Liberalisasi LPG Makin Menjadi, Rakyat Gigit Jari

Oleh : Ummu Khielba
(Komunitas Pejuang Pena Dakwah) 


Kenaikan Elpiji ditemani dengan kenaikan bahan pokok khususnya minyak dan kacang kedelai ikut juga naik. Mulai dari kartel harga sampai penentuan HET minyak sehingga banyak penimbunan minyak. Kedelai juga kena imbasnya dari produk impor. 

PT Pertamina (Persero) melalui Sub Holding Commercial & Trading, PT Pertamina Patra Niaga bahwa harga gas LPG 12kg di tingkat agen naik menjadi Rp 187 ribu per tabung. Apa kata agen?
Beberapa agen yang ditemui detikcom, hari ini Senin, (28/2/2022) mengungkap, bila dijual secara eceran, harga gas LPG 12 kg per tabung bisa mencapai Rp 200 ribu. 

Pemerintah menaikkan harga LPG non Subsidi dengan alasan menyesuaikan harga industri dan perkembangan global. Dampak kenaikan LPG ini memberatkan rakyat dan lagi-lagi tidak menjadi prioritas perhatian karena sejak awal UU merestui liberalisasi migas. Meskipun negeri ini memiliki sendiri kekayaan migas, namun rakyat tak bisa menikmati pemanfaatannya dg murah bahkan gratis, akibat negara menyerahkan pengelolaan dan memberikan keuntungan terbesarnya pada swasta. 

Liberalis kapitalis menjadi penyebab terhadap penentuan kebijakan dalam harga. Negara hanya menjadi fasilitator dan regulator demi korporatokrasi. Pun harga LPG naik, rakyat hanya bisa pasrah dan harus dibeli pula karena termasuk kebutuhan pokok saat ini. 

Padahal di dalam Islam, kebutuhan hajat orang banyak adalah sesuatu yang sangat diprioritaskan negara. Sehingga, negaralah yang harus mengelolanya dan tidak boleh ada campur tangan asing. Ketika negara mengelola sumber daya alam ini dengan cara yang baik dan sesuai dengan Islam, hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Saw: 

Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api.” (HR Abu Dawud dan Ahmad) 

Oleh karenanya, haram hukumnya jika kepemilikan sumber daya alam (SDA) tersebut diserahkan kepada pihak asing. Bayangkan jika saat ini pengelolaan alam dikelola langsung oleh negara, kekayaan alam yang terbentang dari sabang sampai merauke pastilah akan tersebar untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. 

Wallahu A'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak