MotoGP Mandalika: Dari Sirkuit Hingga Dana Selangit



Oleh: Manda (Aktivis Serdang Bedagai) 

Setelah 25 tahun lamanya, akhirnya MotoGP digelar kembali di Indonesia. Namun kali ini bukan lagi disirkuit Sentul Bogor, melainkan digelar di sirkuit Mandalika, sebuah sirkuit bertaraf internasional yang dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus(KEK) Mandalika,Lombok,Nusa Tenggara Barat. Ajang MotoGP Mandalika ini juga dihadiri oleh pejabat tinggi negeri. Namun ini bukan tentang lamanya sebuah penantian ajang kelas internasional atau keeksotisan sebuah sirkuit yang ada di Indonesia dan juga bukan tentang siapa saja pejabat yang hadir. Tetapi ada hal penting yang harus kita ketahui dibalik ajang tersebut, yaitu berapakah dana yang digelontorkan pemerintah Indonesia untuk ajang MotoGP Mandalika?

Ajang MotoGP yang digelar di Pertamina Mandalika international street circuit,Lombok,Nusa Tenggara Barat, ternyata tidak lepas dari keseriusan pemerintah Indonesia dalam menyukseskan ajang tersebut. Tidak tanggung-tanggung, pemerintah Indonesia menggelontorkan dana sebesar Rp 1,3 triliun. Alokasi dana triliunan rupiah ini digelontorkan negara melalui Skema Penyertaan Negara(PMN) BUMN.

Sebagaimana yang diberitakan kompas.com, pada Sabtu(19/03/2022). Menteri keuangan(Menkeu) Sri Mulyani mengatakan "alokasi terbesar untuk gelaran MotoGP Mandalika berasal dari Skema Penyertaan Modal Negara (PMN)BUMN".

Menteri keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan tanpa bantuan uang negara, ajang balapan MotoGP itu akan sulit terselenggara. Dia mengungkapkan pemerintah telah mengalokasikan dana kepada PT pengembangan pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation(ITDC) senilai Rp.1,3 triliun. Selain alokasi PMN ke BUMN, APBN juga disalurkan melalui pengganggaran kementerian dan lembaga sebesar Rp.1,18 triliun, insentif PPN atas jasa kena pajak sebesar Rp.240,73 miliar dan insentif bea masuk dan pajak impor senilai Rp.10,41 miliar.

Tidak sampai disitu saja, dibalik ajang MotoGP Mandalika terdapat sosok pawang berhelem proyek yang dipercaya untuk mengendalikan hujan dan panas di ajang MotoGP Mandalika. Lantas berapakah bayaran untuk proyek pawang hujan di ajang MotoGP Mandalika kemarin?

Dikutip dari kompas.com,Minggu(20/03/202), untuk menjadi pawang hujan Rara dibayar dengan sistem kontrak. Bayarannya sekitar Rp.5 juta dalam setiap kegiatan.

Wah,,,,,,,,dana yang besar untuk seorang yang mengaku bisa mengatur remot AC dilangit. Miris sekali melihat kondisi seperti ini, kesyirikan dipertontonkan dimata internasional dengan berdalih kearifan lokal. Dana untuk kesyirikan pun dianggap lebih penting ketimbang dana untuk kemaslahatan rakyat. Padahal mengundang pawang hujan sama dengan mengundang dukun dan ini termasuk dosa besar.

Rasulullah Saw bersabda
"Barang siapa mendatangi dukun, lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad (Alquran)"(HR at Tirmidzi).

Melihat dana-dana yang digelontorkan untuk ajang olahraga internasional ini sungguh sangat fantastik bak setinggi langit, jika melihat kondisi ekonomi rakyat yang carut marut akibat pandemi, masalah mahal dan langkahnya minyak goreng yang tak kunjung selesai, ditambah lagi himpitan ekonomi yang mengakibatkan hilangnya nyawa anak ditangan ibu kandung dan minimnya infrastruktur maupun fasilitas publik yang masih buruk. 

Hal ini menunjukan gagalnya pemerintah dalam mengurusi berbagai persoalan rakyat. Pemerintah seakan abai memikirkan kondisi rakyatnya. Padahal kemaslahatan dan fasilitas publik (Al-mashalih Wal al-marafiq) itu wajib disediakan oleh negara secara cuma-cuma sebagai bagian dari pengurusan negara atas rakyatnya.

Rasulullah Saw bersabda
"Pemimpin adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus(HR Al Bukhori).

Alhasil tanpa syariat Islam rakyat semakin terhimpit, kehidupan rakyat pun menjadi sulit. Oleh karena itu,marilah kita bersegera menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Hanya dengan syariat Islamlah hidup rakyat akan terjamin.
Wallahu a'lam


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak