Oleh :Siti Fatimah (Pemerhati Sosial dan Generasi)
India yang merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, saat ini tengah mengalami krisis kemanusiaan yang sangat memprihatikan. Seruan pembersihan etnis terhadap penduduk yang memeluk agama Islam yang dilakukan oleh kelompok umat Hindu banyak dikecam oleh berbagai pihak mulai dari tokoh masyarakat, para aktivis hingga mantan kepala militer. Pernyataan para pemimpin agama Hindu yang sangat provokatif dengan seruannya untuk mempersenjatai diri dan melakukan genosida terhadap umat Islam telah diselidiki oleh Mahkamah Agung India. Namun anehnya tidak ada penangkapan terhadap para tersangka, polisi hanya melakukan tindakan interogasi. Sejak partai sayap kanan Hindu Partai Bharatiya Janata (BJP) memerintah negara bagian Uttarakhand, di bawah Perdana Menteri Narendra Modi yang memenangkan pemilu pada tahun 2014 dan 2019 serangan terhadap umat Islam maupun minoritas semakin meningkat.
Hal ini diperparah oleh tidak adanya hukuman terhadap mereka sehingga membuat para ekstrimis Hindu ini semakin berani berbuat kerusuhan. Spekulasi pun muncul terkait pembiaran atas tindakan anarkis terhadap kaum minoritas bahwa ini merupakan bentuk dukungan diam-diam pemerintah India dalam rangka mewujudkan negara Hindu. Meskipun tindakan komunal tersebut berpotensi dan beresiko menghancurkan eksistensi sang negeri Barata tersebut.
Umat Islam dilarang untuk melakukan sholat Jum'at berjamaah di depan publik, umat Islam juga beberapa kali telah mendapatkan ancaman serta slogan-slogan fanatik saat melakukan ibadah. Bahkan menurut kantor berita Al-Jazeera tertanggal 2 Januari 2022, seorang jurnalis asal Khasmir telah mendapati dirinya di jual secara online dalam situs 'Sulli Deals'. Bahkan seorang ibu yang sudah berumur 65 tahun pun tak luput dari penjualan online yang mereka lakukan.
Tak hanya itu situs 'sulli Deals' juga dilaporkan telah mengunggah identitas wanita-wanita muslim untuk dijual setidaknya sebanyak 80 orang. Hal yang sama juga telah dilakukan situs 'Bulli Bai' yang telah memajang kurang lebih 100 wanita muslim termasuk seorang publik figur bernama Shabana Azmi, istri seorang hakim, beberapa jurnalis, aktifis dan juga beberapa politikus wanita.
Demokrasi telah berada dalam babak akhir menuju kehancurannya. Begitu pun dengan India, demokrasi yang dipraktekkan dalam pemerintahan negeri Anak Benua tersebut telah dinyatakan 'cacat'. Islamophobia yang begitu besar terhadap umat Islam telah membawa negeri ini terperosok pada reputasi buruk serta tindakan tak manusiawi tersebut telahmencoreng citra agama Hindu.
Begitulah nasib umat tanpa adanya junnah. Pelindung yang dapat memproteksi keselamatan umat baik muslim maupun non-muslim dari kezaliman. Dunia bersama Demokrasi Kapitalisme benar-benar dalam kerusakan, baik secara fisik maupun dari sisi kemanusiaan. Hukum yang diterapkan oleh sistem kufur ini telah membuat kacau tatanan kehidupan. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh negara-negara penganut demokrasi kapitalisme sangat merugikan rakyatnya dan membawa mereka pada situasi kemiskinan yang teramat parah. Hukum yang dibuat bersifat kontradiktif sehingga hanya menimbulkan kegaduhan dan kerusuhan bahkan pertikaian (genosida). Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاِ ذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَ رْضِ ۙ قَا لُوْاۤ اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi!" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.""
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 11)
اَ لَا ۤ اِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ وَلٰـكِنْ لَّا يَشْعُرُوْنَ
"Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 12)
Sudah saatnya umat menyadari bahwa manusia perlu untuk kembali kepada fitrahnya. Kembali kepada Allah SWT, menyembah Allah tanpa mempersekutukan-Nya, tunduk dan patuh kepada perintah-perintahnya yang tertuang dalam hukum syariat. Hanya Islam yang mampu melindungi umat Islam India dan negeri-negeri muslim lainnya dibawah institusi negara Islam yang disebut khilafah. Hanya negara yang mampu membuat keputusan, melindungi dan meriayah mereka berdasarkan hukum syariat dan itu hanya mampu terwujud dengan tegaknya khilafah ala minhajin nubuwwah. Wallahu a'lam bishawab. []