Apakah Toleransi Akan Terwujud dengan Moderasi Beragama?

 


Oleh Siti Uswatun Khasanah 

(Aktivis Dakwah Millenial)


Moderasi beragama merupakan salah satu dari program utama Kementerian Agama Republik Indonesia yang akan ditargetkan pada tahun 2022 ini. Tahun 2022 dicanangkan sebagai tahun toleransi beragama internasional. Ide moderasi beragama ini mulai memasuki seluruh elemen masyarakat. Seperti yang dinyatakan oleh Kakanwil Kal-Sel Dr. H. Muhammad Tambrin M.M.Pd, bahwa toleransi beragama menjadi skala prioritas kerja. Untuk melaksanakan program ini, Kakanwil Kal-Sel menyatakan bahwa FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama akan mendapatkan suntikan dana sebesar 70 juta tiap kabupaten/kota untuk menyelenggarakan kegiatan berbasis toleransi dan moderasi beragama. Kakanwil berharap agar tokoh agama, lembaga keagamaan dan tokoh masyarakat dapat berperan menyukseskan program ini. 


Moderasi beragama juga meliputi kaum pelajar. Seperti yang dilaksanakan oleh Kemenag Tabalong. Dalam rangka memperingati Hari Bakti Amal Kemenag RI ke-76, Kemenag Tabalong menggelar lomba pidato moderasi beragama bagi pelajar MTs dan MA pada 22 Desember 2021. Peserta terbaik akan dinobatkan sebagai duta moderasi beragama. Hal ini dilakukan, agar kaum pelajar juga memahami ide moderasi beragama yang digencarkan pemerintah. 


Program ini juga dilaksanakan pada lembaga perkawinan, yang mana lembaga. Penghulu, kepala KUA dan karyawan KUA yang merupakan bagian dari Kementerian Agama ini dituntut untuk meningkatkan pemahamannya tentang moderasi beragama. 


 Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin pada  agenda Literasi Keragaman dan Titik Moderasi Beragama menjadi tema yang diangkat dalam refleksi akhir tahun yang digelar FKUB Kalimantan Selatan.


"Agama itu sendiri tentu moderat, tidak berlebih-lebihan karena datang dari Tuhan. Tapi seperti tadi, pemahaman kita terhadap agama yang membawa kita pada pengamalan agama, boleh jadi kita terjerembab pada pengamalan yang berlebih-lebihan,” jelas Lukman


Apa maksud dari kata berlebih-lebihan menurut Lukman ini? 

Mereka sering menyebut orang yang berlebih-lebihan dalam beragama dengan kata radikal atau bahasa kasarnya mabuk agama. Mereka menganggap orang yang berlebih-lebihan dalam beragama sebagai orang yang intoleran. Dalam pandangan mereka, beragama mestilah moderat agar tercipta kedamaian antar pemeluk agama.


 Moderat berarti menerima paham-paham di luar dari Islam. Bagi mereka mempelajari agama dan mengamalkannya tak perlu berlebihan agar tidak merasa diri paling benar dan menanggap orang lain salah, mungkin itulah yang menjadikan orang radikal menurut mereka.


Padahal sejatinya, memahami Islam mestilah secara keseluruhan. Tidak ada istilah berlebihan dalam memahami Islam, karena memahami Islam harus mendalam dan mengamalkannya pun harusnya secara keseluruhan. Ketika kita telah memilih Islam sebagai akidah kita, maka apapun yang kita lakukan haruslah sesuai dengan Islam. 

Justru karena Islam itu datang dari Allah Tuhan seluruh alam, maka aturannya pun meliputi segala sendi kehidupan. 


Dalam Islam, seorang yang berakidah Islam mestilah percaya seratus persen bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar, karena inilah keimanan yang sejati. Menganggap ada agama lain yang benar selain Islam sama dengan menganggap ada Tuhan lain selain Allah artinya keimanannya bukan keimanan sejati. Islam pun mesti membuang jauh-jauh paham atau ide di luar dari Islam, sebab pemikiran merupakan hal terpenting bagi manusia dalam bertindak, mempengaruhi pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari. 


Maka dengan ini dinyatakan bahwa moderasi beragama  bertentangan dengan Islam. Sebab moderasi beragama menginginkan agar perilaku kita tidak harus selalu terpaku pada ajaran agama, menerima ajaran agama lain dan berani mengadopsi ide di luar dari Islam. Moderasi beragama ini sejatinya merupakan pesanan barat yang didasari oleh ide-ide barat, yaitu sekularisme, pluralisme, sinkretisme. 


Sekularisme merupakan paham yang memisahkan antara agama dan kehidupan utamanya kehidupan bernegara, singkatnya boleh menyembah Allah tetapi tidak boleh menjadikan Al-Qur'an sebagai aturan. Pluralisme merupakan paham yang menganggap semua agama sama, dengan kedok menghargai setiap kepercayaan. Sedangkan sinkretisme merupakan paham yang berasal dari perpaduan antara beberapa kepercayaan atau aliran agama, singkatnya mencampur adukan antara yang haq dengan yang bathil.


 Paham-paham ini tentunya tidak sesuai dengan Islam. Apalagi paham-paham ini akan menumbuh suburkan ide-ide rusak lainnya seperti feminisme yang menginginkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Dimana feminisme ini tentunya jauh dari Islam, jika ada feminis yang menggunakan dalil-dalil Al-Qur'an sebagai dalih maka hal itu seperti memaksa Islam agar sesuai dengan ide mereka. Dengan menafsirkan dalil sesukanya, mereka membenarkan L967 yang sejatinya jauh dari Islam. 


Mereka menyerang poligami yang sebenarnya diperbolehkan dalam Islam, mereka juga menyerang syariat hijab dan syariat nikah yang diajarakan dalam Islam. Jika moderasi beragama terus digencarkan maka feminisme akan semakin tumbuh subur.


Mungkin sebagian besar kaum Muslim hanya memahami Islam sebagai agama dan akidah. Namun, lebih daripada itu yang harus diketahui dan dipahami oleh Muslim bahwa Islam adalah ideologi terbaik di dunia ini. Islam ditetapkan sebagai ideologi karena aturan Islam telah memenuhi syarat ideologi, yaitu memancarkan peraturan. Islam dengan seperangkat aturan yang berasal dari Al-Qur'an dan hadist ini merupakan aturan yang sesuai dengan fitrah manusia. 


Moderasi beragama ini sebenarnya adalah ekspresi daripada ketakutan para kapitalis terhadap ideologi Islam. Sebab jika Islam diterapkan maka mereka tidak dapat berkuasa sesukanya seperti sekarang ini. Maka mereka melemahkan Muslim dengan menyerang pemikiran kaum Muslim, menuduh orang-orang yang menginginkan syariat Islam diterapkan dan memperjuangkan khilafah serta menolak bentuk penjajahan mereka dan menolak pemikiran Barat sebagai orang yang radikal dan ekstrim.


 Tuduhan radikal ini sebenarnya merupakan kelanjutan daripada tuduhan teroris terhadap kaum Muslim. Begitupun dengan adanya moderasi beragama ini pun merupakan kelanjutan daripada program Islam Nusantara yang telah lalu. Pada intinya, ketakutan Kafir pada Islam ini akan menjadikan mereka terus bergerak melemahkan kaum Muslim dengan menjauhkan Muslim dari ajaran Islam.


 Bahkan dari ketakutannya itu, merekapun akan membuat  Muslim takut terhadap ajarannya sendiri. Lihatlah kondisi pada hari ini, masyarakat sangat jauh dari ajaran Islam, utamanya pemuda dan pemudi yang terlena menikmati hiburan asing dan semakin berani mengadopsi ide-ide Barat yang bertentangan dengan Islam. Pada intinya, hari ini kita terlibat dalam perang pemikiran sehingga kita mudah terjajah dengan sukarela.  


Sesungguhnya, untuk mencapai kedamaian hakiki dengan toleransi beragama bukan dengan moderasi beragama. Moderasi beragama ini justru akan menimbulkan masalah antarumat beragama, karena dalam agama gaya moderat ini memaksakan setiap keyakinan agar selaras dan setara. Padahal keyakinan yang berbeda itu tidak dapat dianggap sama. Contohnya saja, ketika kita umat Muslim dipaksa mengucapkan selamat natal untuk Nasrani dengan alasan toleransi padahal itu adalah larangan dari Allah. Maka dengan itu kita seperti dipaksa untuk mengikuti Kaum Mereka. Contoh lain, ketika ada oknum dari kaum Muslim yang bershalawat di dalam gereja, itu pun akan menganggu peribadatan mereka. Ini jelas bukan toleransi yang diajarkan dalam Islam.


 Islam mengajarkan bertoleransi dengan baik, membiarkan mereka beribadah dan menjalankan ajaran agamanya tanpa memaksanya untuk masuk Islam apalagi ikut-ikutan perayaan mereka.


Maka Islam Kafah menawarkan solusi hakiki agar tercipta toleransi dan kedamaian hakiki. Ideologi Islam pernah diterapkan oleh negara adidaya pada masanya selama 13 abad dan menguasai dua pertiga dunia dalam naungan Daulah Islam seluruh manusia dari berbagai agama hidup damai dan tentram penuh toleransi. 


Islam memang menolak pluralisme karena tidak sesuai dengan fitrah, namun Islam sangat menghargai pluralitas karena itu bagian dari fitrah. Jadi, Islam tidak pernah memaksakan orang di luar dari Islam untuk memeluk Islam. Seperti firman Allah : 


 لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ

“Tidak ada paksaan dalam memeluk agama (Islam).”

(Q.S Al-Baqarah(2):256)


Islam memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada Kafir Dzimmi yaitu Kafir merdeka dan terlindungi oleh Daulah Islam, haram untuk diperangi, bersikap saling tolong menolong dan mengasihi asalkan tidak berpotensi merusak akidah Islam.


 Dalam negara Islam Kafir Dzimmi memiliki hak seperti Umat Muslim, berhak berpendidikan, mendapatkan kebutuhan pokok, hak berpendapat, dan hak beribadah sesuai ajaran agamanya. Adapun kewajibannya dalam hal sosial juga sama dengan Kaum Muslim. 


Negara Islam pastinya akan berusaha sekuat-kuatnya untuk menjaga akidah Muslim, dan menjaga pemikirannya agar tidak berani mengadopsi ide selain dari Islam.


 Pandangan Islam terhadap laki-laki dan perempuan pun sama, yaitu sama-sama wajib beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, sama-sama harus menaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Adapun yang membedakannya adalah letak kewajiban dan haknya. 


Perbedaan ini bukan untuk membedakan secara tingkatan derajatnya, misalnya lebih tinggi laki-laki lebih rendah perempuan atau sebaliknya. Yang Islam maksud adalah perbedaan sesuai dengan letak, tepat pada porsinya. Perempuan dan laki-laki memiliki potensi yang berbeda sesuai penciptaannya. Maka hak dan kewajibannya pun mesti berbeda, karena itulah kesetaraan gender tidak sesuai dengan fitrah manusia. Sebab adil tak harus setara, tapi adil adalah sesuai letak, tepat pada porsinya.


 Dengan ini maka akan tercipta kedamaian dan toleransi yang hakiki. Maka hanya dengan Islam toleransi akan tercipta. 


Maka jika kita terlibat perang pemikiran dengan Barat yang sebenarnya takut dengan kebangkitan Islam. Maka kita harus bangga dengan Islam dan membenahi pemikiran  Muslim dengan Islam kafah. Dakwah Islam harus terus dilakukan dalam kondisi sesulit apapun. Agar kemenangan Islam segera terwujud.


Wallahu a’lam bishawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak