Oleh: Ummu Tsalitsha
Pembelajaran daring (dalam jaringan/online) kembali diberlakukan pada sektor pendidikan di Kota Bogor mengingat jumlah kasus positif Covid-19 kembali meningkat.
Walaupun peningkatan kasus positif sekarang tidak sepanik dan seheboh sebelumnya, tetap saja masyarakat diminta waspada dan jaga prokes.
Kebijakan inipun berimbas terhadap dunia pendidikan. Para siswa diharuskan kembali belajar dari rumah dengan segala dilema yang dihadapi orang tua, yang pada awalnya para siswa sudah merasakan belajar di sekolah.
Kembali belajar di rumah, berarti orang tua harus kembali menyiapkan kuota untuk belajar, anak sering melihat gadget, dan orang tua berperan sekaligus sebagai guru.
Di satu sisi, saat siswa belajar daring, orang tua dapat memantau anak saat belajar dan terpantau pergaulannya karena tidak banyak bertemu dengan orang lain, tapi di lain sisi, penggunaan gadget yang berlebihan tidak baik untuk kesehatan mata dan mental anak, bisa mengakibatkan kecanduan terhadap gadget yang efek buruknya sangat luar biasa.
Akibat dari peningkatan kasus positif ini, bukan hanya berimbas terhadap sektor pendidikan, tapi juga sektor yang lain.
Jumlah jamaah masjid kembali diminimalkan, sementara pusat perbelanjaan dan bandara tetap dibuka.
Sungguh ironi, solusi kebijakan penguasa terlihat pilih-pilih.
Seharusnya pemerintah lebih bijak dalam membuat peraturan, mengingat virus yang masuk berasal dari luar negeri, maka yang seharusnya ditutup lebih awal adalah bandara. Tutup pintu keluar masuk dari luar negeri, dan tidak mengizinkan masyarakatnya untuk bepergian ke luar negeri.
Bukan hanya sekolah dan masjid yang dilockdown, tapi juga tempat keluar masuknya virus itu berasal. Pemerintah harus bisa menangani permasalahan pandemi secara benar dan cepat. Sehingga pada akhirnya sekola dapat offline kembali. Orang tua juga tenang dalam melepas anak-anaknya ke sekolah, karena memang benar hanya di sekolah anak-anak bisa fokus dalam mendapat pelajaran. Tidak terpengaruh gadget yang dapat merugikan.
Pun masjid juga bisa dipenuhi oleh para jamaah untuk beribadah, mengingat bulan Ramadhan tinggal menghitung hari, alangkah baiknya umat muslim dapat melaksanakan ibadah di bulan suci tanpa harus dibatasi. Terlebih Indonesia adalah salah satu negara dengan kaum Muslim terbanyak.
Tags
Opini