Bulan Rojab, Tersimpan Sejarah Dalam Runtuhan Peradaban



Oleh : Ummu Hanif, Pemerhati Sosial Dan Keluarga

Ada ungkapan yanag mengatakan bahwa ummat yang baik adalah ummat yang mengenal sejarah & peradabannya. Tidak sedikit diantara kaum muslimin yang tidak mengenal dengan baik sejarah panjang peradaban Islam. Salah satunya adalah peristiwa 3 Maret, tepatnya ditahun 1924. Bencana besar yang menimpa peradapan mulia, dengan keruntuhan penjaganya yaitu daulah Islam. Sejarah itu telah terkubur oleh hiruk pikuk dunia. Luka di hati umat segera terhapus dengan banyaknya luka yang baru. Persoalan menumpuk dan semakin ruwet, menambah kejumudan umat hingga sampai pada titik umat sekedar bisa memikirkan kepentingan pribadi dan itupun semakin merosot dengan hanya terkonsentrasi memikirkan hajah seputar perut dan kelamin. Sungguh miris, dengan hancurnya peradapan mulia, maka Alloh hinakan manusia hingga derajat asfala saafiliin (derajat yang paling rendah). Umat teraniaya dinista, dicoba dimatikan idealismenya, sebagian lain umat menganiaya dan menista diri sendiri dengan hubudunya (cinta dunia)

Tanggal 3 Maret memang bukan hari ratapan. Ratapan itu tiada guna. Tetapi seharusnya kita gencar mengenalkan sejarah ini sebagai washilah untuk membangkitkan ghiroh umat yg tertimbun oleh reruntuhan peradaban. Kita harus mengajak umat untuk.menyadari bahwa dia memilki harta yang berharga, yaitu mabda Islam (ideologi Islam). Mabda Islam bagai permata, sekalipun tertimbun akan tetap memiliki kilaunya.

Dan bila kita belajar hadis, tarikh, serta mengamati fakta, kita optimis bahwa hegemoni mabda yang menghancurkan peradaban Islam akan segera berganti. Bisyaroh Rosululloh telah memberikan harapan bahwa umat ini akan kembali meraih kemulian. Pun pula kita melihat, kapitalisme telah berada di jurang kehancuran. Dia tak ubahnya seperti manusia yang mengalami percepatan penuaan dengan berbagai penyakit, akibat gaya hidup yang merusak.

Kini, fajar kemenangan islam telah menyingsing. Peradaban Islam akan kembali terbit menyinari umat agar tidak jatuh dilembah yang gelap dan berlumpur. Peradaban islam akan memberi kehangatan dan menyuntikkan energi untuk bangkit kembali. Sebagaimana matahari, yang memastikannya terbit setiap pagi. Demikian juga peradaban Islam, siapapun tak kan mampu menghalangi, karena Alloh sudah menciptakan skenarionya. Tugas kita manusia hanyalah menjalankan kewajiban, menyiapakan diri dan umat untuk layak hidup dalam atmosfir peradapan mulia. Jadi janganlah berdiam diri, segera ambil bagian sebelum menyesal nanti.

Wallahu a’lam bis ash showab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak