Oleh : Ummu Hanif, pemerhati Sosial Dan Keluarga
Industri halal, menjadi salah satu program yang dilirik pemerintah untuk menjadi program prioritas. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) harus mampu menjadi katalis dan penggerak yang aktif untuk membangun, dan menjadikan Indonesia sebagai Hub investasi dan industri halal. Caranya, dengan menjalin kolaborasi dengan berbagai entitas di dalam atau di luar negeri dan mengoptimalkan kontribusi UMKM dan pesantren dalam pengembangan industri halal. Hal itu disampaikan Jokowi dalam Global Islamic Investment Forum BPKH, Jumat (25/3/2022).
Opini ini tentu memberi angin segar bagi kaum muslimin. Pasalnya, mereka akan mudah menemukan produk yang tidak mengandung barang haram. Para produsen pun pastinya akan kebagian untung. Mereka akan mendapat suntikan dana guna pengembangan produk halalnya. Tidak hanya para produsen dan konsumen, negara dalam kondisi ini juga akan mendapatkan laba karena setiap aktivitas penjualan akan ditarik pajak. Inilah alasan utama pengembangan industri halal sebenarnya. Hal ini tentu tanpa sebab. Saat ini negara kita sedang tidak baik2 saja kondisi keuangannya. Utang sangat besar, sementara banyak proyek mangkrak. Salah satunya yang banyak disorot aktivis adalah pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru. Sementara SDA sudah tidak bisa diharapkan lagi, karena sudah diserahkan kepada swasta. Jadi, selain sektor pariwisata, industri halal digadang-gadang bisa menambah pundi-pundi negara.
Sebagai mukmin, semua aktivitas kita harus terikat dengan hukum syara’. Allah Swt. memerintahkan kita untuk masuk Islam secara kafah.
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah: 208)
Sehingga seharusnya setiap aktivitas kita bertujuan untuk meningkatkan ketaatan kepada allah SWT. Apalagi kita saat ini berada di negara dengan jumlah penduduk mayoritas muslim.
Sayangnya, tujuan utama menggalakkan industri halal bukan untuk taat pada Allah Taala. Ada dugaan kuat usaha ini hanya bermaksud mendapatkan keuntungan. Ini karena pangsa pasar sekarang sedang naik daun terkait “produk halal”. Seperti yang sudah kita pahami, pandangan ala kapitalisme membuat semua orang mengejar materi. Segala sesuatu wajib menghasilkan harta (kenikmatan duniawi). Jadi, kalau berbicara masalah produk halal, tentu yang ada dalam benak hanya keuntungan dalam usaha. Sebagaimana perkembangan industri, ia akan selalu mengikuti permintaan konsumen. Saat ini orang ramai mencari produk halal, akhirnya semuanya produk akan dihalalkan.
Hal ini bukanlah opini tanpa bukti. Saat ini para pemegang kekuasaan tidak mengambil semua seruan Islam. Mereka hanya mengambil syariat Islam yang menurut mereka menguntungkan, seperti ekonomi syariah atau industri halal dengan pertimbangan keduanya memberi prospek bagi keuangan negara.
Berbeda dengan Islam. Islam akan memberikan segala fasilitas agar umat bisa taat sepenuhnya pada Allah Taala. Selain itu, industri-industri akan dibangun sesuai kebutuhan umat, sekaligus akan bersandar pada syariat. Semua itu karena panggilan iman. Karena ketaatan kepada syariat akan membawa berkah dunia dan akhirat. Wallahua’lam bi ash showab,