Proyek Asing Di Tengah Perekonomian yang Belum Stabil




Oleh: Ummu Fairuz


          Hingga kini, pemerintah masih senantiasa disibukkan dengan berbagai proyek asing. Industri 'raksasa' di Batam mulai menggeliat. PT McDermott Batam Indonesia dapat megaproyek. Nilai proyek pertama, 'Tyra Redevelopment Project' mencapai USD 500 juta atau sekitar Rp 7,5 triliun (kurs Rp 15.000 per dolar) hingga USD 750 juta (Rp 11 triliun). Tidak saja itu, Dermott juga sudah mengantongi sejumlah proyek besar lainnya.

Belum lama ini, Dickson meluncurkan proyek Tyra tersebut dengan ditandai pemotongan pita 'First Cutting Tyra Redevelopment Project' di lokasi proyek di McDermott Batam, Batu Ampar. Proyek besar itu dinamakan Tyra Redevelopment Project. Proyek ini membangun wellhead dan topside untuk infrastruktur oil and gas nasional milik Denmark.

Tyra adalah nama ladang gas di Denmark. Memproduksi 90 persen gas untuk bangsa Denmark. Saat ini perusahaan asal Amerika Serikat ini akan mengerjakaan empat proyek besar hingga tahun 2021 mendatang.
McDermott sebelumnya sudah menuntaskan kontrak untuk pengerjaan proyek Tyra dengan total berat mencapai 36.300 ton pada tahun 2017 dengan Maersk. Proyek ini merupakan proyek terbesar di North Sea. [batamnews.co.id]

PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas LPG nonsubsidi rumah tangga untuk jenis Bright Gas 5,5 kg, Bright Gas 12 kg, dan Elpiji 12 kg mulai hari ini, Minggu (27/2). Sementara harga LPG 3 kg yang disubsidi tidak mengalami kenaikan. 

Ini merupakan kenaikan yang kedua kalinya. Sebelumnya, pada 25 Desember 2021, Pertamina juga menaikkan harga gas LPG nonsubsidi.

Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading Pertamina Irto Ginting menjelaskan, penyesuaian ini dilakukan mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas. 

Tercatat, harga Contract Price Aramco (CPA) mencapai USD 775 per metrik ton per Januari 2022, naik sekitar 21 persen dari harga rata-rata CPA sepanjang tahun 2021.

Dengan adanya penyesuaian, harga LPG nonsubsidi yang berlaku saat ini sekitar Rp 15.500 per kg. Menurutnya, kenaikan harga ini telah mempertimbangkan kondisi serta kemampuan pasar LPG nonsubsidi, selain itu harga ini masih paling kompetitif dibandingkan berbagai negara di ASEAN. 

Penyesuaian harga hanya berlaku untuk LPG nonsubsidi seperti Bright Gas atau sekitar 6,7 persen dari total konsumsi LPG nasional per Januari 2022 ini. 

Sementara untuk harga LPG ukuran 50 kg dan konsumen industri sudah lebih dulu naik. Untuk informasi lengkap mengenai seluruh harga LPG nonsubsidi terbaru, masyarakat dapat langsung menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135. [kumparan.com]

Saat kondisi ekonomi rakyat makin memburuk akibat kelesuan ekonomi, pemerintah justru membebani rakyat dengan kebijakan kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok. Di masa pandemi ini, dimana keadaan ekonomi sedang dalam masa sulit, seharusnya pemerintah fokus  menggencarkan program bantuan kepada masyarakat dan usaha kecil, bukan malah mempersulit mereka dengan menaikkan harga kebutuhan pokok.

Namun pemerintah sepertinya tidak akan mendengarkan keluhan juga harapan-harapan masyarakat kecil yang tidak ingin diberatkan dengan berbagai kenaikan-kenaikan yang menyangkut kebutuhan hidup mereka.

Di saat yang sama, banyak korporasi raksasa asing menangguk untung besar dari beragam proyek besar di negeri ini.
Ini membuktikan keberpihakan kebijakan kapitalistik adalah pada para kapitalis dan rakyat selalu berposisi marjinal dan terus dihimpit kesulitan. 

Bandingkan dengan Islam mengatur proyek-proyek pembangunan dan mengatasi kesulitan rakyat dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. 
Islam memiliki mekanisme sahih menjaga stabilitas harga. Islam akan menghilangkan mekanisme pasar yang tidak sesuai dengan syariah seperti penimbunan, pematokan terhadap harga, dan sebagainya.

Negara adalah sebagai pengatur seluruh urusan umat (ri'ayah asy-syu'un al-ummah). Pengaturannya berdasar pada syariah, bukan hawa nafsu sebagaimana penguasa dalam sistem Kapitalis saat ini. Sebuah sistem yang hanya mempertimbangkan muamalahnya pada untung-rugi. Bermanfaat atau tidak. Tanpa memandang Halal-Haram. 

Saat pengaturan kehidupan diserahkan pada hawa nafsu manusia hanya akan membawa kehancuran. Sejatinya hanya sistem Islamlah yang akan membawa kehidupan pada keberkahan.

Hal ini telah terbukti, selama 14 abad lamanya peradaban Islam berjaya memimpin dunia dengan menerapkan syari'at-Nya. 

Wallahu a'lam bishshowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak