Rajab Momentum Menyadarkan Umat



Oleh Ummu Syifa


Rajab merupakan bulan ketujuh dalam kalender Hijriah. Kata Rajab sendiri berasal dari Bahasa Arab yang artinya “keagungan”,“kebesaran” atau “kemuliaan”. 

Dengan demikian, Rajab merupakan salah satu bulan yang dimuliakan Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari-Muslim).

Rajab merupakan mulia mulia dimana di bulan ini umat islam ditekankan untuk banyak melakukan kebaikan dan menghindari kemaksiatan. Sebenarnya umat Islam harus melakukan kebaikan dan menghindari kemaksiatan setiap waktu. Namun di empat bulan haram, termasuk Rajab, perkara ini sangat ditekankan. Allah SWT berfirman dalam surat at-Taubah ayat 36 yang artinya:
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."
Dalam kitab Zaadul Masiir tentang tafsir surat at-Taubah ayat 36, diterangkan bahwa di bulan-bulan suci, larangan melakukan perbuatan haram lebih ditekankan. Ini karena bulan tersebut amat mulia. Pada saat yang sama, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ketakwaan.

Selain itu, mengutip dari buku Doa dan Amalan di Bulan Rajab terbitan Zahra (2005: 9-10), Rajab merupakan bulan diampuninya dosa, sehingga umat Islam diperintahkan untuk memperbanyak istighfar. Imam Ja’far ash Shadiq meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Rajab adalah bulan pengampunan bagi umatku, maka perbanyaklah beristighfar di bulan ini, karena Ia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Bulan Rajab dijuluki dengan al-Ashab (pelimpahan) karena pada bulan ini rahmat Allah dilimpahkan kepada umat-Ku, karena itu perbanyaklah mengucapkan Astagfirullah wa as’aluhu al-taubah yang artinya “aku memohon ampun kepada Allah dan aku meminta kepada-Nya agar diterima taubatku”.

Isra Miraj juga terjadi pada tanggal 27 Rajab. Kala itu Rasulullah SAW menempuh perjalanan dari Masjid al-Haram di Mekkah menuju Masjid al-Aqsha di al-Quds, Palestina. Sedangkan Miraj adalah naiknya Rasulullah SAW menembus lapisan langit yang tidak bisa dijangkau oleh semua makhluk, malaikat, jin dan manusia. Perjalanan tersebut berlangsung hanya dalam waktu satu malam.  Peristiwa ini tentu berada di luar nalar manusia. Namun justru inilah bukti bahwa tidak ada sesuatu yang sulit jika Allah telah berkehendak. Saat itulah umat Islam menerima perintah sholat 5 waktu. 

Selain beberapa peristiwa diatas, banyak lagi peristiwa yang terjadi dibulan rajab. Salah satunya ialah pembebasan Baitul Maqdis, Palestina oleh pasukan Salahuddin Al-Ayyubi setelah mereka mengalahkan pasukan Salib dalam perang Hittin. Peristiwa pembebasan tersebut terjadi padal tanggal 28 Rajab 583 H/2 Oktober 1187 M. Saat itupun adzan kembali dikumandangkan dan shalat jum’at kembali dilaksanakan di Masjid Al-Aqsha setelah 88 tahun diduduki oleh tentara salib.

Tepat ditanggal yang sama dan tahun yang berbeda yaitu 28 Rajab 1342 H/3 Maret 1924 M, umat islam juga mengalami hal yang tragis. Dimana institusi pelindung umat Islam pada saat itu telah runtuh dan belum kembali sampai saat ini. Khilafah islamiyah telah berhasil diruntuhkan oleh seseorang yang Mustafa Kemal Attarturk. 
Setelah keruntuhan Khilafah, Turki yang saat itu merupakan ibukota Negara Khilafah berubah menjadi negara sekuler, sehingga masyarakat Turkipun juga menjadi masyrakat yang sekuler (memisahkan Agama dari kehidupan). 

Islam yang berfungsi sebagai agama sekaligus aturan perlahan mulai digantikan. Umat islam yang dulunya bersatu dalam sebuah sistem Khilafah akhirnya tercerai berai dan menjadi negeri-negeri kecil tak berdaya. Sudah 101 tahun umat islam kehilangan perisai/pelindung, bahkan kekuasaan umat dirampok dan kekayaan umat dijarah oleh kaum kafir penjajah.
Rajab, seharusnya tidak hanya dirayakan dengan memperingati peristiwa isra mi’raj saja. Alangkah baiknya dibulan ini juga banyak merenungi apa yang terjadi pada umat islam saat ini. 

Dimana, umat islam sudah sangat jauh dari islam, umat islam terjajah secara pemikiran dan juga fisik, syariat islam tidak lagi bisa mengatur umat secara keseluruhan dalam sebuah negara dan hanya dijadikan sebagai agama ritual, bahkan urusan sholat yang merupakan perintah yang didapatkan pada saat isra mi’raj juga tidak semua umat islam melaksanakannya. 

Hal ini membuktikan kepada kita semua tentang kebenaran bahwa ketika hukum Allah (syariat islam) tidak ditenggakkan maka syariat lainnya pun akan mengikuti. Dari Abu Umamah Al Bahili dari Rasulullah Shallallahu’alaihiWasallam bersabda: “Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantunganpada simpul berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah masalah hukum dan yang paling akhir adalah sholat.”

Saat inilah harusnya momen yang tepat untuk kita bisa menyadarkan umat akan pentingnya penegakkan hukum islam dalam sistem pemerintahan bernama Khilafah. Karena melalui sistem itu kemuliaan umat islam akan dengan mudah didapatkan. Wallahu’alam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak