Oleh : Ummu Fairuz
Tanpa terasa, saat ini sudah memasuki 101 tahun kondisi dunia berada dalam kungkungan nestapa yang tiada habisnya. Suatu hal yang nisbi, manakala kita berusaha mencari kesejahteraan dalam kehidupan yang merujuk pada sistem kapitalis-sekuleris.
Dalam kapitalisme-sekularisme, syariat Islam tidak akan pernah dipakai saat menyelesaikan problematika yang ada. Bahkan, konstitusi dianggap lebih tinggi daripada ayat suci. Berbagai macam aktifitas kemaksiatan yang dulu dianggap tabu seakan menjadi hal yang tak asing untuk dilakukan di zaman penuh fitnah ini. Bagaimana tidak? Angka korupsi yang semakin meningkat di tiap tahunnya, kasus pemerkosaan yang semakin merajalela, perbuatan zina yang terus dilakukan di mana-mana, bahkan pembantaian kaum muslim di berbagai belahan dunia sudah menjadi sesuatu yang biasa asmanya. Bukankah itu sudah cukup menjadi bukti nyata bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja? Sungguh miris!
Hingga saat ini, tidak ada satupun negara di dunia yang memiliki kekuasaan untuk bisa menumbangkan kedzaliman dan kemungkaran yang terjadi. Hal ini dikarenakan, sistem kapitalis-sekuleris telah berhasil menyihir kaum muslim menjadi pribadi yang individualis, materialistis dan hedonis dengan berbagai gemerlap nikmat serta popularitas yang ditawarkannya. Mereka menjadi begitu acuh terhadap saudaranya sendiri. Meskipun, di berbagai belahan dunia banyak saudara muslim lainnya yang menderita diakibatkan ketidakadilan yang ditujukan kepada mereka.
Untuk itu, dibutuhkn sebuah sistem kehidupan yang bisa mengantarkan kaum muslim menuju kehidupan penuh kesejahteraan dan keberkahan. Sistem apakah itu? Yaitu, sistem kehidupan yang sesuai dengan syariat Islam. Mengapa? Karena, hanya Islamlah yang kayak dan mampu menyejahterakan seluruh umat manusia, tidak hanya kaum muslim saja.
Sejarah telah membuktikan, bahwa selama kurun waktu 14 abad lamanya menjadi mercusuar peradaban dunia. Sehingga, mampu menjadi perisai bagi kaum muslim untuk menghadang kedzaliman.
Wallahu a'lam bishshowab.