Pendidikan Islam Mencetak Generasi Gemilang



Oleh : Ummu Fairuz

Media sosial sudah bukan menjadi sesuatu hal yang baru bagi masyarakat saat ini. Mulai dari anak-anak, hingga dewasa. Tentunya masih hangat dalam ingatan, terkait dengan sebuah laman media sosinal digemparkan dengan kabar dari sekelompok remaja yang tertangkap polisi lantaran live saat tawuran. Mereka tertantang oleh salah satu komentar di Instagram yang mengajak mereka berkelahi. Namun, aksi mereka berhasil digagalkan oleh polisi.

Awal mulanya adalah saat live, lalu ada kelompok (lain) yang melihat dan menantang untuk melakukan perkelahian (tawuran). Karena merasa sebal dan tersulut emosi,  akhirnya mereka berkeliling mencari lawan yang menantang tersebut. 

Manakala kita amati kasus ini, maka bisa diambil kesimpulan bahwa kehidupan remaja tersebut sangat labil dan tidak memiliki tujuan hidup yang pasti. Kurangnya pendirian yang dimiliki membuat mereka mudah tersulut emosi dan berhasil diterjang oleh kejamnya zaman saat ini. Tak hanya itu, mereka juga seringkali menjunjung tinggi tren yang ada tanpa peduli dampak baik dan buruknya. 

Slogan YOLO (You Only Life Once) pun seringkali menjadi motto hidup mereka, akibatnya mereka terbentuk menjadi manusia yang menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang saja tanpa mau pusing dan tersibukkan dengan masa depannya,  apalagi memperhatikan masalah keumatan.

Mereka pun tak peduli dengan dunia yang sedang tidak baik-baik saja. Lebih dari itu,  mereka pun seakan turut serta dalam  memperkeruh keadaan dengan  perilakunya yang menyimpang dan keluar dari syariat agama. Inilah hasil dari pendidikan di sistem kapitalis ini, kepribadian islami yang harusnya mendarah daging dalam diri mereka, ternyata tak lebih dari bagian materi  akidah akhlak di sekolah semata. 

Fakta di atas merupakan efek dari diterapkannya sistem kapitalis-sekuleris saat ini, yang telah nyata senantiasa membawa keburukan dan kerusakan.  Berbeda dengan Islam yang memiliki sistem pendidikan yang sempurna. Pendidikan yang tak hanya memerhatikan intelegensi semata, namun juga menjunjung tinggi iman dan taqwa sebagai bentuk implementasi ilmu yang telah dipelajari.  Dengan sistem Islam, tak akan ada lagi remaja yang mengalami krisis identitas dan kehilangan arah, namun mereka dibentuk menjadi pribadi yang berwawasan luas dan berbudi luhur dengan didasari oleh akidah Islam yang mengakar pada diri mereka. 

Lebih dari itu, dalam Islam peran keluarga sangat krusial. Jika lingkungan sekolah dan masyarakat adalah sendi-sendi pendidikan fundamental, maka pendidikan keluarga adalah fondasi pertama bagi seorang anak sebelum mengarungi kehidupan. 

Sistem pendidikan seperti ini tidak akan mampu ditemukan pada sistem lain selain sistem Khilafah Islamiyyah, yakni sistem sempurna yang tak ada tandingannya. Sistem yang mampu menjadi solusi bagi setiap permasalahan umat, karena sistem ini bukan berasal dari hasil nafsu manusia belaka, namun aturannya bersumber dari Dzat yang Maha Kuasa, Allah SWT.

Untuk itu, solusi satu-satunya yang harus kita ambil adalah memperjuangkan kembali syari'at Islam agar bisa diterpkan di muka bumi ini. 

Wallahu a'lam bishshowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak