Vaksin Booster Benarkah Hentikan Virus Baru?



Oleh : Nurfillah Rahayu

( Team Pejuang Pena Dakwah ) 


Setelah vaksin 1 dan 2 kini pemerintah kembali menggiatkan Vaksin ketiga dengan sebutan vaksin booster.

Dilansir dari KOMPAS.com ( 17 Januari 2022 ) Pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai, pemerintah seharusnya melarang masyarakat untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.

Terutama, setelah ditemukannya virus corona varian B.1.1.529 atau Omicron di Tanah Air. 

Kalau kita negara hukum ya tidak ada lagi imbauan. Harusnya semua (perjalanan ke luar negeri) dilarang sementara waktu sampai situasi kondusif,” ucap dia.

“Kecuali sifatnya khusus menyangkut hubungan luar negeri atau diperbolehkan dengan syarat yang sangat ketat,” jelas Trubus.

Selain itu Trubus juga mengkritisi pola komunikasi pemerintah terkait masuknya varian Omicron saat ini.

Dalam pandangannya, komunikasi pemerintah tidak menunjukan permintaan pada masyarakat untuk waspada terhadap penyebaran varian Omicron.

“Pemerintah kadang mereduksi informasi atau terlalu meremehkan. Harusnya kita itu justru lebih waspada saat ini bukan meremehkan,” tuturnya.

Lagi-lagi kebijakan pemerintah terhadap virus varian baru ini menuai banyak protes. 

Walaupun Pemerintah menyiapkan vaksinasi booster, namun ini bukanlah solusi menghentikan sebaran virus dan beragam varian baru yang kini menyebar dari berbagai negara. Seharusnya ada kebijakan penghentian perjalanan luar negeri untuk mencegah masuknya varian baru kasus impor bukan malah membuka pintu kedatangan masuk ke dalam negeri seperti sekarang yang dilakukan pemerintah. 

Sistem kapitalisme saat ini jelas sekali lebih mendahulukan kepentingan materi dibanding keselamatan rakyat yang utama. 

Dalam islam penanganan wabah seperti ini ada solusinya. Berdasarkan catatan sejarah, pernah ada wabah penyakit pada masa Rasulullah dan sahabat. Meskipun bukan virus mematikan layaknya Covid-19, wabah pada masa itu juga menular dengan cepat dan menyebabkan tidak sedikit orang terkena dampaknya. Pada masa itu, salah satu wabah yang sering terjadi adalah kusta atau lepra.

Sebagai tindakan pencegahan, Rasul memerintahkan untuk tidak berdekatan dengan penderitanya maupun wilayah yang terkena wabah. 

Konsep karantina wilayah ini seperti diungkapkannya dalam HR Bukhari yaitu :

Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.”

Dalam menghadapi wabah penyakit, Nabi Muhammad SAW memberikan konsep karantina untuk menyelamatkan nyawa manusia dari ancaman kematian akibat wabah penyakit. 

Dari Abu Hurairah ra Rasulullah saw bersabda:

"Imam itu bagai benteng; tempat umat berperang di belakangnya dan berlindung dengannya" (HR Muslim).

Dalam hadits itu disebutkan, bahwa imam (pemimpin atau penguasa) itu bagaikan perisai bagi rakyatnya, maka pemimpin harus mampu melindungi dan mengayomi rakyatnya dari berbagai hal yang mengancamnya; termasuk virus varian baru yg sedang beredar seperti sekarang ini. 

Wallahu a’lam bi shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak