Oleh Nurlinda
(Pemerhati Sosial)
PT Pertamina (Persero) resmi menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 92 atau Pertamax menjadi Rp 12.500 - Rp 13.000 per liter mulai 1 April.
Menteri Bandan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyampaikan, Pertamax atau RON 92 tidak lagi diputuskan menjadi Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP). Pertamax nantinya akan mengikuti pergerakan harga minyak dunia atau tidak disubsidi oleh pemerintah.
Dimana saat ini, harga minyak mentah dunia telah menembus 119 dolar AS per barel.
Sedangkan, dalam asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 harga minyak dunia ditetapkan hanya sebesar 65 dolar AS per barel. Tingginya harga minyak dunia tersebut otomatis berpengaruh terhadap harga BBM.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 pada Maret 2022 sebesar Rp14.526 per liter, bahkan bisa menembus sampai Rp16.000 pada April 2022. Harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM RON 92 berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum (tirto.id, 1/4/2022).
Naiknya harga minyak dunia menjadi alasan bagi pemerintah untuk ikut menaikkan harga BBM. Menurut pemerintah apabila tidak di naikkan harga BBM maka akan memberatkan APBN dengan asumsi harga minyak dalam APBN sudah sangat jauh dengan harga minyak di lapangan.
Kenaikan BBM jenis Pertamax tidak secara langsung berimbas pada kenaikan harga barang. Namun tingginya harga Pertamax akan berdampak terjadinya migrasi masyarakat secara kolektif.
Masyarakat yang pada umumnya menggunakan Pertamax bisa beralih ke pertalite karena harga lebih murah dan di subsidi oleh pemerintah.
Maka dari sini akan muncul masalah baru yaitu meningkatnya permintaan pertalite sehingga berpotensi langka akibat ketersediaan pertalite yang terbatas. Apabilah pertalite menjadi langkah otomatis masyarakat pun terpaksa beralih ke Pertamax karena stok selalu ada. Maka ini akan memicu terjadinya inflasi dan turunnya daya beli masyarakat.
Harga BBM yang mengalami kenaikan ini menunjukkan bahwa rezim tidak bersikap untuk melayani rakyat. Rezim malah berusaha untuk memanfaatkan situasi untuk memperoleh keuntungan. Ini adalah gambaran penguasa rasa pengusaha.
Penguasa yang seperti ini adalah produk sistem demokrasi kapitalisme. Sistem kapitalisme memposisikan negara sebagai perusahaan (korporatokrasi) yang bekerja untuk kepentingan elite, bukan untuk kesejahteraan rakyat.
Padahal menurut jargon demokrasi para penguasa itu adalah pilihan rakyat. Namun nyatanya mereka membuat aturan untuk menguntungkan diri sendiri dan para jajarannya bukan untuk kemaslahatan umat.
Selama sistem demokrasi kapitalisme terus yang diterapkan maka rakyat akan terus dinpimpin dengan penguasa yang demikian. Rakyat tidak akan pernah sejahtera. Bahkan sekedar merasakan BBM yang murah saja menjadi perkara yang mustahil karena sistem kufur.
Kenaikan pertamax dengan jumlah yang besar menegaskan tata kelola migas yg sangat kapitalistik, menimbang harga keekonomian (agar bisa ekspor) dan mengabaikan kemaslahatan rakyat
Hanya Islam yang memandang BBM adalah kepemilikan umum. Hal ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad saw.:
"Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api. " (HR Abu Dawud dan Ahmad)
Islam akan menjamin kebutuhan BBM rakyat dan menjadikannya sebagai sumber kekuatan negara. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, islam bisa menempub deua kebijakan:
Pertama, mendistribusikan minyak, gas kepada rakyat dengan harga murah. Kedua, mengambil keuntungan dari pengelolaan energi untuk menjamin kebutuhan rakyat yang lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, keamanan termasuk terpenuhinya sendang, papan dan pangan.
Dengan demikian Islam bisa mengelola secara mandiri dan tidak ditervensi oleh negara mana pun. Hasil dari pengelolaan energi akan membawa kemakmuran bagi rakyatnya dan menjadi kekuatan bagi negara.
Negara bukan hanya mewujudkan kemandirian energi tetapi juga menjadikan energinya sebagai kekuatan diplomasi Untuk itu, negara Islam sejak pertama kali berdiri segera melakukan pengembangan infrastruktur energi yang di perlukan untuk menjamin kebutuhannya dan memastikan agar energi tersebut tidak keluar dari negara dan jatuh ke tangan negara-negara penjajah.
Dalam Islam BBM murah bukan lagi mimpi, tapi menjadi kenyataan.
Wallahu a'lam bishawab