Oleh : Ummu Fairuz
Indonesia sudah dikenal sebagai sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Salah satu diantaranya ialah penghasil kelapa sawit terbesar. Ironisnya, minyak goreng justru mengalami kelangkaan. Namun sekalinya stok banyak dipasaran, tetapi harganya meroket. Anehnya lagi, banyak parpol kontestan pemilu justru dengan mudahnya membagi-bagikan minyak goreng ke warga.
Belum lama ini, dikabarkan bahwa Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) justru memberikan bantuan 10 ton minyak goreng pada warga kurang mampu. (galamedia, pikiran-rakyat.com)
Mirisnya lagi, problem migor ini sampai mengakibatkan jatuhnya korban. Seperti yang terjadi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Seorang ibu lima anak meninggal dunia saat antre minyak goreng (detik.com, 12/3/2022)
Sebagaimana dikutip dari laman berita online posmerdeka.com:
"Ratusan pedagang kaki lima (PKL) dari sejumlah wilayah di Mataram, Lombok Tengah dan Lombok Barat, menggelar aksi unjuk rasa ke DPRD NTB di Jalan Udayana, kota Mataram, jumat (11/3/2022). Mereka memprotes sikap DPRD NTB yang terkesan sibuk berpolitik, dan mengurus kepentingan sendiri untuk bagi-bagi kekuasaan, di saat minyak goreng langka."
Tidak bisa dimungkiri lagi, sistem kapitalis-sekuleris yang diterapkan saat ini telah nyata kerusakannya karena meniscayakan manusia menghalalkan segala cara demi meraih tujuannya tanpa mempedulikan kedzaliman yang ditimpakan pada rakyat. Mereka yang bermodal besar (para kapital) sebisa mungkin meraih hati rakyat agar terpikat dengan pesona mereka yang seolah peduli rakyat. Namun setelah sukses terpilih, rakyat dibiarkan melarat dan sekarat. Sistem ini menjadikan seorang penguasa adalah para pengusaha. Kebijakannya dipastikan membuat rakyat sengsara. Sangat jauh dari kata adil dan sejahtera. Karena yang dipikirkan hanyalah keuntungan semata. Masihkah kita berharap pada sistem dzalim ini?
Jika kita bandingkan dengan sistem Islam, sangatlah jauh Berbeda. Sejarah telah mencatat, selama 14 abad lamanya manusia hidup sejahtera di bawah naungan sistem Islam. Bahkan, sejarahwan Barat pun mengakuinya.
"Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para khalifah telah mempersiapkan berbagai kesempatan bagi siapapun yang memerlukannya dan meratakan kesejahteraan selama berabad-abad dalam luasan wilayah yang belum pernah tercatatkan lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. " (Will Durant - The Story of Civilization)
Jadi, apalagi yang ditunggu. Sudah selayaknya kita campakkan Kapitalisme-Sekularisme, kemudian kembali kepada sistem Islam yang akan membawa keberkahan.
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
”Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. Al-Maidah: 50)
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf: 96)
Hanya kembali kepada syari'at-Nya sebagai solusi pasti bagi terselesaikannya seluruh problematika di negeri ini.
Wallahu a'lam bishshowab.