Oleh : Ummu Fairuz
Hingga saat ini, mahalnya harga minyak goreng menjadikan para konsumen berburu minyak goreng untuk dijadikan stok di rumah. Namun, ada sebagian konsumen yang harus gigit jari. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, itulah yang dirasakan oleh puluhan emak-emak pencari minyak goreng di daerah Kab. Bandung. Dilansir dari merdeka.com, Pelaku berinisial IR diketahui menjual dengan harga murah, dan membuka sistem pembelian pre order (PO). Namun, setelah para korban mengirimkan uang, minyak goreng tersebut tak kunjung dikirim.
Saat awal pembelian, sistem pre order minyak goreng masih sesuai dengan perjanjian dan para korban berhasil mendapatkan minyak sesuai pesanan. Akan tetapi, pada pertengahan Januari 2022, penyaluran minyak goreng kepada ibu-ibu tersebut mulai macet.
Diketahui saat ini jumlah korban telah mencapai 22 orang, dengan total kerugian mencapai Rp1,5 miliar. Para korban sebagian besar berasal dari wilayah Rancaekek, serta Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Dilansir dari ayoindonesia.com, Polresta Bandung tengah menangani dugaan penipuan jual beli fiktif minyak goreng yang terjadi di Cileunyi, Kabupaten Bandung. Polresta Bandung masih melakukan pengembangan kasus tersebut, dimungkinkan masih ada korban lain dalam kasus tersebut.
Selain itu, pihak kepolisian pun juga meminta masyarakat tidak melakukan tindakan panic buying dengan issu kelangkaan minyak goreng saat ini. Menurutnya, kelangkaan minyak goreng di Kabupaten Bandung dipicu karena adanya panic buying, masyarakat berbondong-bondong melakukan pembelian minyak goreng di pasar moderen, sehingga selalu habis hanya dalam waktu beberapa menit.
Tentu hal ini terjadi bukan hanya karena masyarakat yang melakukan panic buying. Faktanya, saat ini untuk mendapatkan minyak goreng banyak sekali persyaratan, seperti halnya 1 orang hanya berlaku 2 liter minyak, hingga membawa bukti Kartu Keluarga agar semua mendapat porsi yang sama.
Jika melihat kasus penipuan PO minyak goreng di atas membuktikan bahwa pemerintah belum tuntas menyelesaikan persoalan minyak goreng. Kondisi ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang ingin mengeruk keuntungan dengan melakukan penipuan. Inilah yang terjadi dalam sistem kapitalis yang selalu mengedepankan keuntungan semata.
Berbeda halnya dengan sistem Islam yang lebih mengedepankan kesejahteraan rakyat. Sebuah sistem yang dibangun berdasarkan aturan Allah berlaku adil bagi seluruh manusia, membangun masyarakat yang bertakwa. Sehingga, hanya Islamlah yang mampu menuntaskan segala persoalan yang ada.
Oleh karena itu, sudah selayaknya kita campakkan sistem kspitalis-sekuleris, kemudian menggantinya dengan sistem Islam yang akan mengantarkan masyarakat menuju kehidupan yang penuh keberkahan.
Wallahu a’lam bishshawab.