Oleh: Sarni Puspitasari
Bagi umat Islam, bulan Rajab memiliki kedudukan yang istimewa. Salah satunya karena Rajab termasuk bulan yang disucikan dalam tafsir Qurthubi. Beliau berkata: “Perbuatan dosa di bulan haram hukumannya dilipatgandakan, sebagaimana pahala amal saleh dilipatgandakan.” (Tafsir al-Qurthubi 8/68)
Bulan Rajab juga dikatakan sebagai bulan yang mulia sebab ia masuk dalam kategori bulan-bulan haram alias dimuliakan oleh Allah SWT.
Allah berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Artinya: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram." (QS At-Taubah:36).
Bulan Rajab merupakan bulan ketujuh dalam kalender Hijriah. Kata Rajab sendiri berasal dari Bahasa Arab yang artinya “keagungan”,“kebesaran” atau “kemuliaan”.
Dengan demikian, Rajab merupakan salah satu bulan yang dimuliakan Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari-Muslim).
Mengutip dari akurat.co ada beberapa keistimewaan bulan Rajab, diantaranya yaitu;
Pertama, kenikmatan luar biasa di Surga
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi dari Annas bin Malik, yakni:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ نَهْراً يُقَالُ لَهُ رَجَبٌ مَاؤُهُ أَشَدُّ بَيَاضاً مِنَ اللَّبَنِ، وَأَحْلَى مِنَ العَسَلِ، مَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ يَوْماً وَاحِداً سَقَاهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ النَّهْرِ
Artinya: “Sesungguhnya di surga ada sungai yang disebut dengan sungai ‘Rajab.’ Airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Barangsiapa berpuasa satu hari pada bulan Rajab, maka Allah akan memberikan minum kepadanya dari air sungai tersebut”.
Kedua, akan dimasukan ke Surga dan dijauhkan dari api Neraka
Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi dari Ibnu Abbas, yakni:
من صام من رجب يوما كان كصيام شهر ، ومن صام منه سبعة أيام غلقت عنه أبواب الجحيم السبعة ، ومن صام منه ثمانية أيام فتحت له أبواب الجنة الثمانية ، ومن صام منه عشرة أيام بدلت سيئاته حسنات
Artinya: “Barangsiapa berpuasa sehari pada bulan Rajab, maka dia seperti berpuasa sebulan. Barangsiapa berpuasa pada bulan Rajab selama tujuh hari, maka tujuh pintu neraka ditutup untuknya. Barangsiapa berpuasa pada bulan Rajab sebanyak delapan hari, maka delapan pintu surga dibuka untuknya. Barangsiapa berpuasa pada bulan Rajab sebanyak sepuluh hari, maka keburukannya diganti kebaikan”.
Dalam hal ini, Imam As-Suyuthi mengomentari hadist tersebut, bahwa menurutnya ketiga hadits itu merupakan hadist yang memiliki kualitas dhaif (lemah), namun itu boleh dijadikan sebagai fadhilah amal.
Disamping beberapa keistimewaan diatas ada juga beberapa peristiwa penting bagi umat Islam. Peristiwa penting itu ialah Isra Mi'raj, perang Tabuk, hijrahnya umat Islam pertama kali ke Habsyah dan direbutnya Baitul Maqdis oleh kaum Muslim dari kungkungan Yahudi Israel pada tanggal 28 Rajab 583 H oleh Salahuddin al-Ayyubi.
Peristiwa Isra Miraj terjadi pada 27 Rajab. Mengutip dari Fiqh al-Sîrah al-Nabawiyah oleh Said Muhammad Ramadhan al-Buthy (2012: 108), kala itu Rasulullah SAW menempuh perjalanan dari Masjid al-Haram di Mekkah menuju Masjid al-Aqsha di al-Quds, Palestina.
Sedangkan Miraj adalah naiknya Rasulullah SAW menembus lapisan langit yang tidak bisa dijangkau oleh semua makhluk, malaikat, jin dan manusia. Perjalanan tersebut berlangsung hanya dalam waktu satu malam.
Peristiwa ini tentu berada di luar nalar manusia. Namun justru inilah bukti bahwa tidak ada sesuatu yang sulit jika Allah telah berkehendak.
( kumparan.com)
Peristiwa penting lainnya yaitu peristiwa yang paling menyedihkan dan tidak boleh dilupakan oleh umat Islam, yaitu peristiwa hilangnya kemuliaan umat, yang terjadi pada tanggal 28 Rajab 1342 Hijriah, tepatnya 3 Maret 1924, dimana kaum Muslim kehilangan kepemimpinan mereka yakni Khilafah Islamiah. Yaitu runtuhnya institusi khilafah yang selama 14 abad menaungi kehidupan umat Islam di seluruh dunia. Keruntuhan khilafah inilah awal mula pintu keburukan bagi umat Islam.
Dimana umat Islam dipaksa meninggalkan ajaran Islam, meninggalkan sebagian syariatnya dan mengambil sebagian.
Umat Islam dipaksa menerapkan aturan buatan manusia yang batil. Negeri-negeri Islam tercerai-berai,
dipisahkan oleh batas-batas negara.
Syariat Islam diabaikan dan semua diganti dengan hukum dan aturan buatan manusia, sistem sekuler kapitalis yang asasnya memisahkan agama dari kehidupan. Akibatnya, kehidupan umat Islam pun terus terpuruk, serba sempit, jauh dari sejahtera,
kekayaan mereka dirampas, kehormatan umat Islam dinodai, pemikiran dan budaya pun dirusak hingga tidak tersisa.
Dengan datangnya bulan Rajab ini semestinya menjadi momentum yang tepat bagi umat islam untuk merenungkan kembali sejarah dan mengambil hikmah.
Sudah saatnya kita mengembalikan kehormatan umat Islam dan Kembali kepada syari'at Islam yang mana hanya dengan inilah umat Islam akan hidup sejahtera dan penuh dengan kemakmuran.
Tidak seperti saat ini, Umat hidup dalam kepedihan dan selalu tertindas hal ini karena sistem sekuler yang diterapkan saat ini hanya berpihak pada para penguasa serta pemilik modal.
Umat Islam akan kembali berjaya ketika hidup dalam naungan Islam kaffah seperti yang sudah terbukti mampu mensejahterakan umat selama kurang lebih 14 abad.
Karena hanya Islam kaffah lah yang mampu mengembalikan kemuliaan kesejahteraan dan kebahagiaan hakiki.
Wallahu a’lam bishshawwab.