Fitrah Ibu Yang Hilang



Oleh: Ririn Muawwanah
(Pemerhati Keluarga dan Generasi)

Kondisi tragis terus berulang. Seperti halnya yang dialami oleh Kunti Utami (35), seorang ibu di Brebes, Jawa Tengah (Jateng), diduga menggorok tiga anaknya sendiri. Satu anaknya tewas dengan luka sayat di leher, sementara dua lainnya dilarikan ke rumah sakit (RS).
"Saat pintu dibuka, anak yang bernama ARK (7) sudah dalam kondisi meninggal dunia. Ada luka sayat di leher," kata Kapolsek Tonjong AKP M Yusuf, seperti dikutip dari detikJateng, Senin (21/3/2022).

Tidak dipungkiri. Peristiwa senada yang terjadi diakibatkan dari  kehidupan yang semakin sulit. Harga kebutuhan pokok yang melangit membuat para ibu menjerit. Bagaimana tidak, mereka yang setiap hari harus berkutat mengelola keuangan keluarga. Meski mereka bukan sarjana bahkan tidak mengeyam pendidikan pun dituntut untuk pandai mengelola keuangan keluarga.

Selain itu dengan kenaikan beberapa komoditas kebutuhan pokok membuat para ibu depresi ditambah lagi ketika suami tidak bekerja sedangkan kebutuhan semakin meningkat, membuat para ibu harus berfikir keras agar kelangsungan ekonomi keluarga tetap berjalan. 

Jika kita perhatikan, kasus pembunuhan anak oleh ibunya sering terjadi akhir-akhir ini dengan dalih ekonomi. Hal ini menunjukkan sistem yang ada saat ini tidak mampu mewujudkan kesejahteraan hidup rakyatnya. Pengelolaan ekonomi yang berdasarkan sistem kapitalisme tidak hanya merugikan rakyat secara materi karena kebijakan-kebijakan yang menindas rakyat tetapi juga telah membuat rakyat depresi termasuk di dalamnya para ibu yang memang harus berkutat dengan pengelolaan keuangan keluarga.

Kita harus sadari ketika kita masih hidup di bawah sistem kapitalisme maka kesejahteraan sulit terwujud karena penguasa akan selalu mengedepankan kepentingan pengusaha daripada kepentingan rakyatnya.

Islam sebagai agama yang sempurna telah terbukti mampu mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Di dalam Islam kebutuhan pokok rakyat akan dijamin. Mulai dari sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan rakyatnya baik yang miskin maupun kaya merupakan tanggung jawab negara yang akan dibiayai dari hasil pengelolaan sumber daya alam. 

Selain memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya, di dalam Islam mewajibkan setiap suami untuk mencari nafkah. Di dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 34 Allah SWT berfirman yang artinya:

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagiaan mereka (laki-laki) atas sebahagiaan yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka."

Di samping mewajibkan suami untuk bekerja tentu negara juga turut berperan untuk menciptakan lapangan kerja untuk rakyatnya. Dan ketika seorang istri ditinggal meninggal suaminya maka beban nafkah akan dibebankan kepada kerabatnya. Dan di sini juga perlu diperhatikan ketika kerabat tidak mampu memberi nafkah maka negara bertanggungjawab untuk memberikan santunan.

Dengan terpenuhinya kebutuhan pokok dan mewajibkan suami bekerja maka seorang ibu tidak akan bersusah payah untuk turut serta bekerja membantu perekonomian keluarga sehingga ibu bisa berperan sesuai fitrahnya yaitu sebagai pengatur rumah tangga dan pendidik bagi putra putrinya untuk mempersiapkan mereka menjadi generasi yang tangguh.

Jadi sudah saatnya rakyat sadar bahwa biang dari problematika hidup kita saat ini adalah sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri kita tercinta ini. Dan rakyat juga harus sadar bahwa untuk mengakhiri semua ini hanya dengan diterapkannya Islam secara menyeluruh dalam semua aspek kehidupan.

Wallahu a'lam bissawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak