Demo Mahasiswa di Bulan Ramadhan: Lanjutkan Kepada Perjuangan Islam!



Oleh: Salis F. Rohmah

Masyaallah.. respect! Mahasiswa kembali menggelar aksi atas kedzaliman-kedzaliman yang terjadi di negeri. Di tengah teriknya matahari di bulan ramadhan, elemen mahasiswa di berbagai wilayah turun membela hak-hak rakyat yang hari ini belum mampu dipenuhi rezim. Beberapa tuntutan mahasiswa dalam aksi yang dilakukan tanggal 11 April kemarin beragam. Mulai dari menuntut Presiden Jokowi menolak tegas penundaan pemilu, menuntut agar UU IKN dikaji ulang, hingga mendesak pemerintah untuk menstabilkan harga. Hal ini merupakan angin segar di tengah semakin beratnya beban rakyat dan keheningan suara kritis membela hak rakyat. 

Label radikal, intoleran, anti pemerintah semakin deras juga dihembuskan kepada aktivis ataupun mahasiswa. Tidak heran jika suara kritis mahasiswa meneriakkan keadilan juga semakin tidak terdengar. Diperlukan keberanian yang besar bagi para aktivis dan mahasiswa untuk kembali berjuang meneriakkan keadilan. Untuk itu aksi yang dilakukan oleh teman-teman mahasiswa merupakan aksi yang patut diapreasi dan perlu dijaga agar tetap semangat agent of change tetap hadir dalam jiwa para pemuda.

Namun yang menjadi pertanyaan kemudian, cukupkah perjuangan tersebut dapat membawa pada perubahan? Jika kita mundur ke belakang aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa apalagi setelah reformasi, tidak banyak merubah keadaan. Contohnya saja aksi besar-besaran yang dilakukan mahasiswa di tahun 2020 tentang penolakan UU Omnimbus Cipta Kerja. Ternyata aksi tersebut belum mampu membatalkan disahkannya undang-undang yang menyengsarakan rakyat tersebut. Entah sudah berapa kalinya, undang-undang yang menindas rakyat tetap saja disahkan.  Maka, seharusnya mahasiswa mendesain ulang pergerakannya. Agar perubahan yang dicita-citakan, keadilan dan kesejahteraan mampu terwujud.

Sistem Demokrasi Sekuler Biang Kerok Kesengsaraan Rakyat

Peradaban dunia hari ini sedang diatur oleh mindset sekulerisme yang dikokohkan oleh sistem pemerintahan demokrasi. Sistem demokrasi inilah yang meletakkan kedaulatan kepada manusia yaitu menjadikan manusia yang berhak membuat aturan. Tentunya aturan dan kebijakan yang diketok palu adalah kebijakan yang menguntungkan bagi dirinya dan golongannya. Terbukti rezim sekuler demokrasi hanya berpihak pada kroninya. Janji-janji selama kampanye yang melelehkan hati rakyat tak lagi dapat ditagih. Nyatanya penguasa telah bermain mesra dengan korporasi dari dalam maupun luar negeri yang menjaga hegemoni mereka atas negeri ini. Kekuasaan demokrasi hanya menjadi alat mereka mengeruk kekayaan dan kembali menindas rakyat lemah. Maka lebih tepat jika jargon demokrasi adalah kepemimpinan dari, oleh, dan untuk korporasi.

Pemerintahan demokrasi dengan kapitalisme yang menjadi mindset dunia saat ini tak terkecuali Indonesia, telah menghilangkan peran negara sebagai penjamin dan pelindung rakyat. Negara ada hanya sebagai fasilisator yang lepas tanggung jawabnya untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Faktanya negara lebih ada untuk korporat, dibandingkan untuk rakyat. Maka jangan heran jika rakyat menjadi korban. Selamanya demokrasi selamanya kesengsaraan hidup semakin menjadi.

Apalagi sistem demokrasi yang menjadikan keterbatasan akal sebagai satu-satunya pembuat keputusan. Alhasil kelemahan akal ini tidak akan mampu membuat aturan yang mampu mengatasi problem hidup dengan baik dan benar. Sepertinya yang dikatakan Kepala Staf Kepresidenan bahwa kesempunaan bukan milik manusia. Karena manusia hanyalah makhluk lemah yang sejatinya membutuhkan guideline yang sempurna untuk mengatur jalannya kehidupan. Tentunya guideline yang benar dan sempurna hanyalah bersumber dari Dzat Yang Maha Sempurna pula yaitu Allah SWT. Itulah  Islam yang memiliki segenap aturan kehidupan yang dicontohkan manusia paling mulia, Rasulullah Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW, seorang negarawan handal  telah menegaskan bahwa syariat Islam mampu mengatasi problem kehidupan jika diterapkan secara kaffah dalam bingkai daulah Islam. Senada dengan yang dilakukan para Khulafaur rasyiddin yang memimpin umat Islam dengan mempertahankan bentuk negara khilafah Islam. Khilafah akan menghadirkan negara sebagai pelayan rakyat sepenuhnya dengan menjalankan syariat Islam.

“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya. Jika seorang imam (Khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah ’azza wajalla dan berlaku adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa,” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad).

Penguasa yang lahir dari sistem Islam yang disebut Khilafah inilah yang mampu melahirkan pemimpin yang amanah, bahkan takut jika rakyatnya sengsara atas kebijakannya. Maka tidak heran muncul sosok Umar bin Khattab ra, pemimpin yang mampu memikul sendiri gandum untuk rakyatnya di pinggiran ibu kota karena takut rakyatnya tersebut kelaparan. Benar-benar menggambarkan pemimpin yang sedia untuk rakyat.

Bahkan pengakuan dari Sejarawan Barat, Will Durant dalam bukunya Story of Civilization mengatakan, ”Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama beradab-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka".

Inilah kesempurnaan Islam yang tidak dapat dibandingkan dengan demokrasi sekuler yang sudah rusak dari awal. Harus beberapa kali lagi kita melihat bukti kerusakan demokrasi yang menumbalkan rakyat lemah? Sudah saatnya kejahatan sistem ini harus segera dimusnahkan dengan sistem Islam, Khilafah Islamiyyah. Selain solusi dari Allah Sang Pencipta kehidupan, Khilafah adalah ajaran wajib ditegakkan. Maka kaum muslimin termasuk mahasiswa harus berjuang bersama melawan kedzaliman demokrasi dan mengggantikannya dengan khilafah Islam. Sudah saatnya mahasiswa  muslim berjuang membawa perubahan kepada Islam. Wallahu a’lam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak