa.

Kedua, melatih puasa pada anak secara bertahap. Puasa yang dilakukan anak sesuai dengan kemampuannya dan ditingkatkan secara bertahap.  Bisa mulai dari 3-4 jam kemudian secara bertahap ditambah waktunya hingga setengah hari. Jika hal ini dilakukan dengan disiplin maka secara perlahan anak akan mampu berpuasa satu hari penuh.

Ketiga, menyajikan menu favorit dan bergizi bagi anak. Hal ini dilakukan agar anak lebih semangat puasa dan tetap memenuhi kebutuhan gizinya. Orang tua bisa menanyakan kepada anak makanan atau minuman apa yang ingin dinikmati saat sahur dan berbuka. Ini akan menjadi motivasi bagi mereka sehingga lebih semangat berpuasa.

Menu yang disajikan saat sahur dan berbuka harus memenuhi kriteria gizi seimbang yaitu mengandung karbohidrat, protein, lemak baik, vitamin dan mineral agar anak tetap sehat saat berpuasa.  

Untuk berbuka, sajikan makanan dengan indeks glikemik tinggi untuk meningkatkan kadar gula, misalnya buah-buahan manis atau roti. Contoh salah satu makanan berbuka yang disukai anak yaitu puding buah.  Untuk lauk pauknya salah satu makanan yang bisa disajikan yaitu telur gulung isi sayuran. 

Menu sahur sebaiknya dipilih makanan dengan indeks glikemik yang rendah untuk mempertahankan kadar gula darah lebih lama. Misalnya beras merah, kacang hijau, bahan pangan dari gandum, buah apel atau pisang, dan sebagainya. 

Keempat, melakukan aktivitas bersama.  Aktivitas yang bisa dilakukan bersama-sama dengan anak diantaranya menyiapkan makanan untuk sahur dan berbuka, shalat lima waktu, tarawih, membaca Alquran.  Kemudian melakukan kegiatan ringan yang anak-anak sukai misalnya bercerita,  membaca buku,  mewarnai, menggambar, melukis atau membuat karya sesuai dengan potensi mereka. 

Kelima, memberikan apresiasi atau hadiah jika anak berhasil berpuasa.  Sampaikan kepada mereka bahwa mereka hebat telah  berpuasa  dan sanggup untuk menahan lapar dan haus. Boleh juga memberikan hadiah kepada anak jika bisa menyelesaikan ibadah puasa dengan lancar.

Hal ini ini dilakukan dengan tetap diiringi pemahaman bahwa semua ibadah kita termasuk berpuasa dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah Swt. Pujian dan hadiah dari orang tua hanya sebagai bentuk ungkapan rasa bahagia dan bangga  atas kesungguhan anak untuk bepuasa. Hadiahnya pun tidak selalu dalam bentuk materi, bisa sebuah pelukan, apresiasi, ucapan-ucapan positif, atau membuat makanan yang disukai anak. 

Demikian beberapa hal  yang bisa dlakukan oleh orang tua agar anak-anak kuat, tetap sehat serta senang menjalani ibadah puasa  Ramadan. Semoga anak-anak kita menjadi anak-anak yang salih dan salihah, serta beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Aamiin 

Wallahualam Bisshawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak