Oleh: zaesa
Aktivis Pemerhati Sosial Serdang Bedagai
Bicara soal cinta, sudah pasti membuat para insan tersipu malu dan merasa bahagia. So, apa sich sebenarnya makna dari kata cinta itu sendiri?! Apakah seperti Romeo and Juliet, atau sepeti Dilan dan Milea?
Lantas bagaimana islam memandang makna cinta itu sendiri.
Cinta adalah sebuah anugerah dari Allah swt, ia muncul karena adanya naluri nau’ yang Allah titipkan pada setiap manusia. Dari dorongan naluri inilah sehingga muncul rasa sayang pada keluarga, anak kecil, teman sepermainan hingga rasa suka pada lawan jenis.
Loh, berarti gak salah donk kalau kita jatuh cinta pada lawan jenis?. Tentu jawabanya tidak, hanya saja ada hal yang perlu kita perhatikan disini. Yakni apakah rasa cinta ini kita landaskan karna Allah atau hanyalah karena memenuhi hawa nafsu manusia.
Jika cinta kita didasari oleh ketaqwaan kita pada Allah sudah pasti cinta ini akan mendorong kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang mendekatkan diri kita kepada allah, misal membuat kita menjadi giat untuk mekukan salat sunah, tilawah, mengikuti kajian islam dan sebagainya.
Namun jika cinta kita hanyalah berlandaskan hawa nafsu, sudah pasti cinta ini akan cenderung mendorong kita untuk melakukan perbuatan yang dilarang allah. Misal jalan berduaan, berboncengan ketempat hiburan, nongkrong dan makan bareng dengan yang bukan mahram, berpegangan tangan, saling rangkul hingga sampai berzina. Naudzubillah.
Wah, berarti cinta yang selama ini aku jalani karena Allah donk!, soalnya semenjak aku pacaran dengan si doi akutuh jadi lebih rajin ibadah, malah doi sering bangunin untuk tahajud bareng. Kami juga gak pernah kok pelukan, ciuman apalagi berzina. Kalau pun keluar cuma pergi kajian bareng, makan di luar gitu aja.
Eh…eh..eh…jangan salah tafsir juga ya cantik. Emang bener pacaran yang justru memotivasi beribadah itu baik banget, tapi yang namanya pacaran sebelum nikah itu sama aja melanggar perintah Allah, dosa atuh!
Ingat gak dengan firman Allah surah Al-isra 32, dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya itu adalah perbuatan yang keji.
Jadi intinya kalau cinta kita itu karna Allah, gak mungkin donk kita melanggar perintah-Nya dengan berdalih banyak maslahat yang diperoleh dari perbuatan haram tersebut.
Emangnya kamu gak pengen cintamu itu bisa sampai ke surga?.
Dusta ya dear kalau bilang pingin masuk surga bareng si doi yang tersayang tapi milihnya lewat pacaran.
Trus gimana donk kak supaya cintaku ini bisa sampai surga. Soalnya akutuh udah bucin (buta cinta) banget sama pacar aku. Stop!, cukup sampai disini, surga tidak akan kalian dapatkan dengan jalur ini.
Langkah yang harus kalian lakukan adalah, sampaikan pada pacarmu untuk temui orang tuamu dan meminangmu atau tidak sama sekali, alias byeee.
Jadilah seperti Siti fatimah dan Ali bin abi thalib, saling mencinta tapi tak saling mengungkap rasa. Namum ketaqwaan mereka pada Allah yang menyatukan mereka hingga ke jannah.
Ngomongin cinta bukan hanya tentang bersama lawan jenis donk pastinya. Yang pasti kita ingin bersama dengan orang yang kita cintai. Tahukan ukhti cinta pada siapa yang harusnya kita irikan?
Sudah pasti kecintaan para sahabat pada rasulullah, meraka mencinta hingga sampai orang yang dicinta sudah tiada mereka tetap mengabdikan cintanya hingga lupa akan hal duniawi. Mereka adalah orang-orang yang memimpikan bisa bersama dengan yang dicinta di surganya Allah, dengan perbuatan-perbuatan yang sudah dicontohkan oleh orang yang dicintanya.
Jika kita benar memimpilkan masuk surga dengan orang yang dicintai. Cobalah untuk kita berkaca dari beberapa sahabat rasul yang karna kecintaan dan ketaqwaan mereka pada Allah dan Rasulnya hingga mereka dijamin masuk surga bersama orang yang dicintanya.
Rasulullah bersabda: “abu bakar di surge, Umar di surge, Utsman di surge, Ali di surge, Thalhah di surge, Zubair di surge, Abdurrahman bin Auf di surge, Sa’ad di surge, Sa’id di surge, dan Abu Ubaidah bin Jrrah di surge”. (Imam Tirmidzi)
Mereka dijanjijkan masuk surge karena banyaknya amalan istimewa yang telah mereka lakukan semasa hidup di dunia. Kisah dan teladan mereka menjadi kisah yang inspiratif bagi kaum muslim di seluruh dunia.
1.Abu Bakar Ash-Shiddiq
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Abu Bakar meneruskan kepemimpinan di Madinah (624-634 M). Keputusan Abu Bakar ditunjuk menjadi khalifah berdasarkan musyawarah karena dedikasi Abu Bakar sangat besar, seperti ia merupakan orang pertama yang membenarkan peristiwa Isra Mi’raj. Ia merupakan sosok yang setia dalam mendampingi Nabi Muhammad ketika hijrah ke Madinah, serta imam yang sangat gigih dalam melindungi orang yang memeluk agama islam.
2.Umar bin Khattab
Di bawah pimpinan Umar bin Khattab, agama Islam meluas hingga ke Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara, Armenia bahkan Eropa. Memiliki gelar Al-Furooq yang berarti pembeda antara benar dan salah.
3.Utsman bin Affan
Kepemimpinan Umar bin Khattab kemudian digantikan oleh Utsman bin Affan. Ia mengemban tugas sebagai khalifah pada usia 70 tahun, ia berhasil memperluas Islam serta membangun infrastruktur di 12 tahun masa kepemimpinannya. Sayangnya, seorang penyusup dari Bani Sadus melukai Utsman bin Affan hingga tewas.
4.Ali bin Abi Thalib
Pengangkatan Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan pemerintahan yang dipimpin oleh Utsman bin Affan mendapatkan perlawanan dan pertentangan. Peperangan di masa kekuasaan Ali menjadi tanda berakhirnya kepemimpinan serta sebutan khulafaur rasyidin pada sejarah perkembangan Islam.
5.Talhah bin Ubaidillah
Talhah sangat meyakini janji Allah dan Rasullah, ia rela berkoban melindungi Nabi Muhammad dari serangan panah menggunakan tangannya hinga luka pada suatu perang. Dalam perang Uhud, Talhah menjadi orang terbaik menurut Rasul di antara sahabat lainnya.
6.Zubair bin Awwam
Ia merupakan 7 orang pertama yang sangat meyakini ajaran Islam, bahkan sampai ikut berhijrah ke Habasyi atau Ethiopia lalu kembali ke Madinah. Perjuangan Zubair pertama kali masuk Islam tidak mudah, ia sempat disiksa oleh pamannya yaitu Naufal Khuwailid.
7.Abdurrahman bin Auf
Abdurrahman bin Auf menjadi bagian orang yang meyakini adanya agama Islam setelah Abu bakar, dan bergabung dalam kelompok pengikut Nabi Muhammad. Sifat tawadhu yang dimiliki Abdurrahman dipercaya untuk masuk ke dalam bagian sahabat nabi untuk masuk surga. Tawadhu adalah sifat rendah hati.
8.Sa’ad bin Abi Waqqas
Merupakan paman Nabi Muhammad dari keturunan sang Ibu—dikenal sebagai pemuda cerdas serta kaya raya. Sempat mendapatkan ancaman akan dibunuh jika tidak kembali ke agama sebelumnya, Sa’ad tetap meyakini untuk memeluk agama Islam.
9.Sa’id bin Zai
Berasal dari golongan Muhajirin yang sebelumnya menyembah berhala. Ia mulai menjadi seorang muslim setelah agama Islam untuk pertama kalinya masuk ke Mekkah.
10.Abu Ubaidah bin Al-Jarrah
Abu Ubaidah sempat menjadi calon khalifah untuk menggantikan Nabi Muhammad beserta Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Namun, Abu Bakar yang terpilih sebagai penerus Nabi Muhammad, Abu Ubaidah dapat titah sebagai penglima perang kaum Muslim untuk melawan Kekaisaran Romawi.
Nah, mereka ini adalah tauladan yang harus kita ikuti nih. Setelah ini kita perbaiki yang masih keliru dan mulai menjalankan hal yang tepat ya. Semoga kelak kita bisa bersama dengan Rasulullah dan orang-orang yang kita cintai karena Allah.