Oleh: Hastaria Marissa, S.P
Seorang siswa SMA di Yogyakarta dikatakan menjadi korban klitih hingga meninggal dunia pada Minggu dini hari (3/4/2022). Bukan baru kali ini saja, fenomena klitih nampaknya telah terjadi hingga kesekian kalinya bahkan sampai memakan korban jiwa. Hal ini seolah membuat Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar yang humanis berubah menjadi mengerikan.
Fenomena klitih pun kini telah menjadi hal yang meresahkan bagi masyarakat Yogyakarta. Tak hanya masyarakat asli, klitih juga tentu membuat banyak wisatawan menjadi takut untuk berkunjung ke Yogyakarta. Lantas sebenarnya apa itu fenomena klitih?
Klitih sendiri rupanya pada awalnya memiliki makna positif. Dalam bahasa Jawa, klitih memiliki arti kegiatan di luar rumah untuk mengisi waktu luang.Ya, Klitih sebelumnya dimaknai sebagai kegiatan untuk jalan-jalan ataupun keliling kota tanpa tujuan yang jelas untuk mengisi waktu luang. Namun, makna itu belakangan ini berubah sebagai aksi kekerasan jalanan dengan menyasar pengendara motor.Pelaku klitih pun kini umumnya pelajar atau remaja. Mereka menyasar pengemudi sepeda motor di malam hari, sehingga memunculkan keresahan bagi masyarakat. (www.liputan6.com, 05/04/2022)
Saat ini kekerasan pada remaja semakin marak. Faktor penyebabnya dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman agama pada individu dengan penanaman kepribadian Islam. Selain itu dipengaruhi oleh lingkungan yaitu pergaulan remaja dan kurangnya perlindungan terhadap rasa aman bagi masyarakat.
Apalagi diera globalisasi saat ini mudah masuknya budaya barat dan berbagai hal yang meracuni remaja.
Masa remaja merupakan masa yang istimewa. Masa para remaja menemukan jati dirinya, rentan dipengaruhi oleh berbagai hal. Remaja merupakan generasi penerus perjuangan Islam. Islam sangat memperhatikan permasalahan remaja saat ini.
Untuk mengatasi permasalahan remaja saat ini perlu peran bersama dari :
1) Keluarga. Berperan memberikan bimbingan dan penanaman nilai kebaikan sesuai dengan ajaran Islam . Firman Allah:“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs.At-Tahrim : 6) ;
2) Kontrol Masyarakat. Memperhatikan, peduli lingkungan sekitarnya, saling mengingatkan kepada kebaikan dan
3) Negara. Menjamin dan melindungi keamanan bagi masyarakat. Selain itu juga memberikan program pendidikan agama dengan penanaman nilai aqidah dan kepribadian Islam. Menjauhkan para remaja dari budaya-budaya yang tidak sesuai Islam.
Semoga permasalahan kekerasan remaja ini segera berakhir dan masyarakat merasakan keamanan dimanapun berada. (*HM)
*Penulis dari Kota Palangka Raya (Kalimantan Tengah)
.