MINYAK GORENG TERUS MELONJAK, BAGAIMANA SOLUSI ISLAM?




Oleh: Ummu Rozana

 Pengamat Sosial dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) Prof Dr Abdullah Idi, M.Ed turut menyoroti kasus seorang ibu di Kalimantan Timur (Kaltim) yang meninggal saat antre minyak goreng.

Abdullah Idi sangat menyayangkan adanya kejadian tersebut lantaran banyak ibu-ibu yang harus rela antre panjang untuk mendapatkan minyak goreng.(KOMPAS.TV. 13/03/2022 )

Ternyata nasib emak emak dilapangan  dalam berebut minyak goreng berdesak desakan apalagi pandemi covid belum ada penyelesaian, berakibat sangat fatal. Sehingga mengakibatkan seorang ibu meninggal dunia. Dimana sebenarnya stok minyak goreng yang seharusnya sudah di distribusikan oleh pabrik? 

Dan masih menjadi pertanyaan , apa dibalik kenaikan harga minyak goreng saat ini? Untuk itu kita harus mengetahui bagaimana harga minyak goreng menjadi langka Dan mahal. 

Diantara sebab harga minyak goreng naik karena akibat tingginya harga CPO (crude palm oil / minyak kelapa sawit). 
Yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa harga minyak kelapa sawit naik, bahkan di Indonesia sendiri sebagai produsen sawit terbesar kedua di dunia. Dan faktanya dari naiknya CPO seharusnya stok didalam negeri masih terbilang aman. Dan seharusnya rakyat indonesia sendiri merasakan harga minyak yang murah. Tapi ini sebaliknya. 
Sungguh miris.


Selama harga CPO masih tinggi, harga minyak goreng akan tetap tinggi. 
Maka pemerintah akhirnya membuat kebijakan kebijakan yang ingin menstabilkan harga tetapi solusinya tidak efektif.
Diantaranya adalah melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga dengan penetapan satu harga.
Ditambah lagi pemerintah bekerja sama pihak ketiga, yakni korporasi dalam menggelar operasi pasar murah minyak goreng. Dengan dalih membantu masyarakat mendapatkan harga minyak lebih murah, justru pemerintah malah menguntungkan para korporasi.

Selanjutnya ditambah dengan subsidi minyak goreng yang dibatasi, malah memunculkan efek panic buying. Akhirnya, minyak goreng murah tetap sulit dicari.karena kebanyakan dari masyarakat mengabaikan himbuan pemerintah dengan batasan 2 pouch perorang dalam keluarga. Dengan adanya panic buying satu keluarga bisa membeli minyak goreng dengan mengajak seluruh keluarga memburu minyak goreng .  
Dan faktanya justru hanya akan menimbulkan langkanya minyak goreng karena akan  diraup juga oleh para pemilik modal sebagai stok minyak goreng sebanyak banyaknya digudang.


Adapun mengenai harga minyak naik adalah
Pertama bahwa harga CPO  internasional mengalami kenaikan. Otomatis harga minyak akan naik. Ditambah lagi para kapital beralih berinvestasi dalam bentuk perkebunan sawit. Dan sekarang ini jutaan hektar pemilik perkebunan kelapa sawit adalah swasta. Bukan petani asli daerah itu.

Kedua, Terdapat dua posisi yang digabung oleh satu perusahaan. sebagai produsen kelapa sawit sekaligus produsen minyak goreng, dalam hal ini akan banyak menguntungkan dari pihak perusahaan itu sendiri.

Ketiga, produsen CPO mengekspor karena harga minyak yang tinggi.  
Inilah watak kapitalis, Disaat proses produksi dalam negeri yang jumlahnya banyak seharusnya bernilai surplus yang selanjutnya dilakukan  ekspor ke luar negeri. 
Tetapi sebaliknya perusahaan ini melakukan ekspor kebeberapa negara untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Keuntungan inilah yang menjadikan perusahaan kalap dalam mengekspor  CPO yang akhirnya berkurangnya stok dalam negeri bahkan menjadi mahal dan langka seperti saat ini.

Adapun solusi yang dilakukan oleh Khilafah dalam menyelesaikan persoalan ini adalah.
Pertama, Khilafah akan menjaga pasokan dalam negeri dengan membuka akses lahan dalam menanami sawit,  serta mendukung para petani melalui modal, edukasi dan pelatihan serta sarana produksi dan infrastruktur penunjang.

Kedua, khilafah akan mengawasi harga pasar. Adapun untuk mengatasi melonjaknya harga, solusi Khilafah bukanlah tas’ir (penetapan harga) karena tas'ir merupakan praktik yang diharamkan. 
Dan untuk mengatasi harga yang melonjak, Khilafah akan menambah pasokan.

Ketiga, dalam sistem Khilafah akan ada lembaga hisbah yang mengawasi setiap harga yang ada di pasar.
Dan khilafah akan memberikan sanksi para penimbun yaitu menjual barangnya ke pasar dengan harga pasar. Karena praktek penimbunan jelas haram didalam islam. Rosulullah bersabda: 

لا يَحْتَكِرُ إِلاَّ خَاطِئٌ

“Tidaklah melakukan penimbunan kecuali orang yang berbuat kesalahan.” (HR Muslim)


Inilah sistem islam yang mampu menyelesaikan seluruh persoalan hidup tak terkecuali persoalan minyak goreng yang sejatinya adalah kebutuhan Pokok bagi rakyat. Adakah solusi lain untuk saat ini selain Islam?.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak