Khilafah Solusi dari Setiap Akar Masalah




Oleh : Ummu Ahnaf

Pengamat Sosial Politik Iwan Januar menyatakan acara Ekspo Rajab 1443 H adalah momentum untuk mengingatkan umat Islam bahwa kondisinya sekarang ini sedang tidak dalam kondisi semestinya. Mediaumat.id. Jumat (25/2/2022).

Saat ini realita dalam kehidupan negara yang menjalankan sistem kapitalisme demokrasi pada dasarnya telah nyata memperlihatkan kebobrokannya dalam mengurus urusan umat. 
Berbagai permasalahan dalam kehidupan umat terus bermunculan di berbagai aspek seperti tak berkesudahan. Sehingga timbul suatu kekhawatiran terkait solusi yang diambil apakah salah atau benar. Karena dalam sistem demokrasi tolak ukur benar, salah pun tidak memiliki ketentuan yang baku. 

Kerusakan akibat dari di terapkanya sistem Demokrasi Kapitalis-sekuler. Demokrasi dan kapitalisme seperti dua sisi mata uang, yang menjadi sumber akar dari setiap permasalahan yang tak kunjung tuntas dan justru menimbulkan masalah baru. Faham sekularisme yaitu pemisahan agama dari kehidupan melekat erat dalam sistem demokrasi. Keduanya saling berkerja sama melahirkan sistem rusak yang sekarang ini ada di tengah-tengah kita. Problem di tengah kita ini bukan sekedar problem biasa, tapi problem struktural dan problem sistemik. Faham sekularisme ini juga berdampak buruk pada aqidah setiap individu, tidak lagi mengedepankan aturan Alloh SWT dalam aktivitas nya baik yang bersifat umum maupun pribadi. Kekayaan negara hanya dikuasai oleh tangan-tangan investor. Negara juga tidak menjamin hak-hak rakyatnya dengan baik. Negara yang seharunya menjadi pengayom atau pelindung rakyatnya justru sebaliknya memberikan rasa tidak nyaman bagi rakyatnya. Dan tempat-tempat yaang menghasilkan pundi-pundi rupiah di rebut secara paksa.

Aktivis politik Rizal Ramli mengkritik sikap pemerintah dan aparat keamanan yang dinilainya kekinian tak lagi berpihak kepada rakyat jika terlibat dalam konflik agraria.
Rizal mengatakan, pemerintah dan aparat keamanan selalu berpihak kepada investor ketimbang rakyat ketika terjadi konflik agraria. Suara.Com. Jum'at, (04/09/2020).

Pedih, pilu, tinggal di negri yaang kaya raya akan kekayaan alamnya namun rakyatnya banyak yang kelaparan, kekurangan sandang, pandang.
Untuk memenuhi kebutuhan pokok pun harus muter otak untuk bisa mendapatkannya. 
Seperti halnya kasus langkanya "Minyak Goreng"  yang sebetulnya jika pemimpin negeri ini mengelola dengan baik hasil kekayaan negeri ini "kelapa sawit" pemenuhan "Minyak Goreng" jelas tidak akan sampai kekurangan. Lagi-lagi korban dari kerakusan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab"Oligarki" adalah rakyat kecil.

Belum lagi pelecehan, fitnah dan penangkapan terhadap umat muslim yang dilakukan oleh oknum-oknum yang memanipulasi keadaan. 
Dan kita juga telah menyaksikan bahwa begitu banyak Muslim yang tertindas dan terzalimi. Fakta nyata di negeri-negeri seperti Palestina, India, Uighur dan masih banyak lagi. Mereka butuhkan bantuan nyata yang tuntas menyelesaikan konflik. Bukan sekedar uluran tangan bantuan sembako pereda sesaat. Namun, apalah daya umat Muslim hari ini tidak berdaya untuk membantu saudara Muslim yang masih tertindas. Padahal jumlah umat Muslim di penjuru dunia cukuplah mendominasi. Sungguh bagaikan buih di lautan. 

Tidak dipungkiri bahwa hal itu dikarenakan tidak adanya sistem yang mendukung dalam penyelesaikan semua permasalahan yang ada. Harusnya kita sadar bahwa Allah SWT telah  menciptakan manusia sepaket dengan aturannya. Kita butuh sistem yang bisa menyelesaikan semua problem kehidupan. Yaitu sistem "Khilafah Islamiyyah" yang berasal dari Sang Pencipta. Ialah Allah Subhanahuwata'ala yang nantinya akan diterapkan secara kaffah oleh negara.

Wallahu'alam bishowwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak