Cegah Radikalisme atau Ciptakan Perpecahan?



Oleh : Wulansari Rahayu S.Pd


Anggota Revowriter dan aktivis Dakwah
Rencana pemetaan masjid dikaitkan dengan isu radikalisme, dan tuduhan terhadap ratusan pondok pesantren terkait terorisme kembali mencuat. Dikutip dari CNN Indonesia, Badan Penanggulangan Ektremisme dan Terorisme akan melakukan pemetaan terhadap masjid yang dianggap menjadi tempat menularnya virus radikal ini.
Meskipun banyak kalangan yang memprotes rencana ini , salah satunya dari Mantan Presiden Indonesia sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia yaitu Jusuf Kalla bahwa beliau mengatakan tidak ada masjid yang radikal. sehingga beliau meminta jangan menyalakan masjid.

Selain masjid, pesantren juga turut terkena sorotan sebagai tempat tumbuhnya radikalisme. Seperti penyataan Kepala BNPT Komjen, Boy Rafli Amar yang mengungkap ada sejumlah pondok pesantren yang terafiliasi dengan kelompok terorisme. Hal itu disampaikan pada rapat kerja dengan Komisi III DPR RI.

Hal ini tentu menjadi katakutan ditengah masyarakat. Menjadikan orang takut dengan pesantren. Serta menjauhkan anak anak mereka dari pesantren. Sangat disayangkan seharusnya BNPT tidak terburu-buru dalam memberikan stigmatisasi . Hal ini akan menimbulkan keresahan dan stigma negatif terhadap pesantren.

Menuduh Masjid dan pondok pesantren sebagai tempat afiliasi terorisme dan radikalisme adalah tindakan yang sangat jahat, sebab terorisme jelas dilarang dalam Islam. Aksi terorisme dengan menghilangkan nyawa seseorang tanpa sebab yang jelas merupakan kejahatan yang luar biasa.

Begitu juga mengaitkan masjid sebagai tempat tumbuh suburnya pemahaman radikal merupakan tuduhan yang tak berdasar. Karena hingga saat ini belum jelas pemahaman radikal seperti apa yang dimaksud pemerintah. Seharusnya dijelaskan bagaimana mengukur radikal dan teroris itu, dengan apa metodenya.
Sehingga tidak boleh asal menuduh tanpa bukti yang jelas. Karena jika hanya tuduhan tanpa bukti dan indikator yang jelas, masyarakat akan menganggap pemerintah sebenarnya anti terhadap Islam atau islamophobia. Gencarnya tuduhan radikal dan teroris yang hanya ditujukan untuk umat Islam, namun disaat yang sama aksi teror yang dilakukan KKB di Papua tidak disebut teroris dan radikal padahal nyata-nyata mereka membunuh puluhan anggota TNI dan warga sipil. Malah dinyatakan sebagai “saudara kita”. Ini sungguh aneh.
selain itu klaim radikal dan teroris tanpa dasar yang jelas akan melahirkan perpecahan dan kegaduhan di tengah-tengah umat. Framing negatif dan tidak adil terhadap umat Islam akan terus berkembang di masyarakat. Solusi pemerintah yakni dengan mengangkat dan mengelu-elukan Islam moderat sebagai “model Islam” terbaik juga tak tepat, justru menimbulkan perpecahan baru ditubuh umat Islam sendiri.

Islam moderat diopinikan sebagai titik temu solusi dalam kenyataannya umat Islam dipakasa untuk menerima hasil kesepakatan yang bertentangan dengan Islam. Contohnya, HAM yang menduduki posisi lebih penting dibandingkan Al-Qur’an. Jika ada sebuah persoalan, lalu mengambil pijakan dari Al-Qur’an dan bertentangan dengan HAM maka stigma radikal akan melayang padanya.

Sebenarnya label radikal dan tuduhan teroris ini adalah lagu lama. Hal ini digaungkan barat untuk memecah belah umat Islam. Perang melawan teroris adalah agenda barat dengan skenario yang mereka buat sendiri. Sejak keruntuhan gedung kembar WTC tahun 2001 saat itulah mulai muncul istilah "terorisme". Indikator terorisme sesuai dengan kaca mata barat yakni berpemaham radikal, umat Islam yang ingin menerapkan Islam secara kaffah, yang menolak demokrasi, HAM dan kebebasan.

Narasi ini dibuat Barat untuk melakukan intervensi ke negeri-negeri kaum muslimin tak terkecuali Indonesia. Barat ingin terus mengukuhkan higemoni, dominasi dan penjajahan atas negeri kaum muslim. Standar ganda inilah yang
dibuat barat untuk terus memfitnah umat Islam. Membuat label buruk terhadap Islam dan dengan leluasa menjajah dan menjarah negeri muslim.

Sudah seharusnya umat Islam sadar bahwa kita tidak patut di pecah belah. Saatnya kita terlibat aktif dalam upaya penyadaran umat. Melepaskan dominasi barat atas umat Islam. Umat harus sadar bahwa negara yang mandiri tidak disetir oleh pihak asing. Umat harus sadar bahwa ajaran Islam adalah ajaran mulia yang datang dari Allah Sang Pencipta. Tidak layak disandingkan dengan framing-framing negatif.

Maka marilah kita semua, semua elemen masyarakat muslim yang dipersatukan dengan akidah islam berjuang bersama-sama, jangan mau di pecah belah Wallahu a’lam bishawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak