Oleh : Nurfillah Rahayu
(Komunitas Pejuang Pena Dakwah)
Unjuk rasa yang sudah dilakukan beberapa waktu yang lalu telah membuat sosok Buzer Istana seperti Ade Armando menjadi sasaran kemarahan para peserta aksi.
Kebencian masyarakat kepada AA akibat penghinaan yang selama ini dia lakukan terhadap Islam dan ajarannya serta tidak tersentuh hukum bahkan terkesan dilindungi.
Pemukulan terhadap Ade Armando adalah bentuk kemarahan rakyat atas kekebalan hukum pada dirinya sehingga hukum dilakukan oleh masyarakat. Bukan tidak mungkin akan berlaku pada penghina yang dianggap kebal hukum.
Diberitakan sebelumnya (suarajakarta.id/26 April 2022 ), Ade Armando dianiaya sekelompok orang yang berada di lokasi aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPR, Jakarta. Akibatnya, tampak Ade Armando babak belur. Ade Armando sebelumnya mengaku hadir untuk mendukung aksi yang akan dilakukan rekan-rekan mahasiswa di gedung DPR RI.
Diduga keributan itu terjadi ketika Ade Armando didatangi sekelompok orang.
Tampak, terjadi dorong-mendorong ketika Ade Armando berada di tengah-tengah demonstrasi. Ia mengaku akan mendukung aksi mahasiswa jika yang dituntut penolakan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi 3 periode.
"Saya tidak ikut demo. Tetapi saya mantau dan saya ingin menyatakan mendukung," kata Ade ditemui di lokasi. Ade mengaku mendukung penuh jika para mahasiswa menolak dilakukannya amandemen UUD 1945 untuk mengakomodir perubahan masa jabatan presiden.
Kekebalan Hukum terhadap Ade Armando jelas sekali terlihat bahwa sistem sekularisme sama sekali tidak menyelesaikan permasalahan yang ada. Sehingga memancing emosi besar berbagai elemen Ummat.
Dalam Islam dijelaskan bagaimana menyelesaikan para penghina Islam dan ajarannya dengan tegas sehingga membawa umat pada perubahan hakiki yang tidak hanya berhenti pada melampiaskan kebencian secara spontan tapi mengakhirinya dengan syariat Islam.
Seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an :
" Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allâh dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyirikin, kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidil haram maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadapa mereka. Sesungguhnya Allâh menyukai orang-orang yang bertaqwa. Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allâh dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyirikin), padahal mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian). Mereka menukar ayat-ayat Allâh dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu. Mereka tidak memelihara (hubungan) kekerabatan dengan orang-orang mu’min dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menuaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui. Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti." [at-Taubah/9:9-12]
Wallahu a'lam bishowab.