oleh: Luthfi.K*
Sampai hari ini minyak masih menjadi barang langka dan mahal, dibeberapa swalayan harus rela antri panjang demi mendapat satu kemasan minyak (satu kemasan berkisar 1-2 Liter). Pembelian pun juga dibatasi di beberapa toko swalayan, karena harus berbagi dengan konsumen yang lain. Beberapa penyebab kelangkaan minyak dan harganya yang masih terus akan naik disebabkan karena beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut.
Pertama, harga minyak goreng naik dipengaruhi dengan harga internasional yang naik. Kenaikan ini dibarengi dengan turunnya panen sawit pada semester ke-2, yang menyebabkan suplai CPO menjadi terbatas dan menyebabkan gangguan pada rantai distribusi industri minyak goreng.
Kenaikan harga internasional ini juga disebabkan karena adanya pasar oligopoli, dimana pembentukan harga pasar rawan unruk dimanipulasi oleh produsen. Menurut Direktur IDEAS, Yusuf Wibisono dalam risetnya mengatakan “Dengan adanya pasar oligopoli, perlaku kartel seringkali terlihat dipasar minyak goreng. Apabila harga CPO dunia naik, koordinasi anti persaingan tanpa komunikasi dan kesepakatan (conscious parallenlism) terdeteksi. Produsen sepakat segera menyesuaikan harga minyak goreng domestik dengan harga CPO dunia” (m.kumparan.com 13/03/22)
Kedua, adanya penimbun minyak. Beberapa orang yang sudah mengetahui minyak akan mengalami kenaikan dan kelangkaan segera memborong minyak secara besar-besaran dan menimbunnya. Hal ini menyebabkan di pasaran minyak sulit untuk di dapatkan dan sekalinya ada minyak langsung diborong oleh beberapa konsumen. Karena beberapa penimbun ini, harga di pasaran menjadi lebih tinggi. Karena pembeli lebih banyak dibandingkan barang yang ada, menyebabkan para penjual minyak mematok harga yang lebih tinggi dari HET yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah.
Beredar kabar bahwa kelangkaan minyak goreng ini bahkan sampai meyeret dua nama partai politik besar. diantaranya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Diketahui PDIP telah melakukan pembagian minyak goreng hingga 10 ton. sementara PSI telah menggelar operasi pasar murah (populis.id 10/03/22). Dengan adanya kabar seperti ini, membuat kita bisa berfikir ulang. permainan politik apa lagi ini, disaat minyak goreng yang sudah menjadi bahan pokok sehari-hari sulit untuk didapatkan serta mahal harganya. Mereka dengan terang-terangan sedang mencari muka di depan masyarakat dengan dalih bagi-bagi minyak goreng murah atau gratis.
Dari sini kita bisa menarik benang merahnya, bahwa kelangkaan minyak ini adalah sebuah permainan pasar dunia. Bahkan solusi Pemerintah tidak bisa menyelesaikan permasalahan kelangkaan dan mahalnya minyak goreng. Ditambah para pemain kekuasaan dalam pemerintahan juga memanfaatkan momen kelangkaan minyak goreng sebagai momen mempromosikan partai politiknya.
Kalau sudah begini, solusi apa yang bisa diberikan? ketika sistem yang ada justru tidak memberikan solusi tuntas atas permasalahan yang ada saat ini. Menerapkan Islam dalam segala aspek kehidupan tentu menjadi solusinya yakni mengganti dahulu sistem kapitalis-sekuler yang sekarang bercokol dengan sistem Islam. Kenapa sistem Islam bisa memberikan solusi? yaa karena memang hanya Islam yang memberikan solusi. Dalam Negara Islam memenuhi kebutuhan primer seperti sandang, pangan dan papan merupakan tanggung jawab Negara. Mungkin dalam sistem sekarang juga demikian, namun akan tampak jelas perbedaannya ketika fakta yang berbicara.
Dalam Islam pemenuhan seluruh urusan dan kebutuhan rakyat menjadi peran utama Negara serta hal ini tidak bergantung pada pihak manapun. Termasuk dalam kepengurusan soal pangan, mulai dari produsen sampai hingga ketangan konsumen dengan kemudahan dalam mengakses kebutuhan pokok. Negara akan menjalankan politik distribusi perdagangan dengan melakukan pengawasan disetiap rantai niaga. Sehingga tidak akan dijumpai adanya politik dagang seperti kecurangan, penimbunan kebutuhan pokok, penetapan harga oleh kesekompok produsen, dan sebagainya. Adapun pengawasan ini akan berada pada struktur tertentu dalam negara Islam, dengan sebutan Qadhi Hisbah. Dengan ini segala persoalan dalam pasar akan dengan cepat terselesaikan, karena dalam Islam segala persoalan pasti akan ada solusinya. Tentu saja cepatnya solusi ini akan terlaksana jika penerapan Islam dijalankan secara kaffah.
wallahu a’lam bishawab
*Aktifis Muslimah Tulungagung
Tags
Opini