Oleh : Hafshah Humairah
“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhar yang terletak antara Jumadil dan Syakban.” (HR Bukhari-Muslim)
Bulan Rajab telah tiba, bulan mulia hadir di depan mata saatnya umat menegakkan ketaatan sepenuhnya hanya kepada Allah swt.
Allah SWT berfirman:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ مِنْهَاۤ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ ۗ وَقَا تِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَآ فَّةً كَمَا يُقَا تِلُوْنَكُمْ كَآ فَّةً ۗ وَا عْلَمُوْۤا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa." (QS. At-Taubah 9: Ayat 36)
Ada salah satu peristiwa penting yang terjadi saat bulan rajab ialah Isra’ mikraj Allah memperjalankan Rasulullah ke Baitul Maqdis menuju sidratul muntaha. Saat itulah Allah mengukuhkan kedudukan Rasulullah dan turunlah perintah sholat fardhu untuk umat Muhammad Saw.
Memperjalankan Rasulullah ke 2tempat hanya semalam itu sesuatu hal yang mustahil bagi manusia tapi itu hal yang mudah bagi Allah memperjalankan hambanya dalam satu malam saja. Meski demikian setiap muslim yang beriman harus mempercayainya ketika Allah sudah berkehendak akan terjadi.
Di dalam bulan rajab ini selayaknya kita sebagai hamba Allah meningkatkan ketaqwaan kita dengan memperbanyak beribadah kepada Allah Swt
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS Adz-Dzariyat: 56)
Beribadah kepada Allah bukan hanya sekedar menyelesaikan ibadah wajib, tapi dengan selalu melibatkan Allah di setiap aktivitas yang dilakukan dengan dorongan iman dan hanya mengharapkan ridha Allah, mulai dari bangun tidur hingga bangun negara dan selalu menyertai usaha dengan doa yang dilangitkan. Allah memerintahkan kita untuk mengambil Islam secara kaffah, taat tanpa tapi tanpa nanti
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah: 208)
Seruan ini menyeruh kepada hamba Allah yang beriman untuk mengambil Islam secara kaffah bukan hanya masalah ibadah (sholat,puasa,zakat,haji) tapi juga hungan dengan diri sendiri makanan,pakaian, akhlak begitu juga hubungna dengan sesama manusia lain seperti pemerintahan,ekonomi,pendidikan,kesehatan hingga sanksi.
Bulan Rajab Allah memerintahkan kita untuk semakin dekat denganNya, dengan melaksanakan ketaatan sebagian menjadi ketaan yang menyeluruh dengan menerapkan aturan Allah secara kaffah. Berat rasanya bila berjuang sendirian butuh peran negara untuk menupayakan kembali tegaknya aturan Allah.
Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, Hujjatul Islam Imam al-Ghazali mengatakan, “Negara dan agama adalah saudara kembar. Agama merupakan dasar, sedangkan negara adalah penjaganya. Sesuatu yang tanpa dasar akan runtuh, dan dasar tanpa penjaganya akan hilang.”
Adanya khalifah yang menjadi perisai umat Islam.
Dua komponen tersebut saling melengkapi tak ada agama negara mau dibawa kemana, tak ada negara bagaimana agama bisa diterapkan.
Masih banyak yang beranggapkan apakah mungkin islam diterapkan dalam sebuah negara yang mana selama ini kehidupan kita diatur oleh sistem yang kapitalis sekuler yang mana aturan agama dipisahkan oleh negara.
Merefleksikan peristiwa Isra’ dan Mikraj, mudah bagi Allah memperjalankan Rasulullah dalam semalam tak ada yang mustahil bagiNya seperti kembali menerapkan aturan Islam Kaffah pun juga mudah bagi Allah.
Bisyarah bangkitnya kembali syariat Islam dikabarkan oleh Allah melalui Rasulullah : “Nubuwwah ada pada kalian sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia menghendakinya. Kemudian khalifah di atas minhaj nubuwwah sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia menghendakinya. Kemudian kerajaan yang menggigit sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia menghendakinya. Kemudian, kerajaan yang diktator sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia menghendakinya. Kemudian Khalifah di atas minhaj nubuwwah. Kemudian beliau diam.” (HR Ahmad, Hadis Hasan)
Apa yang dikabarkan oleh pasti akan terjadi sebab Allah langsung yang mewahyukannya.
Selayaknya kita umat Islam ikut berjuang, dengan ikhlas memperjuangkan kembali Islam dalam naungan Khilafah seperti para sahabat Rasulullah yang tak pernah lelah menyebarkan risalah Islam hingga ke penjuru negri.
Allah SWT berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَ مْوَا لَهُمْ بِاَ نَّ لَهُمُ الْجَــنَّةَ ۗ يُقَا تِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَ يُقْتَلُوْنَ ۗ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰٮةِ وَا لْاِ نْجِيْلِ وَا لْقُرْاٰ نِ ۗ وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَا سْتَـبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖ ۗ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 111)
Beruntunglah mereka yang melakukan perniagaan dengan Allah yang tak akan membawa kerugian di dunia dan akhirat.
Allahu ‘Alam Bishhowab