Oleh: Yuke Octavianty
(Komunitas Pejuang Pena Dakwah)
Keadaan kacau di negara ini memaksa rakyat untuk terus bergerak menuju perubahan. Karena keadaan yang kini tercipta, membuat rakyat semakin tegang dan tertekan. Melambungnya harga bahan-bahan pokok, bahan bakar, tingginya biaya kesehatan ditambah dengan proyek-proyek pemerintah di luar nalar. Proyek tersier bukan prioritas, yang banyak merugikan kepentingan umat. Salah satunya proyek IKN (Ibu Kota Nusantara) yang menyedot anggaran negara.
Dilansir dari tribbunnews.com (21/4/2022), suara rakyat yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) dan sejumlah elemen buruh dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) di depan Gedung DPR MPR, menuntut adanya perubahan.
Salah satu tuntutannya adalah memaksa Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, untuk dipecat. Karena buruknya kinerja, yang sangat dirasakan hampir seluruh rakyat. Yaitu meroketnya harga minyak goreng dan beberapa komponen sembako.
Tuntutan lainnya yaitu meminta Jokowi mundur dari jabatannya hingga membubarkan DPR, mengusut penuntasan berbagai kekerasan HAM, menindak tegas segala kekerasan represif terhadap masyarakat sipil, menolak UU pro oligarki, dan mengesahkan RUU pro rakyat serta menuntut terwujudnya reforma agraria sejati (kompas.com, 21/4/2022).
Berpikir perubahan adalah suatu fitrah bagi manusia. Keadaan yang sulit ingin dirubah menjadi keadaan yang jauh lebih baik. Dan hal ini tentu menimbulkan gelombang dalam pergerakan rakyat. Yang dimotori oleh agent of change, yaitu kaum muda terpelajar yang terhimpun dalam aliansi-aliansi mahasiswa dan para buruh. Secara kasat mata, proses perubahan ini mungkin sekali dapat terjadi dengan menumbangkan penguasa yang kini tengah memimpin. Seperti yang pernah terjadi tahun 1998, saat penumbangan Soeharto, presiden kala itu.
Namun, apakah proses people power ini dapat menumbangkan kerusakan sistem yang kini membelenggu?
Pakar politik Islam, Ustdzah Asma Amnina, menjelaskan bahwa people power bukanlah jalan hakiki menuju perubahan yang shahih (suaramubalighah.com, 21/4/2022). Kerusakan multidimensi yang kini dirasakan seluruh umat adalah buah dari sistem sekulerisme, yaitu sistem yang menjauhkan ajaran agama (baca: Islam) dari kehidupan. Rezim sekuler dan sistem demokrasi yang dianutnya, menciptakan berbagai masalah dalam tubuh umat. Sekulerisme dan demokrasi, sistem "klenger" yang rusak dan merusak kehidupan. Dan inilah yang membuat umat pun lelah. Jengah.
People power adalah gerakan politik menggulingkan kekuasaan pemimpin negara secara paksa melalui aksi demonstrasi rakyat. Seluruh rakyat turun ke jalan agar pemimpin mengundurkan diri dari jabatannya karena dianggap melanggar konstitusi.
Allah SWT. berfirman, yang artinya
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (QS. Ta-Ha: 124).
Ustazah Asma pun menambahkan, people power merupakan salah satu cara instan yang digunakan rakyat untuk mengganti pemimpin. Namun, ada beberapa bahaya yang dapat ditimbulkan. Pertama, bisa jadi akan ada pembajakan arah perjuangan. Karena setiap orang belum satu visi dan misi serta berbeda kepentingan. Kedua, people power hanya berkutat pada pergantian rezim, bukan pada sistem, yang sebetulnya menjadi akar masalah. Ketiga, people power tidak didukung oleh kekuatan militer, sehingga kekuatan rakyat akan berhadapan dengan kekuatan negara sehingga berpotensi terjadi kekacauan politik dalam tubuh umat. Seperti yang kini terjadi (suaramubalighah.com, 21/4/2022).
Keburukan akibat menanggalkan aturan syariat Islam dalam pengaturan kehidupan, tampak jelas di hadapan. Kezaliman dan kekacauan mendominasi kehidupan.
Islam memandang perubahan harus sesegera mungkin dilakukan, dengan bersegera kembali dalam pangkuan syariat. Sesuai metode yang dicontohkan Rasulullah SAW. saat penaklukan Makkah, yang kala itu dipenuhi budaya jahiliyyah.
Metode Rasulullah SAW. dalam mengubah keburukan yaitu dengan dakwah, amar ma'ruf nahi munkar. Tak ada pilihan lain. Dakwah berjamaah yang terstruktur dan terkoordinasi sesuai panduan syariat Islam. Serta menyamakan visi misi perjuangan dakwah dalam organisasi politik Islam. Hingga akhirnya dapat bergerak selaras mencapai tegaknya syariat Islam yang diterapkan dalam wadah Khilafah manhaj An Nubuwwah. Inilah teladan yang Rasulullah ajarkan pada kita.
Masihkah kita ragu memperjuangkan syariat Islam? Seharusnya kita yakin syariat Islam-lah yang menjadi pintu solusi segala masalah.
Islam-lah satu-satunya sistem yang wajib diperjuangkan. Demi sejahteranya umat. Demi rahmat dan ridha Allah Ta'ala.
Wallahu a'lam bisshowwab.