Ibu Gorok Anak hingga Tewas, Kapitalisme Hancurka Fitrah Keibuan




Oleh : Nunik, Ciparay - Kab. Bandung.

Kasus pembunuhan sadis dengan pelaku seorang ibu muda berinisial KU (35 tahun) di Tonjong, Brebes, Jawa tengah, yang menggorok leher anak kandungnya hingga tewas menggegerkan masyarakat. Satu anaknya tewas dengan luka sayat dileher, sementara dua lainnya dilarikan ke Rumah sakit. "saat pintu dibuka, anak yang bernama ARK (7) sudah dalam kondisi meninggal dunia, ada luka sayat dileher" kata kapolsek tonjong AKPM Yusuf, Yusuf mengatakan kedua korban lainnya yang berinisial KSZ (10) dan E (5) mengalami luka parah, tubuh mereka penuh luka sayat. Seperti dikutip dari DetikJateng, senin (21/3/2022).

Kemungkinan ada beberapa faktor yang menjadi pemicu terjadinya peristiwa tersebut.
Yang pertama, sosok suami yang kurang melaksanakan tanggungjawabnya sebagai kepala rumah tangga, keharmonisan rumah tangga berpengaruh besar pada psikis dan mental serta kejiwaan istri, suami yang seharusnya menjadi tempat pertama berkeluh kesah dan diharapkan akan memberi kedamaian justru malah menambah tekanan, seperti bentakan, kekerasan fisik ataupun secara verbal. Ini yang menjadikan istri depresi hingga melakukan perbuatan nekat dan diluar nalar sehat.

Kedua, lemahnya akidah secara individu. Dalam tatanan sistem hari ini, cara pandang hidupnya yakni cenderung liberal dan sekuler, jauh dari Tuhan dan tuntunan agamanya, sehingga menjadikannya seorang pribadi yang gampang terpapar depresi dan putus asa ketika dihadapkan pada suatu persoalan kehidupan.

Ketiga, lingkungan masyarakat yang minim kepedulian kepada sesama. Masyarakat yang jauh dari islami karena diatur oleh sistem sekuler liberal ini menjadikan tingkat kepedulian dan keimanan rendah pada suatu kehidupan masyarakat, yang berakibat pada mudahnya seseorang terpapar stres berat dan depresi.

Keempat, faktor negara yang abai. Ketika negara cenderung abai dari tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan dan kesejahteraan bagi rakyatnya, maka sebenarnya ada andil negara untuk mendorong terjadinya depresi pada warganya. Banyaknya kebijakan negara yang cenderung membebani rakyat dan tidak berpihak kepada rakyat, terutama dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga pada masyarakat yang kian hari kian terasa meningkat, walhasil masyarakat ditempatkan pada posisi serba sulit hingga secara individu banyak yang terpapar frustasi hingga depresi.

Akar masalah terciptanya manusia-manusia berperilaku sadis juga diakibatkan penerapan kapitalisme sekuler. Kapitalisme telah menciptakan kesengsaraan dan kejahatan yang berdampak pada rusaknya tatanan sosial. Jadi, kerusakan yang ditimbulkan adalah kerusakan multidimensi.

Sudah semestinya kita kembali kepada sistem yang mampu memberikan solusi berbagai persoalan umat, yakni sistem pemerintahan Islam. Bagaimana kegemilangan sistem pemerintahan Islam dalam menjamin kesejahteraan bagi rakyat sudah terbukti.

Maka sungguh tidak ada alasan bagi negeri ini dan para pemangku kebijakan negara tidak mengambil langkah ini, agar keamanan dan kesejahteraan rakyat benar-benar akan terjamin, sehingga tidak ada lagi ditemukan adanya rakyat yang depresi karena faktor hubungan keluarga maupun karena kesulitan ekonomi. Karena keberadaan negara Islam yang menerapkan syari'at Islam secara keseluruhan akan membentuk individu yang bertakwa, bermental kuat dan kokoh akidahnya tidak akan melakukan tindakan yang menyimpang dan merugikan diri sendiri.
Wallahu a'lam bish shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak