Oleh: Sarni Puspitasari
Saat ini kita telah berada di bulan Rajab, yang artinya sebentar lagi umat Islam akan menyambut bulan Ramadahan.
Bulan Rajab merupakan bulan ketujuh dalam kalender Hijriah. Kata Rajab sendiri berasal dari Bahasa Arab yang artinya “keagungan”,“kebesaran” atau “kemuliaan”.
Dengan demikian, Rajab merupakan salah satu bulan yang dimuliakan Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari-Muslim).
Salah satu bulan yang mulia adalah bukan Rajab. Dikatakan sebagai bulan yang mulia sebab ia masuk dalam kategori bulan-bulan haram alias dimuliakan oleh Allah SWT.
Allah berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Artinya: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram." (QS At-Taubah:36).
Bulan Rajab memiliki banyak keistimewaan di bulan ini juga ada banyak momentum luar biasa bagi umat Islam seperti peristiwa Isra Mi'raj, perang Tabuk, hijrahnya umat Islam ke Habsyah dan direbutnya Baitul Maqdis oleh kaum Muslim dari kungkungan Yahudi Israel pada tanggal 28 Rajab 583 H oleh Salahuddin al-Ayyubi.
Bulan Rajab juga merupakan bulan pengampunan, sehingga umat Islam diperintahkan untuk memperbanyak istighfar. Imam Ja’far ash Shadiq meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Rajab adalah bulan pengampunan bagi umatku, maka perbanyaklah beristighfar di bulan ini, karena Ia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Bulan Rajab dijuluki dengan al-Ashab (pelimpahan) karena pada bulan ini rahmat Allah dilimpahkan kepada umat-Ku, karena itu perbanyaklah mengucapkan Astagfirullah wa as’aluhu al-taubah yang artinya “aku memohon ampun kepada Allah dan aku meminta kepada-Nya agar diterima taubatku”.
Selain bulan yang penuh ampunan, bulan Rajab juga menjadi saksi atas peristiwa penting yaitu Isra Miraj.
Peristiwa Isra Miraj terjadi pada 27 Rajab. Mengutip dari Fiqh al-Sîrah al-Nabawiyah oleh Said Muhammad Ramadhan al-Buthy (2012: 108), kala itu Rasulullah SAW menempuh perjalanan dari Masjid al-Haram di Mekkah menuju Masjid al-Aqsha di al-Quds, Palestina.
Sedangkan Miraj adalah naiknya Rasulullah SAW menembus lapisan langit yang tidak bisa dijangkau oleh semua makhluk, malaikat, jin dan manusia. Perjalanan tersebut berlangsung hanya dalam waktu satu malam.
Peristiwa ini tentu berada di luar nalar manusia. Namun justru inilah bukti bahwa tidak ada sesuatu yang sulit jika Allah telah berkehendak.
( kumparan.com)
Peristiwa penting lainnya yaitu peristiwa yang paling menyedihkan dan tidak boleh dilupakan oleh umat Islam, yaitu peristiwa hilangnya kemuliaan umat, yang terjadi pada tanggal 28 Rajab 1342 Hijriah, tepatnya 3 Maret 1924, dimana kaum Muslim kehilangan kepemimpinan mereka yakni Khilafah Islamiah. Yaitu runtuhnya institusi khilafah yang selama 14 abad menaungi kehidupan umat Islam di seluruh dunia. Keruntuhan khilafah inilah awal mula pintu keburukan bagi umat Islam.
Dimana umat Islam dipaksa meninggalkan ajaran Islam, meninggalkan sebagian syariatnya dan mengambil sebagian.
Umat Islam dipaksa menerapkan aturan buatan manusia yang batil. Negeri-negeri Islam tercerai-berai,
dipisahkan oleh batas-batas negara.
Semua berjalan sendiri bahkan ada yang saling bermusuhan. Syariat Islam diabaikan, bahkan dicampakkan, petunjuk hukum yang Allah turunkan tak lagi diamalkan secara kaffah, yang tersisa hanyalah aspek ritual saja.
Semua diganti dengan hukum dan aturan buatan manusia, sistem sekuler kapitalis yang asasnya memisahkan agama dari kehidupan. Akibatnya, kehidupan umat Islam pun terus terpuruk, serba sempit, jauh dari sejahtera,
kekayaan mereka dirampas, kehormatan umat Islam dinodai, pemikiran dan budaya pun dirusak hingga tidak tersisa.
Maka dengan datangnya bulan Rajab ini semestinya menjadi momentum yang tepat bagi umat islam untuk merenungkan kembali sejarah dan mengambil hikmah.
Sudah saatnya kita mengembalikan kehormatan umat Islam dan Kembali kepada syari'at Islam yang mana hanya dengan inilah umat Islam akan hidup sejahtera dan penuh dengan kemakmuran.
Tidak seperti saat ini, Umat hidup dalam kepedihan dan selalu tertindas hal ini karena sistem sekuler yang diterapkan saat ini hanya berpihak pada para penguasa serta pemilik modal.
Umat Islam akan kembali berjaya ketika hidup dalam naungan Islam kaffah seperti yang sudah terbukti mampu mensejahterakan umat selama kurang lebih 14 abad.
Karena hanya Islam kaffah lah yang mampu mengembalikan kemuliaan kesejahteraan dan kebahagiaan hakiki. Sudah saatnya umat Islam mencampakkan aturan-aturan hidup sekuler dan kembali kepada aturan-aturan Islam. Wallahu a’lam bishshawwab.