Oleh Yuli Juharini
Ketika Muslim menjadi minoritas di negara dengan mayoritas yang beragama Hindu, sungguh sangat menyedihkan. Ingin patuh pada peraturan Allah Swt, terkait menutup aurat saja sangat sulit. Mereka mendapat pertentangan dari penguasa setempat. Itulah yang terjadi di India saat ini.
Baru-baru ini beredar sebuah video yang terjadi di Sekolah Menengah Atas di Distrik Udupi, salah satu kawasan di Karnataka, India. Dalam vidio itu menunjukkan gerbang sekolah ditutup bagi perempuan yang memakai jilbab. Hal itu menimbulkan kemarahan masyarakat dan memicu gelombang protes. (detiknews.com, 5/2/2022 )
Selama seminggu terakhir, beberapa siswa yang beragama Hindu di negara bagian Karnataka mulai mengenakan selendang berwarna kunyit, simbol kelompok nasionalis Hindu. Mereka meneriakkan pujian pada dewa - dewa Hindu sambil memprotes dan melecehkan penutup kepala gadis - gadis Muslim. Hal tersebut menimbulkan ketegangan antara mayoritas Hindu dan minoritas Muslim.
( voaindonesia.com, 8/2/2022 )
India adalah negara sekular dengan pemeluk Hindu terbanyak, disusul Islam dengan jumlah Muslim kedua terbesar di dunia.
Sebenarnya keberadaan wanita Muslim yang memakai jilbab dan burka di India adalah pemandangan yang biasa. Namun beberapa tahun terakhir, penganut agama minoritas merasa semakin tidak nyaman oleh kehidupan beragama yang kian terpolarisasi.
Sejak Perdana Menteri India, Narendra Modi berkuasa mulai tahun 2014, kekerasan dan kebencian terhadap muslim meningkat. Terjadi diskriminasi yang luar biasa terhadap Muslim.
Bahkan untuk sekedar memakai pakaian yang menjadi identitas Muslim pun dilarang.
Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim prihatin atas peristiwa penistaan yang dialami umat Muslim di India, khususnya Muslimah yang menghadapi pelarangan jilbab di sekolah. Menurut Sudarnoto, pelarangan hijab di sekolah di India menggambarkan dengan jelas bahwa itu merupakan manifestasi konkrit dan semangat islamophobia yang digerakkan pemerintah India saat ini.
Masih menurut Sudarnoto, seharusnya pemerintah India belajar dari Indonesia, negeri dengan mayoritas Muslim tapi sangat toleran serta memberikan tempat bagi minoritas Hindu dan agama lainnya.
Lebih lanjut Sudarnoto berharap pemerintah RI melakukan langkah- langkah penting dan meyakinkan pemerintah India melalui duta besarnya untuk menghentikan ekstrimisme tersebut. Beliau juga berharap agar Muslim di India tetap bersabar menghadapi kondisi demikian.
( republika.co.id, 12/2/2022 )
Bagaimana menghadapi permasalahan yang terjadi di India menurut pandangan Islam? Adakah solusinya?
Menghadapi perlakuan penguasa India terhadap saudara-saudara kita tidak cukup hanya dengan kecaman, protes, atau pun nasehat. Diperlukan langkah yang nyata agar kejadian serupa tidak terulang.
Bisa saja Indonesia mengerahkan Alutsista (Alat utama sistem senjata ) TNI baik itu TNI AD, AL, mau pun AU untuk sarana menolong saudara-saudara di India yang sedang mengalami diskriminasi.
Menurut data terbaru tahun 2022, kekuatan militer Indonesia berada di urutan ke-15 dari 140 negara di dunia, berdasarkan Global Fire Power ( GFP ), yang merupakan situs web independen berbasis statistik yang melacak informasi pertahanan negara di dunia dan diperbarui setiap tahun.
Sementara negara India menduduki peringkat ke 4 di dunia terkait Alutsista menurut Global Fire Power. Indonesia masih kalah jauh dengan India. Namun kadang yang sedikit bisa mengalahkan yang banyak. Semua itu bisa terjadi karena ada kekuatan yang dasyat yaitu pertolongan Allah Swt. Hal itu sesuai dengan hadis riwayat Muslim, " Dan Allah akan menolong seorang hamba selagi hamba itu menolong saudaranya.”
Untuk saat ini Indonesia hanya bisa mengecam karena seperti diketahui Indonesia juga merupakan negara sekular yang tidak menggunakan hukum Islam dalam mengatur pemerintahannya. Dalam negara sekular, ada larangan untuk mencampuri urusan negara lain.
Ketika Islam menjadi peraturan hidup dalam sebuah institusi negara, maka ketika menghadapi kasus yang terjadi di India, sang khalifah sebagai kepala negara akan langsung bertindak karena khalifah mengetahui bahwa seorang Muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak akan menzalimi dan tidak membiarkannya disakiti ( HR Bukhari ).
Sang khalifah pun mengerti bahwa Muslim itu ibarat satu tubuh, apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan merasakan sakit juga (HR Muslim ).
Seperti sebuah peristiwa sejarah yang pernah terjadi di masa khalifah ke delapan dinasti Abbasiyah. Pada tahun 223 Hijriyah ( 837 Masehi ), khalifah Mu'tasim Billah menyambut seruan seorang budak Muslimah dari Bani Hasyim yang sedang berbelanja ke pasar, yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku hingga ketika berdiri terlihatlah sebagian auratnya.
Setelah mendapat laporan tentang pelecehan tersebut maka sang khalifah menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah ( Turki ).
Pembelaan terhadap muslimah itu sekaligus sebagai pembebasan Ammuriah ( Turki ) dari jajahan Romawi.
Seperti itulah yang akan terjadi pada negara India jika Islam diterapkan dalam sebuah institusi daulah khilafah. Tidak ada yang berani semena-mena terhadap kaum muslim termasuk para muslimah. Karena Islam sangat memuliakan dan menghormati wanita.
Jadi solusi dari permasalahan yang terjadi di India adalah kembali pada kehidupan Islam. Sejatinya Islam diturunkan oleh Allah Swt itu sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Wallahu a'lam bishawwab