Praktik Klenik Lahir Dari Negara Sekuler

 



Oleh Yuli Juharini

Innalillahi wa innaillaihi rajiun. Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan akan kembali pada Allah. Bila manusia sudah berfikir seperti itu, maka setiap tindak-tanduknya akan selalu berharap pada rida Allah semata. Tidak ada keinginan sedikit pun untuk memohon pertolongan kepada selain Allah Swt. Bila ingin melakukan aktivitas dalam bentuk apa pun, sandarannya hanya Allah bukan yang lain. Seperti yang dilakukan oleh orang nomor satu di Indonesia.

Dilansir dari tempo.com, Presiden Joko Widodo yang akan melakukan ritual kendi nusantara, menyatukan air dan tanah dari 34 propinsi di Indonesia di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) di kabupaten Penajem, Paser Utara, Kalimantan Timur, sekitar pukul 09.45 WITA pada hari Senin, 14 Maret 2022. Air dan tanah yang akan disatukan dibawa oleh Gubernur dari masing-masing provinsi.

Presiden Joko Widodo akan memasukkan tanah dan air tersebut dalam satu wadah gentong sebelum disiramkan ke lahan calon ibu kota baru. Beliau pun akan melakukan prosesi doa bersama dengan para tokoh adat setempat agar proyek pembangunan ibu kota baru berjalan lancar.

Di dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, sudah menjadi tradisi ketika akan melakukan sesuatu, maka didahului dengan ritual-ritual tertentu. Sejak dulu, hal itu lumrah dilakukan. Hingga hari ini masih ada yang melakukan kegiatan tersebut dengan dalih melestarikan budaya nusantara.

Bukan pertama kali praktik yang berbau klenik terjadi di Indonesia. Di setiap lini ada saja yang melakukannya dengan harapan agar mendapat keberkahan hidup. Bahkan ada yang dikaitkan dengan Islam. Padahal jelas-jelas Islam melarang adanya praktik yang berbau klenik tersebut.

Sungguh ironis dan miris.  Indonesia, dengan penduduknya yang mayoritas Muslim, masih banyak yang melakukan praktik klenik yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena Indonesia negara sekuler dengan sistem demokrasi, di mana sistem ini memberi kebebasan bagi siapa saja untuk berekspresi, bertingkah laku dan bebas melakukan apa saja. Walaupun kebebasan itu menabrak rambu-rambu akidah Islam.

Dalam negara sekuler, banyak dijumpai ritual-ritual yang berbau klenik, mistik. Seperti ketika gunung Semeru erupsi beberapa waktu lalu.
Di lereng yang tidak terdampak, warga sekitar meletakan sesajen dengan harapan gunung Semeru tidak erupsi lagi dan berharap ada keberkahan dalam peristiwa tersebut.

Sepertinya akidah Islam rusak bila disandingkan dengan sistem demokrasi sekuler. Akidah Islam itu murni mengesakan Tuhan sebagai satu-satunya sesembahan bagi makhluk. Jadi sudah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk selalu memohon pertolongan, perlindungan, dan berserah diri hanya pada Allah Swt.

Dalam negara yang mengusung sistem demokrasi sekuler seperti Indonesia, praktik klenik sudah biasa terjadi. Bahkan kepala negara sendiri mencontohkan hal tersebut. Padahal beliau adalah seorang Muslim. Sebagai seorang Muslim, seharusnya tidak melakukan hal itu, bahkan sampai diekspos. Semua media memberitakannya.
Bagaimana pandangan Islam mengenai hal ini?

Islam adalah agama yang sempurna. Semua ada aturannya dalam Islam. Islam itu juga bukan sekedar agama, melainkan sebuah ideologi atau mabda. Sangat jelas aturan Islam di mana yang haq dan batil terpisah tidak bisa disatukan.

Sebagai seorang Muslim yang baik dan mengaku beriman pada Allah Swt. sudah seharusnya memohon hanya pada Allah Swt. bukan yang lain, hal itu sesuai dengan Al-Qur'an surat Al-Fatihah ayat 5 yang artinya, "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."

Karena pada dasarnya Allah Swt. sangat cemburu dan tidak suka jika hamba-Nya mohon pertolongan selain dari pada-Nya.

Jika negara diatur dengan syariat Islam, maka segala bentuk praktik yang berbau klenik tidak akan dibiarkan tumbuh dan berkembang. Negara akan mengatur akidah dan ibadah umat Islam sesuai dengan tuntunan syariat Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunah. Sementara warga nonmuslim yang terikat dengan perjanjian (kafir dzimi) akan dibiarkan beribadah sesuai dengan agamanya.
Begitu mulianya agama Islam mengatur semuanya hingga tidak ada diskriminasi di antara muslim maupun non muslim.

Negara dengan sistem Islam akan menciptakan kehidupan yang harmonis di antara warga negaranya karena semua kebutuhan dasar terpenuhi dengan baik. Sandang, pangan, papan,  bahkan kesehatan, pendidikan, semua bisa diakses dengan mudah. Termasuk juga keamanan. Ketika semua kebutuhan terpenuhi, tidak ada alasan untuk melakukan praktik-praktik klenik. Semua beribadah sesuai dengan akidah masing-masing.

Betapa rindunya ingin merasakan kehidupan yang semua diatur oleh syariat Islam. Karena sesungguhnya Allah Swt. mengatur kehidupan ini melalui Islam yang akan membawa rahmat bagi seluruh alam.

Dalam surah Al-A'raf ayat 96 Allah Swt. berfirman yang artinya, " Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan ayat-ayat Kami maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."

Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Al-Qur'an.
Termasuk di dalamnya praktik klenik yang bisa mengantarkan pada kesyirikan dan kemusyrikan. Aamiin ya Rabbal alamiin.

Wallahu a'lam bishawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak